GOMBAL LEWAT JEJARING SOSIAL, LEBIH MUDAH
Oleh Mursyidah Ibrahim
Owner Balitaku Galery, di Banda Aceh
Ketika membaca POTRET edisi 70, mata saya tertuju pada tema edisi yang bakal diangkat di majalah POTRET 71. Sebuah tema yang cukup menarik untuk ditulis, yakni “ Rayuan Gombal”.Kalau itu, langsung muncul keinginan menulis artikel ini. Pertama, soal rayuan gombal sedang hangat-hangatnya menjadi bahan bicara orang-orang di layar televisi, terkait kasus korban rayuan gombal yang menimpa seorang artis dangdut.Selain itu selama ini, rayuan gombal sudah terlalu banyak membawa petaka. Wajar saja, banyak orang membicarakan hal ini di banyak media, apalagi di kalangan selebritis. Bukan hanya itu, masalah rayuan gombal yang berbau penipuan ini, sekan tidak habisnya. Berbagai macam berita penipuan yang diawali dengan rayuan gombal, baik melalui facebook, twitter maupun langsung bertatap muka. Banyak sekali kasusnya yang juga sering dimuat di berbagai media.
Salah saunya, Merdeka.com, memberitakan sebagai berikut, “Pernah berurusan dengan polisi karena kasus penipuan melalui jejaring sosial Facebook (FB) pada Januari lalu, tak membuat Ferdian Rizky (25), warga Jawa Timur ini jera. Usai keluar tahanan, Ferdian yang bekerja sebagai penjaga konter pulsa, itu kembali berulah. Modus penipuan yang dilakukannya masih sama, yaitu menipu korban-korbannya melalui FB. Ferdian sukses menipu Oktava Safitri dengan menggondol Yamaha Yupiter MX Nopol L5861 QM. Dia juga berhasil mengelabui Endang Suliswati, warga Menganti, Glagah, Lamongan yang ternyata seorang mahasiswi berusia 22 tahun dengan membawa kabur Yamaha Mio warna Pink W 6807 JW. Modus penipuannya dilakukan setelah perkenalan merayu korban untuk bertemu di suatu tempat, setelah bertemu dn ngobrol beberapa saat tersangka bisa saja berdalih ingin membelikan pulsa atau yang lainnya yang pasti akan dikasih oleh korban karena merasa sudah saling mengenal dan akrab.
Di Manado.com juga diberitakan bahwa ada modus baru penipuan di jejaring sosial Facebook. Memanfaatkan foto profil orang asing atau luar negeri (bule). Kini beredar profil-profil siluman yang mengaku mendambakan sosok perempuan Indonesia yang kkeibuan. Berbekal bahasa Inggris yang kurang sempurna, para oknum penipu akan mengirim pesan di kotak masuk (inbox) mengutarakan keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.“Bahasa Inggrisnya kacau, mengaku naksir sama saya karena profil facebook saya dan foto cantik saya, ujung-ujungnya minta dana supaya bisa ke Indonesia,” ujar Lady, seorang pemilik akun facebook kepada Berita Manado.com, Jumat (4/10).
Lain lagi halnya yang dialami oleh Saskia Gotik, seorang entertainer yang otomatis punya pergaulan luas. Namun, bisa juga terpengaruh dengan rayuan seorang Vicky Prasetyo yang sudah mempunyai istri sah dan mempunyai anak. Saskia mengetahui Vicky seorang don juan melalui media public yang pada saat itu banyak bermunculan beberapa nama artis penyanyi dangdut dan perempuan bule yang juga korban dari kegombalan Vicky.
Dari beberapa contoh kasus di atas, kita bisa menganilisis bahwa sesungguhnya, banyak orang yang dengan berbagai motif dan modus, melakukan aksi rayuan gombal untuk memperoleh sesuatu. Sehingga, rayuan maut itu bisa terjadi terhadap siapa saja, baik orang desa, maupun orang kota. Bisa terjadi pada mahasiswi, juga pada mereka yang sudah tinggi pendidikannya. Bahkan di kalangan artis tidak terkecuali. Apalagi kalau latar belakang pendidikannya rendah, pengaruh gaya hidup, maka mudah menjadi korban rayuan gombal dari laki-laki.
Dari beberapa contoh kasus di atas, dapat pula kita identifikasi bahwa rayuan yang pada hakikatnya adalah sebuah upaya untuk membujuk, meluluhkan hati seseorang itu, bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Di era kemajuan teknologi komunikasi saat ini,pelaku rayuan gombal semakin mudah melakukan aktivitas penipuan mereka lewat berbagai fasilitas teknologi komunikasi yang ada saat ini. Mereka memanfaatkan media jejaring social, seperti facebook, twitter, juga dengan menggunakan handphone bisa dengan mudah dan cepat memikat korbannya. Semakin mudah lagi, kalau yang dijadikan korban tersebut adalah sesorang yang sedang galau terhadap masa depan dirinya. Jadi semakin mudah.
Perempuan harus lebih Cerdas
Nah, di zaman yang semakin edan ini, semua hal mungkin saja terjadi. Bukan tidak mungkin dengan segala kemudahan yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, ditambah dengan pengaruh budaya konsumerisme yang tinggi, korban penipuan rayuan gombal lewat media semakin tinggi. Selayaknya, kaum perempuan yang kerap menjadi sasaran dari praktek rayuan gombal harus bisa lebih cerdas dan berhati-hati. Perempuan harus lebih peka terhadap kemungkinan kena tipu. Untuk itu, perempuan harus pula cerdas memahami lingkungan dengan cepat tanggap. Perempuan harus mampu menghadapi berbagai kemungkinan buruk dengan terus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Salah satu jalan untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan cara meningkatkan minat baca. Silakan aktif di jejaring social, tetapi dapat menjadikan media itu sebagai media belajar hal-hal yang positif yang bisa memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang banyak. Hal ini penting dicamkan oleh para perempuan, karena kecendrungan yang selama ini terjadi, perempuan mudah tergoda dengan hal-hal yang terkadang tidak bisa diterima akal.
Ahli komunikasi dan psikologi, Ninik Aziz mengatakan bahwa perempuan bisa tergoda dari telinganya dan lelaki bisa tergoda dari matanya. Mengapa perempuan sering dijadikan objek untuk dirayu, hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa perempuan itu bisa dikatakan bahwa 90 % memang suka dirayu. Sebenarnya Rayuan/pujian juga dapat membunuh karakter seseorang tanpa ia sadari. Oleh karena itu, ketika seorang sahabat memuji sahabat yang lain secara langsung, Nabi SAW menegurnya: “Kamu telah memenggal leher temanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Bakar RA.) Bahkan Sahabat Nabi Ali RA. berkata: “Kalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.”
Pendapatahli komunikasi dan psikologi serta hadistNabi yang dikemuakan di atas, bisa menjadi rambu-rambu bagi para perempuan untu selalu waspada ada kemungkinan buruk dari aksi rayu merayu itu. Karena, kasus-kasus semacam ini akan terus mengancam perempuan. Selayaknya kasus-kasus di atas dijadikan sebagai pengalaman dan jangan sampai terulang pada diri kita.Seperti kata Bang Napi,kejahatan bukan hanya berasal dari pelakunya, tetapi karena ada kesempatan jadi Waspadalah. Bukankah banyak orang yang sudah mengingatkan agar perempuan tidak mudah tergoda oleh rayuan-rayuan, apalagi rayuan gombal.
Para pembacapenikmat music, pasti didak asing lagi dengan lirik lagu Rossa berikut:
sudah kubilang jangan terlalu yakin
mulut lelaki banyak juga tak jujur
bila sakit hati wanita bisanya nangis
Sudah kubilang jangan terlalu cinta
kalo patah hati siapa mau nolong
Seperti langit dan matahari tak bersatu lagi
Hei ladies jangan mau dibilang lemah
Kita juga bisa menipu dan menduakan
Bila wanita sudah beraksi dunia hancur
Hei ladies, sekarang cinta juga pakai otak
Jangan mau rugi hati dan juga rugi waktu
Bila dia merayumu ingat smuanya bohong
Memanglah tak semua laki-laki busuk
Namun ladies tetaplah harus waspada
Semogalah kita akhirnya mendapatkan
Cinta yang tulus
Amien ladies………
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H