Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang
Fungsi asesmen sumatif adalah untuk:
- menjadi alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
- mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
- menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya.
Dengan melihat perbedaan fungsinya maka pendidik harus dapat merancang pembelajaran yang bermakna, merefleksi dan mengevaluasi pembelajarannya dengan melakukan asesmen, penggunaan asesmen didasarkan pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan.Â
Bentuk asesmen diharapkan tidak lagi monoton yang hanya menguji kemampuan kognitif siswa namun juga aspek yang lain, keberagaman aktivitas pembelajaran yang dilakukan diikuti dengan variatif asesmen sehingga siswa merasakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan tanpa harus diuji dengan soal-soal yang hanya menguji kognitif siswa. pendidik dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio).Â
Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Jadi pembelajaran bukan hanya untuk mencapai nilai namun pembelajaran untuk memperoleh pengalaman belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H