Minggu lalu, tetangga saya ada yang menikah dan kebetulan rumah tetangga saya itu dekat rumah saya. Di pesta pernikahan tetangga saya ada organ tunggal dan lagu-lagu yang dinyanyikan untuk menghibur para tamu kebanyakan lagu batak populer seperti, Maragam-ragam, Sinanggar Tullo, Situmorang, Sai Anju Ma Au dan lagu-lagu batak popler lainnya.
Saya agak terkejut mendengar lagu-lagu batak dinyanyikan karena biasanya di pesta pernikahan lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu dangdut ataupun pop Indonesia ataupun lagu-lagu lama Indonesia dan mancanegara yang terkenal.
Tetangga saya itu orang padang, jadi saya pikir mungkin suaminya orang batak, maka ada permintaan lagu-lagu batak untuk dinyanyikan. Ternyata suami tetangga saya tersebut bukan orang batak.
Saya menyadari bahwa lagu-lagu batak memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia mungkin karena musiknya termasuk easy listening jadi enak di dengar dan lagunya mudah diikuti. Tapi lagu-lagu daerah itu sepertinya semakin tergerus oleh zaman, apalagi sejak Korean Wave melanda Indonesia, mulai dari drama,K-POP.
Kalau di tahun 90- an kaum muda mengandrungi New Kids On The Block, Boyzone, Westlife, Bon Jovi dan lainnya, maka kaum milenial sekarang mengandrungi boyband seperti, BTS, Exo, Nu'Est, SHINee, Super Junior dan lainnya.
Menurut saya karena K-Pop menawarkan hal yang sedikit berbeda dari yang ditawarkan band-band dari barat. Musik K-Pop juga termasuk musik easy listening mulai dari balada, rap, dan hiphop,ngebeat, semuanya lengkap, ditambah lagi dengan dance yang memukau mengajak setiap pendengarnya untuk bergoyang, dance-dance yang ditunjukkan juga begitu kreatif dengan koreografi khas Korea.
Penampilan para boyband ini semakin sempurna dengan style mereka keren dan trendy, mulai dari pakaian, rambut, make up.
K-Pop bisa berkembang pesat karena obsesi para pendiri perusahaan hiburan seperti SM Entertainmen untuk menguasai industri hiburan global. SM Entertainment termasuk pelopor yang membawa Korean Wave ke seluruh dunia, dengan mengirimkan artis-artisnya untuk debut di China, Jepang dan bernyanyi dalam bahasa Cina, dan Jepang. pada tahun 1998.
Dan industri hiburan pun bekerja keras membentuk idol debutan mereka mempunyai kualitas yang berskala internasional, maka untuk mewujudkan ini para idol ini berlatih dengan sangat keras dan disiplin yang tinggi. Berkat kerja keras itu lambat laun K-Pop mulai dikenal di berbagai negara.
Melihat perkembangan K-Pop yang mulai dikenal dunia, Pemerintah Korea pun mendukung dengan membentuk Departemen khusus promosi K-Pop ke internasional pada tahun 2008, departemen ini di bawah Kementrian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.