Mohon tunggu...
Ida Mahmudah
Ida Mahmudah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah salah satu manusia yang ada di bumi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akulturasi Budaya Jember

30 Oktober 2022   16:12 Diperbarui: 30 Oktober 2022   16:34 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai keanekaragaman, tak simpulan dengan istilah multikultural. Multikultural ini menjadi sebuah istilah yang pada umumnya merujuk pada wilayah yang memiliki keanekaragaman. 

Bagaimana sih multikultural itu bisa tercipta? Jadi multikultural ini tidak terlepas dari adanya kebudayaan-kebudayaan yang berbeda dalam suatu wilayah, nah tetapi kan berbeda ya? 

Justru perbedaan tersebutlah yang membangun suatu hubungan antara individu ataupun kelompok dengan membawa kebudayaannya masing-masing karakteristiknya masing-masing dan juga kehidupan yang tentunya berbeda. Indonesia dengan negara yang memiliki berbagai macam keberagaman dilihat dari banyaknya pulau suku dan lain-lainnya.

Jember sebagai salah satu wilayah yang memiliki kekayaan terutama dalam hal bumi menjadikan wilayah ini mendorong datangnya banyak penduduk.  Salah satu akulturasi budaya yang dapat ditemui di Jember adalah Pandhalungan. 

Pandhalungan merupakan akulturasi antara masyarakat Jawa dan Madura. Tetapi di Jember tidak hanya masyarakat Jawa dan juga Madura tetapi terdapat juga masyarakat etnis lainnya seperti cina arab nah keseluruhannya mampu hidup sejajar tanpa ada rasa untuk saling mendominasi ataupun mendeskriminasikan antara etnis yang satu dengan etnis yang lain. 

Penulis kali ini belajar mengenai keberagaman budaya yang ada di Jember mengenai akulturasi Pandhalungan, di sini penulis juga berkesempatan untuk mendengarkan langsung dan berdialog dengan Gus dan Ning Jember. 

Gus dan ning Jember merupakan sapaan untuk duta di kabupaten Jember. Kembali lagi ke Pandhalungan, jadi pendalungan ini adalah akulturasi kebudayaan yang diidentikkan pada wilayah tapal kuda. 

Menariknya pendalungan secara terminologi ini memberikan istilah pada Madura Jember untuk para imigran yang menggunakan bahasa dengan logat Jemberan . 

Madura menempati etnis dominan yang berlokasi di bagian Utara Jember sedangkan untuk Jawa menempati etnis Jember di bagian selatan. Masing-masing etnis yang ada di Jember ini membawa dan juga mengembangkan kebudayaan yang masing-masing di Jember sehingga di Jember akan banyak sekali kebudayaan dan keberagaman. 

Di sini juga penulis semakin mengenal kebudayaan-kebudayaan Pandhalungan Jember yang merupakan hibridisasi kebudayaan sehingga menghasilkan kebudayaan yang unik dan sifatnya kontemporer. Nah apa aja sih yang bisa kita temuin di sini

Pertama ada can-macanan kadduk yang berdasarkan bahasanya itu berasal dari bahasa Madura yang bisa diartikan sebagai macam karung. Kamu ada janger yaitu kesenian rakyat yang disajikan dalam bentuk drama.

Nah ada juga kesenian kentrung yang berorientasi pada pantun Madura diiringi dengan musik rebana ataupun terbang. Kemudian ada kesenian tari seperti lengger. Nah dari segi musik ada juga musik patrol yang menggunakan alat musik seperti seruling kemudian kentongan dari bambu atau kayu. Dan yang tidak kalah menariknya adalah Jember Fashion Carnaval (JFC) yang sangat terkenal baik dalam skala nasional maupun internasional, Jfc ini adalah festival fashion yang biasanya diselenggarakan setiap tahun di Jember pada bulan agustus.

Nah penulis juga berkesempatan loh untuk tahu mengenai bahasa Jemberan yang umumnya digunakan oleh masyarakat Madura yang bermukim di bagian tengah Jember untuk berkomunikasi dengan orang-orang Jawa. Contohnya adalah kata jalan-jalan itu diucapkan dengan kata pengulangan dalam bahasa Jemberan seperti ku-melaku, terdapat kata tambahan boh untuk menunjukkan rasa terkejut. Kemudian ada banyak sekali kata tambahan seperti beno rah (biarkan), creme (cerewet), kemeruh atau metaoh (sok tahu) dan banyak lagi. Menarik sekali bukan, penulis berharap bisa berpijak ke tanah lain untuk lebih banyak mengenal kebudayaan dan keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun