[caption id="attachment_365121" align="alignnone" width="420" caption="Kepala Sekolah, Guru, dan Mahasiswa KKN"]
SISWAKU SAYANGKU TERLIBAT NARKOBA
Tugas utama guru adalah mengajar, mendidik, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Jadi selain mengajar guru masih memiliki banyak tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Saya menyadari bahwa ketika saya memilih profesi sebagai guru maka saya harus siap dengan segala konsekwensinya. selain mengajarkan matapelajaran matematika pada siswa tak jarang pula saya menyelesaikan masalah-masalah siswa nakal yang suka melanggar aturan dan tata tertib sekolah.
Salah satu pengalaman yang sangat berkesan adalah pada saat saya menangani kasus siswaku yang terlibat narkoba, minum minuman keras, merokok, bahkan mencuri sudah dilakukan oleh salah seorang siswa. Akibat dari kebiasaan buruk itu maka mereka sering bolos. Mula-mula permasalahan bolos sekolah yang menjadi perhatian pihak sekolah, lama kelamaan ternyata permasalahannya bukan hanya sampai disitu saja, melainkan persoalannya sudah kompleks.
Tantangan dalam menghadapi siswa nakal seperti yang diuraikan di atas merupakan hal terberat yang harus dihadapi guru (terutama guru BK). Siswa sekolah kami yang memiliki kebiasaan buruk ini ada 9 orang yang terungkap, sebut saja, Rahmat, Haerul, Fatir, A. Gilang, Baso, Saiful, Suryanto, Beni, dan Talib. Mereka sudah divonis oleh pihak sekolah untuk dikeluarkan.
Pada saat-saat kritis tersebut, saya berusaha untuk menangani masalah, mereka diajak duduk-duduk santai sambil bertukar pikiran mengenai permasalahan yang dihadapi bangsa ini seperti tawuran, narkoba, kebiasaan meminum minuman keras dan berbagai jenis kenakalan lainnya.
Pada awalnya mereka kurang serius menanggapi cerita saya, tapi lama kelamaan mereka menjadi tertarik, ketertarikan itu entah karena mereka segan atau karena mereka memang mulai menyadarinya. Salah satu usaha untuk menyadarkan siswa saya yang tersangkut ini adalah dengan mengundang kepolisian dan kepala KUA untuk memberikan pencerahan secara umum mengenai aturan, hukum dan agama pada mereka. Gambar berikut adalah kegiatan siraman rohani yang dilakukan oleh Polisi dan Kepala KUA setempat.
Dalam kegiatan ini saya tidak sendiri melainkan dibantu oleh beberapa orang guru, Kepala sekolah, dan mahasiswa KKN. Gambar berikut adalah orang-orang yang membantu saya dalam mengembalikan siswa kami ke jalan yang seharusnya mereka lewati.
Selain kegiatan yang terprogram seperti di atas , siswa didekati secara kekeluargaan, satu bulan waktu yang diberikan oleh kepala sekolah untuk memperbaiki keadaan mereka telah berhasil saya manfaatkan dengan baik. Setelah 3 pekan lamanya mereka didekati akhirnya mereka menangis sejadi-jadinya dan bertobat serta berjanji untuk tidak melalukakannya lagi.
Hanya ada satu kendala yang saya hadapi dalam memulihkan rasa percaya diri pada salah seorang siswa sebut saja namanya Fatir. Fatir merasa malu dan rendah diri untuk bergabung kembali dengan teman-temannya di sekolah karena kasusnya sudah sampai ke tangan Polisi karena kasus pencurian. Fatir sudah bertobat, dia menyadari semua kesalahannya.
Alhamdulillah tiga bulan kemudian 6 orang diantara mereka ikut UN 2014 dan dinyatakan lulus, sekarang telah berada di salah satu SMA negeri yang ada di kota kami. Sedangkan sisanya pada tahun 2015 ini mengikuti UN.
Itulah salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya selama menjadi guru, saya merasa bangga pada diri saya karena telah berhasil merubah keputusan Kepala sekolah untuk memecat mereka.
Para pembaca yang budiman hendak mengetahui penyebabnya? Insya Allah akan saya lanjutkan pada tulisan lainnya.
“Artikel ini adalah tugas DIKLAT online PPPPTK Matematika”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H