Saya belum pernah menghadiri pesta pernikahan adat Batak di kampung, jadi sewaktu sepupu saya menikah, saya memutuskan untuk datang menghadiri pesta pernikahan sepupu saya tersebut. Pernikahan adat Batak Toba walaupun secara garis besarnya sama, tapi untuk setiap kota atau daerah memiliki sedikit perbedaan sesuai dengan masing-masing daerahnya.
Sepupu saya adalah anak dari tulang saya yang berasal dari kampung Onan Hasang, sementara calon suaminya berasal dari Kampung Sarulla. Pesta adat akan dilaksanakan pihak Paranak, berarti pesta akan diadakan di Kampung Sarulla. Pernikahan orang Batak Toba di Sarulla sedikit berbeda dari kota saya tinggal yaitu, Palembang.
Dalam acara Marsibuhai-buhai biasanya pengantin pria memberikan bunga tangan kepada pengantin wanita dan pemasangan korsase oleh pengantin wanita dilanjutkan dengan penyerahan daging babi oleh pihak Paranak dan penyerahan ikan mas oleh pihak Parboru, dilanjutkan dengan makan pagi bersama.Â
Marsibuhai-buhai ini biasanya diadakan di rumah, tapi di kota Palembang acara tersebut sering dilaksanakan di gedung yang dipakai untuk acara pesta adat, hal ini demi kepraktisan supaya empunya hajatan tidak direpotkan lagi menyiapkan makan pagi.
Orang-orang yang bertugas membagikan makanan, membawa ember yang berisi lauk seperti daging, ikan, dan nasi mendekati setiap tamu undangan dan menuangkan makanan yang mereka bawa itu ke kertas coklat yang telah dibagikan. Saya baru pertama kali merasakan makan ala begini di acara marsibuhai-buhai.Â
Dilihat dari segi kepraktisan memang sangat praktis karena yang empunya hajatan tidak perlu direpotkan untuk mencuci piring dan membereskan bekas makan, karena setelah makan kertas nasi tadi bisa langsung dibuang.
Di Kampung Sarulla, pesta diadakan di Onan (pasar), dan jarak dari gereja HKBP Sarulla ke Onan berkisar beberapa ratus meter. Setelah ibadah pemberkatan selesai, pengantin diarak menuju Onan sambil diiringi musik terompet yang dimainkan oleh beberapa pemain musik.Â
Pemandangan unik seperti ini tidak akan didapatkan di acara pernikahan orang Batak Toba di Palembang, tetapi bisa dilihat pada acara pernikahan orang Batak Toba di Kampung Pahae di mana Kampung Onan Hasang, dan Sarulla termasuk wilayah Pahae.
Pasar di Kampung Sarulla buka di hari tertentu saja, tapi di hari Minggu pasar ini tutup, hanya ada beberapa penjual seperti penjual gorengan, es dan makanan kecil lainnya. Di kampung pesta adat diselenggarakan di Onan, dan tempat untuk pelaminan pengantin beserta keluarganya duduk telah dipersiapkan, untuk tamu undangan yang mempunyai peran di acara adat pesta juga telah dipersiapkan.
Selama menunggu itu ada yang berdiri dan ada yang duduk. Kondisi pasar itu kotor maka yang memilih duduk harus menggunakan alas supaya baju tidak kotor para wanita yang memilih duduk lesehan harus menyiapkan sarung untuk menutupi kaki mereka. Sudah berdandan cantik-cantik memakai kebaya dan bersanggul tapi harus duduk, kebayangkan bagaimana susahnya duduk lesehan, tapi kalau tidak hanya berdiri saja, kaki lumayan pegal dan badan capek.
Dikarenakan kepanasan dan telah berdandan cantik, saya agak malas mengambil banyak foto ketika lagi menunggu di Onan ini, padahal banyak momen-momen menarik untuk di foto.
Bagi penderita maag seperti ibu saya, biasanya sudah mempersiapkan makanan dari rumah, tapi saya dan beberapa kelaluarga lainnya akhirnya membeli makan siang diluar karena sudah kelaparan.Â
Pesta adat di Sarulla baru bisa selesai pukul 20.00 WIB, jadi untuk pengantin harus menyiapkan stamina tubuh agar tetap kuat dan tidak pingsan, dikarenakan dini hari pukul 03.00 WIB pengantin wanita sudah bersalon, dan pelaksanaan pesta adat yang sangat lama, apalagi setelah selesai pesta adat, di rumah pengantin laki-laki biasanya masih ada acara lagi.
Pulang dari pesta adat terasa sangat lelah tapi juga senang karena saya bisa melihat langsung keunikan pesta pernikahan adat Batak Toba di kampung, dan itu semakin memperkaya pengetahuan budaya Batak Toba yang saya miliki.
Note: 1. Paranak (pihak Laki-laki)
     2. Parbouru (pihak Wanita)
     3. Tulang ( Kakak atau adik Laki-laki , ibu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H