Hidup di kota metropolitan seperti Jakarta tentu mengharapkan fasilitas yang memadai, canggih dan efisien. Di tengah-tengah kepadatan ibu kota, kita dituntut untuk bisa beraktifitas tepat waktu atau on time. Namun hal itu terhambat karena kurangnya fasilitas. Salah satunya adalah fasilitas transportasi umum. Menurut hemat saya beberapa transportasi umum di Jakarta masih kurang dalam memberikan pelayanan dan keamanan. Sehingga yang terjadi adalah bertambahnya angka kecelakaan lalu lintas.
Pemerintah negeri maupun swasta tidak hanya duduk diam melihat fenomena tersebut. Berbagai pembaruan pun dilakukan untuk mengatasi dan meningkatkan mutu transportasi umum. Transportasi umum pun kini tampil dengan inovasi baru seperti Go-Jek yang sekarang sedang marak di Jakarta.
Setiap orang mempunyai kenyamanan sendiri dalam memilih dan menggunakan transportasi umum. Saya pribadi sebagai perantau dari Cirebon ke Jakarta, merasakan perbedaan yang sangat signifikan dalam menggunakan transportasi umum. Saya sudah tau bagaimana rasanya menggunakan berbagai transportasi umum yang ada di Jakarta. Salah satu pengalaman yang tidak bisa dilupakan adalah ketika saya menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek.
Januari 2014 saya dan teman saya kembali ke Jakarta setelah mengisi waktu libur tahun baru di kampung halaman. Dari stasiun Arjawinangun Cirebon, kereta kelas ekonomi Tegal Arum yang kami tumpangi meluncur ke stasiun Jakarta Kota. Karena waktu itu sudah memasuki musim hujan dan beberapa kawasan di Jakarta banjir, salah satunya adalah kawasan stasiun Jakarta Kota. Maka penumpang yang turun di stasiun Jakarta Kota terpaksa dialihkan ke stasiun Jatinegara.
Mendengar hal itu saya sedikit kecewa, tetapi demi keamanan ahirnya kami pun turun di stasiun Jatinegara. Ini adalah pertama kalinya kami ke stasiun Jatinegara. Oleh karena itu kami tidak tahu harus kemana untuk sampai ke tujuan kami yaitu stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kami pun bertanya ke bapak-bapak yang menggunakan seragam, entah bapak itu seorang kuli panggul atau penjaga kami tidak tahu. Kami berharap mendapatkan informasi yang benar dari bapak itu. Namun bukannya informasi yang kita dapatkan tetapi suara  dengan nada yang keras keluar dari mulutnya sontak membuat kami kaget dan kebingungan.
"Lihat itu di papan, iya lihat itu" ujar bapak itu sambil menunjuk ke arah papan jalur kereta yang berderet di sepanjang tempat tunggu penumpang kereta.
Kami merasa jengkel dengan bapak itu, ahirnya kami terus berjalan menuju kerumunan orang. Sampai ahirnya kami menemukan loket untuk KRL Commuter Line. Untuk memastikan kami tidak salah tempat, Â kami kembali bertanya ke petugas keamanan (security) yang berdiri di dekat loket. Dan dia memberikan informasi dengan sangat jelas dan menuntun kami ke arah loket.
Dari stasiun Jatinegara menuju stasiun Pasar Minggu kami harus transit terlebih dahulu ke stasiun Manggarai. Ternyata di stasiun Manggarai lebih ramai dan padat. Di tengah-tengah keramaian dan kepadatan tersebut, mata saya terfokus pada sosok ibu hamil yang tidak jauh dari tempat saya berdiri. Ibu itu sedang menanyakan tujuan kereta kepada security yang berdiri dekat rel.
Security itu pun menjelaskan dengan santai dan sopan. Saya salut dengan para security yang berjaga, mereka melayani calon penumpang dengan sangat baik. Ternyata ibu itu satu gerbong dengan kami. Syukurlah ibu itu mendapatkan tempat duduk. Memang sudah seharusnya kita memberikan tempat duduk untuk wanita hamil, Â orang tua, anak kecil dan sebagainya.
Itu tahun 2014, Juli 2015 saya kembali mendapatkan sebuah pengalaman yang menurut saya tidak kalah seru dengan tahun kemarin.Â
Waktu itu saya dan teman-teman pergi ke Tanah Abang untuk belanja oleh-oleh. Setelah cukup lama belanja, kami pum segera pulang. Tidak disangka, tangga menuju stasiun Tanah Abang sudah penuh dengan orang. Melihat hal itu kami merasa tidak sanggup ke atas. Kami pun membuat pilihan antara ingin naik Metro Mini atau Commuter Line. Kalau naik Metro Mini rutenya terlalu jauh ditambah belum lagi macetnya.Â
Setelah menunggu beberapa menit, Â akhirnya kerumunan orang yang di tangga mulai berjalan memasuki stasiun. Tanpa pikir panjang, kami langsung menaiki tangga. Setibanya di loket kami langsung diarahkan untuk memberikan jalan kepada orang yang hendak memesan tiket. Salah satu teman saya membeli tiket untuk kami bertiga. Orang-orang pun terus berdatangan dan dengan sigap para security menertibkan calon penumpang Commuter Line. Arahan disampaikan melalui alat pengeras suara, sampai ahirnya kondisi kembali tertib.
Pengalaman saya dalam menggunakan jasa KRL Commuter Line di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa KRL Commuter Line memberikan pelayanan yang baik  bagi para calon penumpang dari tahun ke tahun. Pelayanan tersebut berupa informasi dan penjagaan yang diberikan. Bukan hanya itu,  fasilitas yang ada di dalamnya seperti ruang ber AC, gerbong laki-laki dan perempuan dipisah, tata tertib, peta atau jalur kereta,  dan peringatan dicantumkan disetiap gerbong. Sehingga memudahkan para penumpang dalam mendapatkan informasi, keamanan,  dan kenyamanan.
Dengan demikian, KRL Commuter Line bisa dijadikan solusi transportasi yang handal. Selain aman dan nyaman, Â Commuter Line juga bisa mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan lalu lintas di Jabodetabek khususnya Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H