Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Ingin Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Semakin Merata, Ya Pindah Ibu Kota

30 Agustus 2019   22:51 Diperbarui: 30 Agustus 2019   23:06 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika baru tamat kuliah, banyak teman-teman saya pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, karena tidak mudahnya mencari pekerjaan di daerah sementara peluang kerja di Jakarta sangat besar, dan juga di Jakarta banyak perusahaan-perusahaan besar berskala multinasional maupun internasional. Bekerja di perusahaan besar merupakan impian banyak orang.

Tidak hanya orang-orang yang berniat mencari pekerjaan swasta tapi orang-orang yang berniat untuk menjadi ASN pun berbondong-bondong pergi ke Jakarta dikarenakan departermen-departemen pemerintah pada waktu itu berkantor pusat di Jakarta dan setiap tahun membuka lowongan CPNS dan untuk ujian CPNS dilaksanakan di Jakarta sehingga untuk menjadi ASN berpeluang besar di Jakarta.

Organisasi-organisasi Internasional Non Government pun banyak berpusat di Jakarta, di daerah ada beberapa organisasi Non Government tapi tidak semua daerah yang memiliki organisasi Non Government sehingga penduduk daerah yang berniat bekerja di Organisasi Non Goernment pun akhirnya merantau ke Jakarta.

Oleh karenanya saya dan teman dulu pernah berandai-andai , seandainya Ibu kota pindah, dan setiap kota di Indonesia mempunyai fungsi masing-masing misalkan kota Jakarta khusus menjadi kota perfilman atau hiburan seperti Hollywood, dan ada kota khusus bisnis seperti New York.

Kenapa kami berandai-andai seperti itu karena pertumbuhan ekonomi tidak seimbang sehingga sulitnya mencari pekerjaan di daerah pada waktu itu, dan kami berharap dengan adanya spesifikasi setiap kota maka pemerataan pembangunan dan ekonomi di setiap daerah terjadi.

Bahkan di masa sekarang saja kalau kita buka situs lowongan pekerjaan maka bisa dipastikan lowongan pekerjaan di Jakarta jauh lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan di daerah.

Saya setuju dengan pernyataan Jokowi yang mengatakan beban Jakarta yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa sebagai salah satu alasan untuk pemindahan ibu kota.

Semuanya berpusat di Jakarta sehingga pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di pusat dan daerah menjadi tidak seimbang. Hal itu juga membuat Jakarta menjadi kota impian penduduk Indonesia untuk mewujudkan mimpinya.

Setiap tahunnya pasca Idul Fitri ribuan pendatang baru menetap di Jakarta dan untuk tahun 2019, diperkirakan sekitar 71.000 pendatang baru menetap di Jakarta. Bahkan diperkirakan ledakan penduduk Jakarta-Bandung tahun 2045 mencapai 70 juta jiwa, sedangkan saat ini jumlah penduduk Jakarta berkisar 10 juta jiwa.

Jadi ketika presiden Jokowi mempunyai wacana memindahkan ibu kota, tentu saya sangat setuju sekali walaupun bukan kota Sumatera yang dipilih sebagai ibu kota yang baru tapi Kalimantan Timur, saya tetap mendukung.

Alasan yang dikemukakan Presiden Jokowi memilih Kalimantan Timur sebagai ibu kota yang baru karena di sebagian wilayah Kalimantan Timur adalah karena lokasinya berada di tengah-tengah wilayah Indonesia dan lokasinya itu berada dekat perkotaan yang sudah terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda yang minim risiko bencana, baik banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, maupun tanah longsor. Kalimantan juga telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap.

Alasan-alasan yang dikemukakan Presiden Jokowi itu sangat tepat, sudah saatnya ibu kota berada di luar pulau Jawa, apalagi kota Jawa sudah sangat padat penduduknya. Dengan ibu kota berada di Kalimantan dapat terjadi pemerataan pembangunan bukan hanya berpusat di Pulau Jawa tapi bisa menyebar ke seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga tidak ada lagi daerah yang merasa terdiskriminasi seperti Papua ataupun derah lainnya di Indonesia.

Banyak yang menentang dengan alasan dana yang diperlukan sangat banyak berkisar 466 triliun rupiah, sementara hutang Indonesia sudah sangat besar, alangkah baiknya uang tersebut untuk pembangunan Indonesia dan pembangunan kualitas SDM penduduk Indonesia supaya semakin meningkat dan mampu bersaing dengan negara-negara maju.

Semua alasan itu benar dan masuk akal, tapi menurut saya kita harus memikirkan kondisi negara kita beberapa puluh tahun yang akan datang. Untuk memulai suatu yang baru memang tidak mudah apalagi untuk membangun ibu kota yang baru tidak sebentar tetapi memerlukan waktu berpuluh tahun, tapi jika tidak dimulai dari sekarang kapan lagi perubahan akan terjadi. Setiap perubahan itu juga memerlukan pengorbanan, jadi jangan selalu diambil dari sisi negatif tapi dikemas dengan alasan yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun