Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Susahnya Menjaga Jarak Saat Berbelanja di Pasar Tradisional

24 Maret 2020   20:11 Diperbarui: 25 Maret 2020   04:56 2812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belanja di pasar. (Foto: KOMPAS.com/DASPRIANI Y ZAMZANI)

Sejak pandemi Corona melanda Indonesia, saya rajin mengupdate berita-berita mengenai Corona baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Membaca berita-berita mengenai Corona akhirnya membuat saya jadi sedikit parno, walaupun untuk kota saya sendiri berdasarkan data Corona Palembang per tanggal 23/03/2020 tercatat total 13 PDP dengan rincian 6 dinyatakan negatif, 2 meninggal dan masih menunggu hasil statusnya dan 5 sisanya masih dirawat.

Tapi penularan virus Corona berlangsung dengan sangat cepat sejak ditemukannya kasus pasien pertama Corona di Indonesia sampai dengan sekarang terdapat total ada 579 kasus Covid-19 di Tanah Air. Update corona per 23 Maret 2020 pukul 15.46 WIB.

10 hari yang lalu saya masih keluar rumah dan kebetulan ada keperluan di daerah Benteng Kuto Besak Palembang.

Pada saat itu jalan-jalan di kota Palembang ramai seperti biasanya dan daerah Benteng Kuto Besak yang berdekatan dengan Monpera, Museum Sultan Mahmud Badaruddin, sungai Musi juga ramai seperti biasa dan dipenuhi juga oleh pedagang-pedagang kaki lima.

Rasa parno saya sedikit bertambah karena sehari setelah pulang dari Benteng Kuto Besak saya agak flu.

Ada ketakutan muncul kenapa saya agak demam, apakah mungkin karena kehujanan di Benteng Kuto Besak atau yang lain sayapun mulai berpikir tidak-tidak. 

Saya ingat sempat berteduh di celah-celah benteng Kuto Besak yang sempit, di situ selain saya ada beberapa orang pekerja yang berteduh disana dan salah seorang berlogat Jakarta dan mulai saya pikir apakah orang tersebut baru dari Jakarta. Akhirnya saya tepis pikiran negatif saya.

Keesokan harinya saya pergi ke gereja seperti biasa dan pulang dari gereja saya mampir sebentar ke Mall untuk membeli jeruk lemon,dan lainnya.

Mall tersebut memang tidak begitu ramai tapi bukan karena Corona. Di kasir saya berusaha menjaga jarak 1m dengan pengunjung lainnya tetapi sulit menjaga jarak 1m dengan petugas kasir. 

Oh, ternyata Kasir tersebut flu dan dia mulai batuk-batuk dan bersin di depan saya, dan dia tidak memakai masker. 

Saya sangat terganggu sekali dengan kasir tersebut walaupun masker langka seharusnya dia bisa memakai masker kain kalaupun tidak punya dia bisa pakai saputangan ataupun tisu pada saat batuk ataupun bersin.

Pada saat pandemi Corona ini semua orang patut dicurigai baik yang flu maupun yang sehat alias tanpa symptoms. Maksud mencurigai di sini supaya setiap orang waspada dan mengurangi penyebaran virus Corona.

Saya mulai menerapkan Social distancing kalau tidak ada keperluan seperti membeli kebutuhan dapur saya tidak akan keluar rumah, sering mencuci tangan.

Dan saya amati di lingkungan perumahan tempat saya tinggal kesadaran untuk Social distancing sudah mulai diterapkan tapi masih ada juga yang abai dan menganggap angin lalu karena ada beberapa keluarga yang mengadakan pesta pernikahan dan ngunduh mantu, dan pada hari Minggu nanti masih ada tetangga yang mengundang cukuran bayi.

Ada pangkalan ojek yang tukang ojeknya masih ngumpul main kartu menunggu penumpang dan ini juga agak menganggu saya sepertinya para tukang ojek ini juga menganggap remeh Corona.

Ataupun ibu-ibu yang belanja sayuran di tukang sayur belum menjaga jarak antara satu sama yang lain, entah karena merasa tidak enak dengan tetangganya yang sama-sama belanja dan juga tidak enak tukang sayurnya. 

Belanja di warung juga masih sulit untuk menjaga jarak.Padahal untuk mencegah virus Corona menyebar perasaan tidak enak harus ditepis jauh-jauh.

Soal menjaga jarak ini juga sangat sulit diterapkan di pasar tradisional ataupun pasar kalangan karena pasar tradisional di kota saya biasanya antar ruangnya sempit.

Seperti di daerah saya tinggal ada pasar kalangan yang buka setiap hari Senin, dan saya sengaja datang jam 6 pagi karena pengunjungnya biasanya belum ramai benar tapi walaupun demikian karena pasarnya kecil maka sesama pengunjung bisa kontak fisik. 

Kalau kita belanja di supermarket menjaga jarak bisa diterapkan tapi di pasar tradisional hal ini sepertinya sulit diterapkan kecuali warga perumahan bersedia mengantri tapi mengingat jumlah warganya banyak tidak sebanding dengan luas pasar hal ini juga tidak mungkin bisa dilakukan bisa-bisa urusan belanja ini tidak cukup 24 jam.

Padahal di pasar tradisional ini juga rentan dengan penularan virus Corona jika ternyata ada orang yang positif Corona karena para penjual membeli barang dagangan mereka dari pasar besar di kota Palembang

Saya juga perhatikan hanya satu-dua orang yang memakai masker di pasar kalangan tersebut. Sejak mengalami kejadian bertemu orang yang batuk dan bersin ketika belanja dan orang tersebut tidak memakai masker maka saya putuskan untuk selalu memakai masker keluar rumah sekalipun jaraknya dekat dari rumah.

Dan untuk kalangan penjual sepertinya virus Corona tidak mempengaruhi mereka, bagus memang untuk tidak takut terhadap virus Corona tetapi harus tetap waspada bukan abai. Karena abai terhadap anjuran pemerintah dan menganggap remeh virus Corona bukan hanya merugikan diri sendiri dan keluarga tapi juga orang lain. Maka biasanya setelah belanja di pasar kalangan dan membersihkan barang belanjaan saya pun langsung mandi.

Saya berharap virus Corona berhasil diatasi dan cepat berlalu dan yang bisa dilakukan melaksanakan anjuran pemerintah untuk Social distancing, mencuci tangan sering, menjaga kebersihan dan tetap menjaga kesehatan dan meningkatkan imun tubuh. Maka jika setiap orang melaksanakannya dengan patuh maka pasti berdampak besar untuk mengatasi virus Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun