Kehidupan masyarakat tidak lepas dari adanya informasi. Pada tahun 2021 ini, beragam informasi begitu mudah untuk diakses melalui dalam berbagai platform. Hal tersebut tentu berkat perkembangan teknologi yang menghadirkan jurnalisme multimedia.
Apa itu Jurnalisme Multimedia?
Artikel ini akan membahas tentang jurnalisme multimedia, namun sebelum itu mari kenali pengertian dari multimedia terlebih dahulu. Multimedia terdiri dari dua kata, yakni multi dan media.
Multimedia memiliki arti banyak media.Vaughan mengemukakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari teks, suara, gambar, animasi, dan video yang disajikan melalui komputer atau secara digital.
Menurut Deuze, multimedia dalam jurnalisme dapat didefinisikan melalui dua cara, yaitu:
a. Penyajian paket berita di website dengan menggunakan dua format media atau lebih, seperti teks, suara, gambar diam maupun gambar bergerak, hingga animasi grafis dan hipertekstual.
b. Penyajian paket berita yang terintegrasi serta tidak terbatas dengan melalui media yang berbeda, misalnya situs web, e-mail, SMS, MMS, radio, televisi, koran dan majalah.
Kehadiran multimedia bertujuan untuk menyuguhkan cerita dengan cara yang menarik dan informatif. Informasi tersebut akan disebarkan melalui berbagai media dan saling melengkapi.
Logika Multimedia
Dalam memahami jurnalisme multimedia dikenal juga istilah logika multimedia. Konsep logika multimedia digunakan untuk mengkaji karakteristik professional media online, khususnya dalam hal bagaimana mereka mendeskripsikan serta mengevaluasi atribut maupun fitur yang mereka gunakan.
Logika multimedia harus diterapkan secara kritis di lingkungan media, terutama bagi para jurnalis sebab hal ini menunjukkan tingkat profesionalitas jurnalis dalam menyediakan produk berita.
Pada logika multimedia terdapat beberapa elemen perspektif, yakni seperti:
-Â Â Perspektif Intitusional
Perspektif ini merujuk pada hadirnya konvergensi dalam praktik kerja institusi media. Konvergensi tersebut menciptakan integritas dalam kegiatan memproduksi siaran dan berita baik cetak, elektronik, maupun online.
Karakteristik perspektif institusional ialah terbentuknya kerja sama dengan institusi media lain untuk menyediakan, mempromosikan dan bertukar berita. Kemudian, adanya riset serta manajemen pemasaran yang terintegrasi dan lain sebagainya.
- Perspektif Teknologi dan Organisasi
Perspektif selanjutnya merupakan fitur teknologi pada sebuah organisasi media. Kehadiran teknologi menghasilkan konvergensi media yang membuat format media menjadi lebih canggih serta digital, sehingga konten atau informasi dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Melalui perspektif teknologi, dapat diamati bahwa perusahaan -- perusahaan media semakin mengandalkan multiple media Content Management System (CMS).
-Â Perspektif Produsen dan Pengguna
Perspektif yang terakhir memaparkan tentang kompetensi produsen berita dan juga budaya pengguna. Perspektif ini berfokus pada kemunculan jurnalisme multimedia, yang mana menjadi tantangan bagi para produsen berita, seperti jurnalis.
Para jurnalis dituntut untuk menggunakan keahliannya agar dapat menyajikan 'paket' cerita dalam berbagai bentuk platform media. Hadirnya berbagai informasi di berbagai jenis platform media juga berdampak pada pengguna.
Perspektif pengguna menunjukkan adanya kompetensi dari budaya pengguna. Konsumen berita menjadi sangat multitasking, pengguna dapat mengakses berita. Tidak hanya itu, terdapat juga perubahan cara interaksi pengguna serta muncul kebiasaan baru para pengguna dalam mengakses berita.
Menurut Deuze (2003), terdapat beberapa tren yang berkaitan dengan kebiasaan dalam mengakses berita:qq
- Membaca: Orang -- orang tidak lagi membaca dalam bentuk cetak, karena mulai beralih untuk membaca di platform online, khususnya ketika mereka mendapatkan informasi yang mereka inginkan atau tertarik dengan topik tertentu.
- Menonton: Cara pengguna dalam hal menonton atau melihat dunia semakin dikontekstualisasikan dengan adanya manipulasi dari penyuntingan gambar dan video. Hal ini disebabkan oleh hadirnya berbagai jenis media yang menawarkan video dan informasi yang setara dengan televisi.
- Mendengarkan: Orang -- orang masih mendengarkan radio, namun mereka lebih menikmati radio dalam bentuk online.
- Multitasking: Pengguna media berubah menjadi 'multitasker', seiring dengan adanya partisipasi orang dalam kegiatan konsumsi dan produksi dalam media yang berbeda tetapi secara bersamaan. Pengguna dikatakan dapat melakukan semua dalam satu waktu sekaligus, misalnya menyaksikan televisi tanpa suara agar dapat berbincang melalui telepon.
Dua Kunci Memahami Budaya Pengguna
Adapun dua cara untuk dapat memahami kompetensi budaya pengguna, antara lain:
- Pengguna umumnya menyukai dan mengonsumsi berbagai jenis konten atau informasi yang disajikan oleh media melalui kanal dan secara multitasking.
- Pengguna memiliki keinginan dan kemampuan untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan jurnalisme, misalnya berpartisipasi dalam menyumbang ide dan perspektif terhadap topik yang diminati, menyumbang berita, berinteraksi di kolom komentar dan juga forum diskusi, dan bentuk partisipasi lainnya.
Setelah mengupas jurnalisme multimedia secara mendalam, dapat dikatakan bahwa konsep jurnalisme multimedia merupakan sesuatu yang cukup kompleks. Kehadiran jurnalisme multimedia dapat menjadi tantangan bagi para jurnalis untuk dapat fleksibel dan dapat menghasilkan berbagai jenis konten untuk dikonsumsi dan menghadirkan interaksi dengan pengguna.
Jadi, apakah kamu sudah semakin mengenal jurnalisme multimedia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H