Dia si paling banyak penggemarnya, si manis yang menenangkan ketika kacau, si manis yang mengukir senyum ketika gundah.
Si hitam yang memberikan ketenangan, menemani dalam kesepian, si kopi khas Jember
Hai hari ini penulis akan menceritakan, pengalaman menarik lagi yang penulis alami selama penulis berada di jember mengikuti pertukaran mahasiswa merdeka.
Jember sebagai wilayah yang terkenal dengan komoditas-komoditasnya salah satunya adalah kakao dan kopi.
Pembelajaran kali ini penulis berkesempatan untuk datang ke pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia yang berdirinya sejak 1 januari tahun 1911. Nah akrabnya disapa puslitkoka. Penulis berkesempatan untuk bisa berdialog dan mendengarkan dimulai dari bagaimana sejarahnya pusat kota ini berdiri. Awal mulanya puslitkoka ini bernama besoekisch proefstation.Â
Nah selain bisa belajar, penulis juga berkesempatan untuk keliling menggunakan kereta kayu yang disediakan di puslitkoka untuk melihat perkebunan kakao dan juga kopi. Nah masih ingat bukan tentang sejarah bahwa belanda itu memanfaatkan tanah nusantara salah satunya adalah membuka perkebunan. Puslitkoka ini merupakan salah satu perkebunan warisan belanda yang masih beroperasi. Puslitkoka ini terletak di desaNogosari kecamatan Rambipuji kabupaten Jember. Penulis berkeliling melihat bagaimana proses kakao bisa menjadi coklat yang siap dimakan  kemudian juga melihat bagaimana biji kopi bisa menjadi kopi siap saji. Salah satu kunci penentu rasa coklat dan kopi itu adalah proses fermentasinya. Penulis di bawa pemandu  untuk melihat bagaimana coklat  dan kopi itu diproses alat-alat yang digunakan. Penulis melihat proses dari luar yang dibatasi oleh kaca bangunan tetapi dapat melihat dan memahami apa yang diterangkan oleh pemandu.