Mohon tunggu...
Sutrisnoadi
Sutrisnoadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Warga biasa yang hoby baca, nonton film, photografi, piara bunga hias.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Listrik Sering Padam, Warga Klimpungan Mencari Lampu Pengganti

6 Mei 2012   02:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Lampu Listrik dinegeri ini sering padam. Banyak faktor penyebabnya, mengapa aliran listrik dirumah warga bak lampu disco layaknya. Menyala dua hari secara mulus sudah bagus. Susahnya apabila hampir setiap hari terjadi gangguan aliran listrik.

Padam disiang hari akan mengganggu dan bisa merusak  peralatan elektronik rumah tangga, seperti Seterika, Televisi, Almari Ice, Rice cooker, dan lain-lain. Malam hari tambah menyusahkan lagi. Aktivitas belajar anak menjadi terganggu sekali. Ruang rumah menjadi gelap gulita. Kebanyakan warga sekarang  tidak mempersiapkan lampu cadangan, sehingga ketika lampu listrik mati panik. Apabila padamnya sebentar, bisa pergi mencari/ membeli Lilin ditoko sebelah rumah (kalau ada toko). Tapi apabila padamnya lama, maka akan banyak menghabiskan Lilin. Begitupun apabila menggunakan lampu cadangan yang menggunakan sumber daya 'cas-casan', sebentar saja habis.

Ada keluarga-keluarga yang sudah menyediakan Lampu Teplok/ Templek, biasanya yang tinggal didesa-desa. Namun kini rata-rata sudah pada sambat (mengeluh), katanya harga minyak tanah sekarang sudah sangat mahal, malah melebihi harga Bensin. Sehingga apabila lampu listrik padamnya sampai berjam-jam, bahkan puluhan jam.. warga menjadi kelimpungan dan panik mencari lampu pengganti untuk penerang dimalam hari.

Cuplikan keadaan tersebut diatas, menggambarkan betapa keadaan sekarang yang semua harga-harga bahan melonjak membuat warga penduduk yang hidupnya serba pas-pasan merasa tertekan. Disaat harga bahan mahal, bersamaan itu pula lampu listrik sering padam. Anggaran belanja harian rumah tangganya menjadi megap-megap, kembang-kempis.

Sementara itu, bahan bakar minyak yang terbarukan belum tersedia, belum ada. Mau tidak mau meskipun harga minyak gas mahal dibeli saja. Yaah.. belinya ngecer, tak mesti harus beli seliter. Seperempat literpun jadilah, lalu diirit, bagaimana caranya bisa menerangi rumah dimalam hari sampai pagi hari.

Dalam keadaan terpuruk seperti ini, ada saja cara-cara warga mensiasati lampu pengganti apabila lampu listrik padam. Dengan bahan minyak kelapa yang diisikan diatas piring kecil/ lepek alat minum, lantas diberi sumbu kapas yang dipanjangkan serta diapit dengan beberapa logam (paku, mur juga boleh) maka disulutlah dan menyala dengan api yang jernih, tidak berasap hitam. Cara ini membuatnya harus telaten. Karena bila nyala sudah stabil, besar-kecilnya nyala diatur, maka lampu minyak kelapa ini bisa bertahan semalam/ sampai pagi hari.

Dari semua itu, yang jelas kita mengharapkan kiranya pelayanan publik masalah Lampu Listrik ini, seharusnya terus ditingkatkan. Kalau bisa jangan sampai lampu listrik sering padam, yang akan menambah sengsaranya warga masyarakat pada umumnya, terutama bagi warga masyarakat yang tinggal didesa-desa pelosok pada khususnya. Semoga fihak yang berkompeten menangani listrik rakyat mengetahui akan hal ini, dan bisa lebih ringan tangan untuk memberikan pelayanan profesional-nya, dengan penuh keramahan serta sikap simpatik seperlunya.

Wasalam,
Antonio Ardoko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun