Mohon tunggu...
Ida Safitri
Ida Safitri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan ☺

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab Dan Sejahtera ( Masyarakat Madani)

6 Juli 2020   08:22 Diperbarui: 21 Mei 2021   13:37 37951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, baik agama, suku, dan budaya sangat mengharapkan terbentuknya masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani). Maka dari itu agar terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera, maka peran pemerintah dalam menjalankan roda pemerintah tidak bisa dilepaskan. Artinya segenap masyarakat juga harus mendukung upaya tersebut serta berkontribusi sekuat tenaga sesuai kapasitasnnya.

Masyakarat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau masyarakat madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya merujuk pada  semangat yang sama  sebagai masyarakat yang adil, terbuka, demoktratis dan sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial. 

Dengan  kata lain, untuk mewujudkannya masyakarat madani diperlukan adanya persatuan tidak hanya anatarsesama pemeluk agama (seperti pemeluk Islam dengan Islam) juga anatarberlainan agama pun tak ketinggalan (seperti pemeluk Islam dengan agama lainnya.

Baca juga : Membangun Masyarakat Madani untuk Kesejahteraan

Karena, Negara kita tercinta ini tergolong bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Artinya, negara kita tidak menjadikan agama tertentu sebagai agama negara. Juga tidak seperti negara sekuler, yang memisahkan agama dari kehidupan masyarakat. 

Setiap warga negara diberikan kebebasan untuk menganut agama tertentu. Hal ini dijamin oleh pancasila dan UUD 1945 yang merupakan dasar negara. Karenanya, saling menghormati antarpemeluk agama menjadi sebuah keniscayaan apabila mengharapkan terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera.

Adapun ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragam dalam mewujudkan masyarakat madani dalam binaan Rasulullah yang di dasarkan pada Al-Qur'an dan Assunnah beliau sendiri diantaranya;

Pertama, Tauhid. Tauhid ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Ikhlas:1-4 "Dia lah Allah Yang Maha Esa". Alla adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula dianakan. 

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan dia." Dalam ayat kedua tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung kepada Allah swt. Termasuk segala urusan yang berkenaan dengan masyarakat. Kepada Allah mereka, masyarakat, kumpulan dari orang perorang, yang memiliki sistem budaya dan pandangan hidup, menyembah dan mohon pertolongan.

Baca juga : Karakteristik Masyarakat Madani

Kedua, Perdamaian. Dalam kumpulan masyrakat, negara bahkan masyarakat yang paling mikro yaitu keluarga batih (nuclear family: suami, istri, dan anak) tidak akan bisa bertahan keberadaanya jika didalamnya tidak diterapkan perdamaian dianatar warganya. 

Seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an surah  Al-Hujurat:9 dan 10. "Dan jika dua golongan orang-orang mukmin berperang (bermusuhan), maka damaikan diantara keduanya ... sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudar. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu." Dalam surah Al-Hujurat ini menjelaskan hendaklah yang satu kepada yang lain senantiasa berbuat baik, dan tidak boleh saling bermusuhan.

Ketiga, Saling Tolong Menolong. Tolong menolong merupakan kelanjutan dan isi berbuat baik terhadap orang lain. Secara naluri, orang yang pernah ditolong orang oleh orang lain disaat ia tertimpa kesulitan/musibah diam-diam ia berjanji "suatu saat akan membalas budi baik yang ia sedang terima". Dan disaat itulah ia merasa berhutang budi. 

Disaat itu juga biasanya sering terlontar kata "semoga Allah membalas budi baik Ibu... dan juga sering diiringi dengan doa "Jazakumu-llahu khairal jaja', jazakumu-llah khairan kasira" (semoga Allah membalas kebaikan yang jauh lebih baik dan semoga Allah membalas kebaikan yang lebih banyak). 

Dan dalam hal tolong-menolong Allah juga memerintahkan didalam Q.S Al-Maidah:3 " Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya".

Keempat, Bermusyawarah. Biasanya didalam bermusyawarah sering munculnya argumen-argumen yang berbeda dari masing-masing sub kelompok atau warga. Agar tidak terjadinya pihak yang dirugikan dan tertindas, maka musyawarah untuk mencapai kata sepakat, motto yang harus sama-sama dijunjung tinggi adalah "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing", nikmat sama dirasakan," duduk sama rendah berdiri sama tinggi". 

Kemudian Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran:159 " Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila membulatkan tekad (keputusan) maka bertakwalah kepada Allah". Dalam ayat ini sudah jelas bahwasanya dalam bermusyawarah harus tetap mempersatukan tidak terjadi pertentangan.

Kelima, Adil. Adil merupakan kata kunci untuk menghapus segala bentuk kecemburan satu sama lain. Munculnya bentuk macam protes dan demo-demo kolosal karena terjadinya tidak keadilan mereka merasa dirugikan oleh mitra kerja, juragan, majikan, atau pemerintah. 

Baca juga : Mengenal Masyarakat Madani dan Pentingnya Hal Tersebut

Jika para pengusaha, majika, juragan dan pemerintah berbuat adil insyaallah kesentosaan dan kesejahteraan akan menjadi kenyataan bagi masyarakatnya karena rakyat merasa dilindungi dan diayomi, dan penguasa juga dihormati dan disegani.

Keenam, Akhlak. Berbicara tentang akhlak sudah tidak di asingkan lagi karena akhlak adalah buah dari keimanan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan ibadah atau bisa juga diartikan sebagai perangai, tabiat, budi pekerti dan sifat seseorang. Jadi, pada intinya akhlak adalah budi pekerti yang dimiliki seseorang terkait dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya. 

Seperti Nabi Muhammad bahwa dirinya diutus dimuka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia supaya ber-akhlaqul karimah. Pengakuan itu diwujudkan dengan tindakan konkrit beliau baik sebagai pribadi maupun dalam membangun masyarakat islam dimasanya, yaitu masyarakat yang disitir dalam Al-Qur'an surah As-Saba:15 "Negeri yang baik dan Allah berkenan senantiasa menurunkan ampunan-Nya.

Berdasarkan pembahasan diatas peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah menerapkan studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralism dan menjaga perdamaian, bermusyawarah, dan bersikap adil. Menumbuhkannya sikap saling pengertian antara sesama umat beragama agar bisa terwujud masyarakat yang beradab dan sejahtera. \

Serta melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralis, dan toleran kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan islam mewajibkan umatnya untuk berdakwah, akan tetapi dakwah tersebut juga harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi.Mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama memabangun masyarakat madani.

Source:

1. Al-Qur'an

2. Enang, Hidayat, dkk. 2018. Pendidikan Agama Islam Integrasi Nilai-Nilai Aqidah syariah dan Akhlak. Cetakan pertama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun