Mohon tunggu...
Idah Maulidah
Idah Maulidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Berjuang dan berdoa. life is a courage. self introspection.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Keindahan yang Terabaikan

8 April 2015   14:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keindahan yang Terabaikan

Aku terpesona ketika kendaraanku melaju memasuki Kota Cibubur, Bogor, Jawa Barat. Bangunan-bangunan megah yang diiringi pepohonan yang mendayu-dayu sepanjang perjalanan, sontak tidak membuatku merasa jenuh. Aku semakin di buat penasaran oleh kota ini. Ada apa gerangan di kota ini? apakah ada sesuatu yang lebih membuatku takjub? Berbagai pertanyaan kini muncul di benakku.

“Kota Wisata Cibubur”, kata-kata yang terpampang besar di baliho membuat rasa penasaranku sudah tidak bisa ditahan lagi. Aku ingin cepat-cepat menginjakkan kakiku di tanah Cibubur. Aku memasuki wilayah Kota Wisata Cibubur, kali ini aku disambut oleh dua bangunan semacam gapura yang berwarna cream. Aku pikir bangunan itu hanya berada di awal sebagai tanda bahwa aku sudah memasuki Kota Wisata. Ternyata tidak, bangunan itu semakin berfariasi dengan tambahan patung-patung yang bergaya Eropa, rerumputan, pohon-pohon, lampu dan dedaunan yang melilit dibagian bangunan.

Tempat itu sangat teduh dan masih asri. Sangat cocok untuk bersantai bersama orang-orang tercinta. Ya, sekedar mencari udara baru untuk melepas penat yang diakibatkan oleh aktifitas sehari-hari ataupun untuk mengembangkan hobi seperti Photography, melukis, travelling dan sebagainya.

Semakin laju perjalanan ini, semakin banyak pemandangan yang tidak bisa dilewatkan. Salah satunya adalah pusat berbelanjaan. Pusat berbelanjaan di kota ini sangat unik. Model bangunan yang digunakan adalah bangunan yang bercorak Eropa, namun dengan warna yang tetap menawan. Berbelanja atau sekedar berkeliling di sekitar bangunan akan serasa berjalan di Eropa nan jauh di sana.

Akhirnya perjalananku sampai pada sebuah tempat wisata yang khas dengan budaya Cina. Mulai dari bangunan sampai pernak-pernik yang di jajakan di dalamnya bernuansa Cina. Ya, aku sedang memasuki Kampung Cina. Lampion-lampion itu bergelantungan memanjakan bangunan yang ada disekitarnya.

Aku pikir tempat ini hanya khas dengan nuansa Cina. Namun ternyata ketika aku menelusuri setiap lorong jalan, di sana terdapat juga bangunan-bangunan khas Eropa, Amerika, Belanda dan sebagainya. Namun sayang bangunan-bangunan itu sudah tua dan rawan roboh. Beberapa objek permainan pun sudah ditutup, banyak dedaunan kering yang berserakan disekitar tempat wisata, kayu-kayu yang mulai rapuh, danau yang tidak lagi bening, pohon-pohon yang sudah lebat, dan terlihat sumpek. Sehingga para wisatawan hanya bisa menikmati pemandangan di sisi-sisi danau dan beberapa kawasan yang luasnya tidak terlalu luas.

Sangat di sayangkan! tempat wisata yang diminati banyak wisatawan, yang masih banyak tempat-tempat dan pemandangan yang indah, harus berubah seperti tempat yang tidak dipakai lagi. Meski sudah ditutup sejak beberapa tahun yang lalu, setidaknya harus tetap ada pelestarian lingkungan yang baik. Karena itu merupakan aset kota Cibubur yang berharga. Kalaupun tidak ada perhatian dari pendiri tempat atau pemerintah daerah Cibubur. Maka setidaknya ada aktifis lingkungan yang mau berpangku tangan untuk tetap melestarikan tempat wisata tersebut. Baik golongan muda, tua, wisatawan, atau warga sekitar,  juga harus bersama-sama menjaga lingkungan tersebut. Mulai dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempat sampah. Agar keindahan-keindahan yang ada di tempat itu tidak terabaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun