Berkembangnya K-Pop juga membawa pertumbuhan ekonomi pada negara Korea. Menurut data Forbes, Tahun 2017 kontribusi K-pop sekitar US$5 miliar atau setara Rp 72 triliun. Artinya musik K-Pop bukan sekedar industri hiburan yang meperkenalkan budaya korea tapi sudah menjadi bisnis yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Korea.
Balik lagi cerita tentang lagu-lagu daerah, Indonesia mempunyai banyak lagu-lagu daerah yang bagus dan easy listening, bisa dipopulerkan kembali mungkin dengan kompetisi menyanyi lagu-lagu daerah tapi dikemas dengan cara modern tapi tidak menghilangkan esensi daerahnya.
Ada acara survival realitas Korea Selatan yaitu The Unit yang merupakan idol Rebooting Project di mana konsep acara ini membentuk grup unit pria dan wanita yang para anggotanya adalah para idol yang telah debut tapi kurang sukses.
Jadi acara ini seperti memberikan kesempatan kedua bagi para idol ini untuk menunjukkan bakat mereka yang belum pernah mereka tampilkan sebelumnya. Penonton akan memberikan mereka suara atas penampilan mereka dan para mentor akan memutuskan apakah para peserta bisa lolos seleksi atau tidak. Para pemenang kelompok akan diberikan kesempatan ulang untuk mereka debut kembali dengan grup yang baru.
Menurut saya konsep acara ini bisa dicontoh, kita bisa melakukan hal yang serupa, dengan lomba menyanyi lagu-lagu daerah, tetapi bukan sekadar menanyi lagu-lagu daerah. Peserta melakukan rebooting untuk lagu-lagu daerah sehingga menjadi populer kembali.
Misalkan para peserta mempopulerkan kembali lagu-lagu batak seperti Sitogol-togol, Maragam-ragam, yang cukup ngebeat dan jika di arransement ulang mungkin akan sesuai dengan selera milenial, apalagi jika dilengkapi dengan tarian tor tor dengan koreografi modern tapi tidak menghilangkan esensi ke daerahannya. Dan lagu-lagu ini juga liriknya bisa dibuat dalam berbagai bahasa seperti Inggris, Korea, china ataupun Jepang.
Orang Indonesia mempunyai jenis musik yang lebih kaya daripada orang Korea, bahkan orang Korea pun masih membeli fomat barat tapi mereka mengemasnya kembali secara lokal dengan bahasa dan culutre juga artis mereka, maka pengaruh barat masih ada dalam industri Korea, tapi Korea lebih unggul dalam industri kreatif.
Maka kita bisa mencontoh dan belajar dari Korea sehingga kita dapat mengemas lagu-lagu daerah itu bisa diterima di pasaran Internasional.
Saya memang tidak mempunyai kompetensi di bidang ini, ini sekedar opini sebagai masyarakat, yang juga menginginkan industri musik Indonesiapun berkembang, terutama musik daerah, karena Indonesia dikenal dengan lagu-lagu daerahny yang beragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H