Perempuan. Wanita. Cewek. Apa yang terlintas begitu kamu mendengar kata ini? Apa pun persepsi yang ada di kepala kamu,  tahukah bahwa perempuan itu adalah makhluk yang kuat. Memang secara tertulis atau tersurat tidak ada ayat di kitab suci yang mengatakan secara langsung kalau perempuan itu sosok yang kuat. Tetapi dengan disebutkan  bahwa Hawa diciptakan sebagai penolong untuk Adam, maka bisa diartikan bahwa kaum perempuan itu adalah seseorang yang kuat. Lah iya dong, namanya penolong pastinya harus kuat.
Sebagaimana laki-laki, perempuan pun sama berharganya. Firman Tuhan katakan laki-laki dan perempuan diciptakan segambar dan serupa Allah. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan punya nilai yang sama, sama-sama berharga. Itu bisa diartikan, seperti halnya cowok, cewek pun semestinya punya hak dan kesempatan yang sama dalam berbagai hal. Ini bukan bicara soal gerakan feminis, seperti seorang perempuan marah yang ingin menjadi sama seperti laki-laki. Sama sekali bukan itu! Tetapi kesamaan untuk dihargai dan mendapat penghargaan yang sama.
Tapi sayangnya, kenyataan justru berkata lain. Masih ada di antara mahkluk di bumi ini yang berpikiran sempit dan keliru tentang perempuan. Coba saja tengok, di sekitar kita masih banyak praktik-praktik yang mengecilkan, melemahkan, merugikan, memandang sebelah mata keberadaan kaum perempuan. Perempuan dianggap warga ‘kelas dua’. Perempuan hanya dijadikan obyek atau sekadar ‘pemanis’. Perempuan dieksploitasi dan di’bungkam’.
Tak heran jika kemudian muncul berbagai problema sosial berkaitan dengan perempuan. Mulai dari kasus KDRT, pelecehan seksual, women trafficking, prostitusi, dan lainnya. Melihat fakta-fakta ini, tentu saja hati jadi miris, sedih, prihatin, karena itu semua berbanding terbalik dengan kebenaran firman Tuhan. Dan yang lebih menyedihkan, perempuan itu sendiri tidak memandang dirinya sebagaimana Tuhan ciptakan. Beberapa perempuan masih underestimate diri sendiri.
DULU DAN SEKARANG
Sejarah dunia telah mengukir sekaligus membuktikan bahwa perempuan itu hebat. Bukan cuma bisa berdandan, tetapi bisa memakai kepintarannya untuk memberi perubahan terhadap dunia. Di kitab orang Kristen- ada sosok Debora (Hakim-Hakim 4 & 5), Yael (Hakim-Hakim 4:17-24, 5:6, 24), Ester, Ruth, Maria Magdalena. Tuhan berkarya dalam hidup mereka sampai akhirnya mereka menjadi pribadi yang menginspirasi dan berpengaruh bagi dunia.
Di zaman yang berbeda, kita bisa mendengar kisah-kisah luar biasa dan fenomenal tentang Cleopatra (Melepaskan Mesir dari penjajahan Romawi, dan mengubah Mesir yang awalnya negara miskin menjadi makmur), Joan of Arc yang dikenal sebagai salah satu pahlawan besar Perancis di abad 15. Indonesia sendiri punya wanita-wanita pejuang yang tak kalah keren, sebut saja Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, R.A Kartini, dan lainnya.
Di masa berikutnya, tercatat nama-nama besar wanita yang telah mampu mengubah dunia dengan caranya masing-masing. Mereka terdiri dari pejuang hak asasi, penyair, aktris, atlet, politisi, humanis, ilmuwan, negarawan dan lainnya. Sebut saja Helen Keller, Mother Teresa,  Maria Curie, Eleanor Roosevelt, Margaret Thatcher, Indira Gandhi, Eva Peron, Maya Angelou, Coco Chanel  … and more! (bisa tambahkan sendiri daftarnya)
Di sini kita bisa menarik kesimpulan, perempuan punya semangat, kemampuan dan kualitas yang sama dengan pria, sekalipun keduanya punya fungsi, peran dan tanggung jawab yang berbeda sesuai panggilannya.
STOP UNDERESTIMATE YOURSELF!
Bagaimana pun perubahan harus bermula dan dimulai dari diri sendiri. So buat kaum cewek, stop meremehkan atau menilai rendah diri sendiri! Ingat baik, you are valuable and priceless! Jangan izinkan atau biarkan seseorang merendahkan nilai Anda untuk alasan apa pun, sehingga mereka bisa melecehkan atau memperlakukan diri Anda tidak sebagaimana mestinya. Camkan, seperti yang dituliskan, Anda diciptakan Tuhan berharga melebihi apa pun yang ada di dunia ini.
Meremehkan atau merendahkan diri sendiri sama artinya menentang  Tuhan  yang menciptakan! Mulai detik ini, ubahkan mind set yang negatif terhadap diri sendiri menjadi mind set yang positif. Karena dari pikiran yang positif akan tercipta kehidupan yang positif! Peganglah nilai-nilai yang benar dan positif sebagai pondasi  sehingga setiap perempuan  punya citra diri yang benar dan positif tentang dirinya.
Sebagai perempuan, ada beberapa hal yang mesti kita tumbuhkan dalam diri sedari dini sehingga keberadaan kita pada akhirnya bisa membawa pengaruh besar bagi sekitar kita!Â
KECANTIKAN
Pahami, kecantikan sejati terletak di dalam. Â Kecantikan sejati dan kepribadian baik berlaku sejalan. Â Biarkan kecantikan luar kita merefleksikan kecantikan dalam kita. Kalau kita cantik di dalam, otomatis kita juga mesti merawat tubuh dan memperlakukannya dengan hormat.Â
Tidak harus secantik super model atau mementingkan penampilan, melainkan berani menjadi diri kita yang terbaik dan mencintai diri sendiri dalam takaran yang sehat. Jagalah kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjaga kebugaran tubuh. Pilihlah baju yang pantas. Sebelum mengenakan pakaian, coba tanyakan pada diri sendiri, apakah baju yang kita kenakan menimbulkan syak bagi orang lain atau mengundang perbuatan negatif dari orang lain kepada kita?
KEPRIBADIAN BAIK
Bantulah orang lain. Meski kita tidak boleh mengabaikan kebutuhan sendiri, kita juga perlu memikirkan kebutuhan orang lain dan bersedia membantu jika kita memang bisa. Contoh, wanita yang baik bakal menemani temannya yang butuh bahu untuk menangis, bahkan jika itu berarti ia melewatkan acara televisi favoritnya. Jadilah wanita yang ramah, baik dan murah hati yang penuh dengan kata-kata maupun tindakan-tindakan positif.Â
Gunakan waktu dengan bijaksana. Selesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab. Lakukan yang terbaik dalam mengerjakan atau menyelesaikannya. Bersikaplah terbuka terhadap kritik/saran dan gunakan akal sehat. Wanita berkepribadian baik menerima emosi-emosinya tetapi menggunakan akal sehat untuk mengendalikan reaksinya. Bertindaklah berdasarkan kebijaksanaan, bukan kebodohan.
BERIMAN PADA TUHAN
Milikilah iman. Contohnya Rut, yang memilih untuk mengikuti Tuhan meskipun hal itu membuatnya mengalami kesulitan. Cerita ini bisa mengajarkan kita nilai yang berharga tentang mempraktikkan iman.
Rut telah berkomitmen untuk tetap percaya dan beriman pada Tuhan dan siap menghadapi konsekuensi-konsekuensinya. Kita pun mesti berkomitmen pada iman/kepercayaan kita dalam Tuhan dan tetap berpegang pada komitmen sekalipun menghadapi tantangan-tantangan. Jagalah kekudusan dan kesucian kita. Perlakukan tubuh kita sebagai harta yang berharga dan jangan sembarangan menyerahkannya pada orang lain.
Miliki komitmen pada kehidupan yang baik. Kalau kita sungguh mau menjadi seorang wanita yang berkepribadian baik, kita perlu menyiapkan diri untuk komitmen seumur hidup. Hidup yang baik bukanlah akting yang bisa kita lakukan selama beberapa hari, melainkan sebuah gaya hidup. Berlatihlah terus sampai hal itu menjadi kebiasaan. Ingat, hidup itu proses.Â
Kita tidak bisa menjadi wanita berkepribadian baik hanya dalam semalam. Cara terbaik untuk mewujudkannya adalah dengan sering-sering melakukannya sampai perilaku-perilaku baik tersebut menjadi kebiasaan baru. Practise makes perfect, remember? Jangan patah semangat akibat kesalahan dan kegagalan di masa lalu. Bangkit dan beranilah mencoba lagi. At the end, jika kita cukup lama mempraktikkan prinsip-prinsip kepribadian baik, lambat laun semua akan menjadi kebiasaan dan karakter kita secara menyeluruh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H