Drama dan Film Korea masih sangat menarik untuk di bahas. Kali ini saya akan membahas Film I Can Speak yang di rilis tanggal 21 September 2017 lalu. Film ini berhasil menjadi film box office di Korea dengan 3 juta penonton hanya dalam rentang waktu satu bulan sejak dirilis. Film ini dibintangi oleh Lee Je Hoon sebagai Park Min Jae dan Na Moon Hee sebagai Na Ok Boon.
Berkat aktingnya yang luar biasa sebagai Na Ok Boon di film I Can Speak, Na Moon Hee banyak sekali menerima penghargaan di tahun 2017 mulai dari Best Actress di (1st) The Seoul Awards, Best Actress dan Popular Star Awards di Blue Dragon Film Awards, Best Actress di Korean Assosiation of Film Critics Awards, dan Best Actress di Director's Cut Awards.
Tahun 2018, kembali meraih penghargaan Best Actress pada ajang Baeksang Arts Awards 2018 berkat perannya sebagai Na Ok Boon di Film I Can Speak, Best Actress pada ajang Daejong Film Awards 2018
Film ini bukanlah film dengan tema percintaan dan juga yang menjadi karakter utama dalam film ini adalah seseorang nenek tua yang bernama Na Ok Boon, sekilas film ini terkesan tidak menarik dan agak membosankan, tetapi setelah diikuti film ini sangat menarik dan mampu membuat penonton terhanyut dan mengeluarkan air mata saat menontonnya. Film ini penuh dengan nilai-nilai penting dalam kehidupan yang dapat diambil sebagai pelajaran, antara lain:.
1. Menghormati orang tua
Nenek Na Ok Boon adalah seorang wanita tua yang hidup sendiri dan berprofesi sebagai penjahit. Nenek Na Ok Boon adalah seorang nenek yang tidak tahan melihat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dilingkungannya dan nenek Ok Na Boon selalu melaporkan keluhan-keluhannya tentang pelanggaran tersebut ke kantor layanan publik setiap hari selama puluhan tahun dengan total 8000 pengaduan.Â
Petugas layanan publik sudah sangat mengenal Nenek Na Ok Boon dan mereka kewalahan dengan pengaduan nenek tersebut. Park Min Jae adalah seorang PNS Level 6 yang baru dipindahkan ke distrik baru di kota Seoul yang ditempatkan di layanan publik, di hari pertamanya kerja langsung menghadapi keluhan-keluhan Nenek Na Ok Boon.Â
Park Min Jae tidak terpancing dengan sikap cerewet Nenek Na Ok Boon, dia tetap tenang meladeni Nenek Na Ok Boon bahkan menyuruh Nenek Na Ok Boon mengambil antrian sesuai prosedur karena selama ini Nenek Na Ok Boon tidak pernah mengantri. Park Min Jae memang seorang pegawai yang selalu bekerja sesuai prosedur.
Rasa hormat Park Min Jae juga ditunjukkan nya pada saat dia mengajari Nenek Na Ok Boon belajar bahasa Inggris. Tidak mudah mengajari orang tua belajar tapi Park Min Jae dapat sabar mengajari tanpa sekalipun mengeluh.
2. Anak muda pun dapat bergaul akrab dengan orang yang jauh lebih tua
Hubungan yang awalnya hanya sebatas Petugas Layanan publik dan masyarakat yang mengadu berkembang menjadi seorang murid dan guru. Ini bermula karena keinginan Nenek Na Ok Boon untuk bisa belajar bahasa Inggris
Dan Nenek Na Ok Boon sempat satu hari belajar bahasa Inggris di sebuah kursus bahasa Inggris, tapi karena Nenek Na Ok Boon sudah tua kemampuannya untuk menerima pelajaran sangat lambat sehingga dia banyak bertanya dan tentu saja menganggu murid-murid lain yang masih muda untuk konsentrasi. Akhirnya Nenek Na Ok Boon dikeluarkan dari kursus karena hal tersebut.Â
Park Min Jae seorang yang pintar berbahasa Inggris oleh karena itu Nenek Na Ok Boon minta diajari Park Min Jae. Awalnya Park Min Jae keberatan tapi akhirnya dia mau mengajari Nenek Na Ok Boon.Â
Sejak itu hubungan mereka menjadi dekat layaknya seorang nenek dan cucu dimana mereka dapat bercerita banyak hal. Park Min Jae yang sudah tidak punya orang tua menganggap Nenek Na Ok Boon sebagai nenek nya dan Nenek Na Ok Boon yang tidak punya keluarga menganggap Park Min Jae dan adik nya sebagai cucu nya sendiri.
Film ini juga menunjukkan sekalipun bergaul dengan seorang nenek tapi tidak selalu membosankan. Ada adegan Park Min Jae mengajak Nenek Na Ok Boon ke sebuah bar yang pengunjungnya banyak orang asing. Nenek Na Ok Boon ditantang untuk mengajak pengunjung asing tersebut ngobrol dalam bahasa inggris dengan waktu yang ditentukan.Â
Adegan ini menunjukkan keseruan dan kelucuan bagaimana upaya Nenek Na Ok Boon yang berusaha mengobrol dengan pengunjung asing tersebut. Hubungan beda generasi yang ditampilkan di film ini juga bisa dijadikan contoh.
3. Kegigihan
Keinginan Nenek Na Ok Boon untuk belajar tidak berjalan dengan mulus, sempat dikeluarkan dari kursus dan sempat ditolak Park Min Jae untuk mengajari nya, tapi Nenek Na Ok Boon tidak putus asa.Â
Ia berulang-ulang menemui Park Min Jae untuk minta diajari bahasa Inggris. Berkat kegigihan Nenek Ok Boon, akhirya Park Min Jae pun setuju. Sekalipun sudah tua dan kemampuan belajar sudah berkurang, tapi Nenek Na Ok Boon tetap mau dan bersemangat belajar bahasa inggris.Â
Alasan Nenek Na Ok Boon gigih belajar bahasa Inggris karena dia ingin memberikan kesaksian di depan kongres Amerika untuk kekerasan seksual yang dilakukan tentara Jepang terhadap diri nya yang masih remaja dan juga remaja-remaja Korea lain pada tahun 1943.Â
Selain untuk memberikan kesaksian, Nenek Na Ok Boon juga ingin dapat bercakap-cakap dan mengerti apa yang dibicarakan adik kandung nya yang tidak bisa berbahasa korea karena diadopsi sedari kecil oleh keluarga Amerika.
4. Menabur perbuatan baik akan Menuai yang Baik
Nenek Na Ok Boon adalah orang yang baik, ketika ia melihat seorang anak SMA hanya makan mie ramen mentah, Nenek Na Ok Boon pun iba dan selalu mengajak anak SMA tersebut untuk selalu makan di rumah nya. Anak SMA tersebut ternyata adik nya Park Min Jae.Â
Setelah tahu kalau adiknya sering makan di rumah Nenek Na Ok Boon, hati Park Min Jae tersentuh dengan kebaikan Nenek Na Ok Boon, akhirnya bersedia mengajari Nenek Na Ok Boon bahasa Inggris tanpa mau di bayar padahal sebelumnya Pak Min Jae selalu menolak permintaan Nenek OK boon untuk mengajarinya bahasa Inggris.
5. Persahabatan
Walaupun porsi yang menceritakan hubungan antara Nenek Na Ok Boon dengan teman akrab nya semasa remaja tidak banyak, di film ini kita bisa lihat  persahabatan Nenek Na Ok Boon dan teman nya tak lekang oleh waktu. sekalipun berpuluh-puluh tahun mereka masih sesekali bertemu untuk minum kopi bareng.Â
Persahabatan mereka dimulai ketika mereka sama-sama menjadi tahan tentara Jepang dan mereka menjadi korban pelecehan seksual oleh tentara Jepang.Â
Nenek Na Ok Boon pada waktu itu berniat bunuh diri karena mengalami kekerasan fisik dan seksual. Temannya berhasil menghentikan niat bunuh diri Nenek Ok Boon dan menyelamatkan nyawa Nenek Na Ok Boon. Sejak saat itu ia selalu berterima kasih kepada temannya, bahkan ketika temannya itu mulai menderita Alzheimer, Nenek Na Ok Boon selalu setia datang menjenguk temannya itu.
6. Keluarga Tidak Selalu Tentang Hubungan Darah
Nenek Na Ok Boon dan Park Min Jae walaupun baru saling mengenal tetapi mereka saling menghormati, saling menghargai, saling memperdulikan dan empati sehingga hubungan itu berkembang layaknya keluarga.Â
Pada waktu interview untuk kenaikan level, Park Min Jae ditanya tentang data keluarga oleh pewawancara, awalnya Park Min Jae menjawab hanya tinggal berdua dengan adiknya dan tidak mempunyai kerabat lainnya, tapi segera diralatnya bahwa dia tinggal dengan dua anggota keluarga. Park Min Jae sudah menganggap Nenek Na Ok Boon seperti nenek nya sendiri.
7. Keberanian Menjadi Saksi
Sekian puluh tahun Nenek Na Ok Boon berusaha melupakan masa lalunya yang kelam sehingga dia tidak pernah menceritakan masa lalunya kepada siapapun karena Nenek Ok Boon merasa trauma, takut, serta merasa malu jika masa lalunya yang kelam akan diketahui semua orang.
Akhirnya Nenek Na Ok Boon memiliki keberanian untuk mengungkapkan masa lalunya yang kelam di depan kongres Amerika karena dia ingin dunia tahu betapa kejamnya perbuatan tentara Jepang terhadap remaja perempuan.Â
Nenek Na Ok Boon ingin Jepang minta maaf dan dia ingin perempuan-perempuan yang mengalami seperti dirinya layak mendapatkan keadilan dan pembelaan.
 Nenek Na Ok Boon menyesal kenapa dia tidak dari dulu memiliki keberanian untuk dapat mengungkapkan apa yang dialaminya di masa lalu sehingga dunia tahu betapa kejamnya perbuatan pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan.Â
Sekalipun Nenek Na Ok Boon di kecam oleh Jepang dan berbagai anggota kongres dan juga diangap berbohong karena tidak punya bukti tapi Nenek Na Ok Boon tetap berani maju memberikan kesaksian yang akhirnya kesaksian Nenek Ok boon diterima anggota kongres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H