Selanjutnya, karena HIV dan HCV ditularkan melalui hubungan dengan darah yang terinfeksi, banyak orang yang terinfeski kedua virus ini, yang disebut koinfeksi. Koinfeksi HIV dikaitkan dengan kelanjutan penyakit HCV yang lebih cepat atau kerusakan hati yang lebih tinggi. Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dengan jumlah CD4 di bawah 200 berisiko paling tinggi terhadap kerusakan akibat HCV. Sejalan dengan pernyataan Wamenkes pada tahun 2014 jika upaya keras dalam pengendaliaan HIV dan AIDS akan sia-sia, bila ada ODHA yang telah disiapkan pelayanannya dan disiplin mengikuti pengobatan, namun mereka meninggal karena hepatitis B maupun C. Adanya kolaborasi untuk menangani masalah hepatitis dan HIV & AIDS memang harus dioptimalkan terus menerus.
Penyakit Hepatitis dan HIV keduanya sama-sama dapat menyerang siapapun, terutama pada kelompok usia produktif/masih aktif bekerja yang akan berakibat pada menurunnya produktifitas kerja seseorang jika tidak adanya upaya pencegahan dan pengobatan yang komprehensif.
Â
Sumber :
- http://www.cdc.gov/hiv/pdf/library_factsheets_HIV_and_viral_Hepatitis.pdf
- http://spiritia.or.id/dokumen/buku-hepatitis.pdf
- http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=506
- http://www.depkes.go.id/article/print/201406300001/wamenkes-perlu-upaya-kolaborasi-untuk-masalah-hepatitis-dan-hiv-aids.html
- http://www.litbang.depkes.go.id/node/437
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H