Sedangkan luas alam semesta sendiri itu tak terhingga dan tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada banyak sekali dunia lain di luar sana yang bahkan mungkin ada yang identik persis sama dengan dunia kita ini. Ibarat kita jadi pelaut di samudra yang sekilas luasnya tidak terbatas, tapi semakin kita terus berlayar, lama kelamaan kita bisa menemukan benua yang baru persis seperti benua kita saat ini.
- Level 2 : Gelembung Gelembung
Naik ke level ini, kita akan bertemu dengan alam semesta yang berbentuk seperti gelembung gelembung. Mungkin terdengan tidak masuk akal, tapi agar terbayang coba lihat fenomena big bang. Satu titik super kecil mengembang menjadi super besar dan super cepat, di fisika fenomena ini namanya adalah inflasi tapi ternyata menurut fisika modern "kecil kemungkinan kalau inflasi di luar angkasa ini cuma terjadi sekali itu aja dan karenanya ada kemungkinan ditempat lain juga terjadi inflasi yang membuat ada alam semesta lain ikut terbentuk, dan big bang kita hanyalah salah satu dari gelembung yang tercipta.
- Level 3 : Banyak Hal Yang Bisa Terjadi, Akan Terjadi
Di level ini dunia paralel bukan terpisahkan jarak, tapi oleh waktu. Jadi di dunia paralel level ini didasari konsep mekanika kuantum yaitu cabang ilmu fisika yang mempelajari dunia super kecil, bukan hanya sekecil atom tapi masih jauh lebih kecil lagi hingga ke level di bawah atom.
Singkatnya di dunia kuantum segalanya berbasis, misalnya ketika bermain dadu, tiap lempar dadu kemungkinan hasil yang didapat antara 1 sampai 6 tapi di dunia kuantum dianggap bahwa semua kemungkinan hasil itu bisa terjadi semuanya sekaligus.
Di teori dunia paralel ini alam semesta kita lah yang jadi dadu tersebut, ada kemungkinan masa depan yang ada sangat banyak tapi kita yang didalamnya hanya bisa melihat satu alur waktu saja.
- Level 4 : Semesta Matematika
Level yang satu ini adalah yang paling abstrak dan ekstrim dibandingkan tiga level sebelumnya. Karena hukum alam didunia paralel level ini bisa jauh beda dengan yang kita tau, karena disini singkatnya kita mengikuti aturan yang namanya "Prinsip Demokrasi Matematika". Semesta apapun yang secara itung-itungan masuk akal bakalan sah-sah aja untuk dianggap beneran ada.
Dunia paralel sekilas terdengar seperti fiksi sains. Apa yang kita bahas di sini juga sebenarnya bukanlah sebuah kepastian yang sudah diuji, tapi masih sebatas prediksi. Tapi bukan lantas ini jadi omong kosong belaka, dulu mungkin kita berpikir jika bumi itu pusat alam semesta dan waktu itu pasti absolut. Tapi sekarang kita tahu bahwa bumi mengelilingi matahari dan bahkan waktu bisa di bengkokkan.
Itulah ilmu pengetahuan, apa yang sekarang terasa mustahil bisa terwujud di masa depan. So, apakah kalian percaya dunia paralel?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H