Perjalanan Pendidikan di Indonesia melalui proses yang Panjang dimana di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik mempengaruhi Pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga sekarang ini. Salah satu identitas manusia Indonesia yang menjadi semboyan bangsa yaitu " Bineka Tunggal Ika" , hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara yaitu lahir, tumbuh dan berkembang dalam kebinekatunggalikaan. Pemaknan dari pendidikan itu sendiri merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan adalah ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Pendidikan juga sebagai proses memerdekakan manusia.
Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada seperti bertutur kata, gotong royong, dan berpakaian sopan. Sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isu dan irama, sejatinya pendidik bertugas menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik. Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana manusia tertaut dengan tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu pendidikan sendiri sebenarnya saling terintegrasi dengan kebudayan, pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
Identitas manusia Indonesia sebagai manusia pancasila, dimana pancasila sebagai landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai hidup berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang hidup dalam kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter sehingga ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan nasional, proses belajar untuk peserta didik.
Sebagai manusia pancasila yang berketuhanan, melahirkan manusia indonesia yang memiliki Identitas manusia yang religius. Manusia Indonesia sebagai manusia yang religius adalah manusia yang meyakini adanya Tuhan. Sebagai bangsa yang berketuhanan, sistem pendidikan di Indonesia selalu menyelipkan pendidikan agama di dalamnya, hal ini juga sebagai implementasi atas identitas manusia Indonesia jika dilihat dalam prespektif pendidikan.
Perjalanan pendidikan Indonesia dari dahulu kala hingga sekarang telah melalui proses yang panjang dan dalam prosesnya selalu menyelaraskan dengan identitas manusia Indonesia itu sendiri, nilai-nilai kultural serta nilai-nilai luhur yang ada dijadikan akar dalam menyusun pendidikan karakter guna tetap mempertahankn identitas atau ke khasan manusia Indonesia. Proses belajar yang disesuaikan dengan fase perkembangan peserta didik dan kultur yang berbeda-beda disetiap daerah. Pendidikan keagamaan sebagai implementasi dan penggambaran atas Identitas manusia Indonesia yang religius dan sebagai bangsa yang berketuhanan.
Manusia Indonesia adalah identitas manusia Indonesia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasiolitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia Indonesia dari wkatu ke waktu. Nilai kemanusiaan yang khas pada manusia indonesia adalah nilai kebineka tunggal ika, nilai Pancasila, dan nilai religiusitas. Nilai kebhineka tunggal ika merupakan Keragamaan keagamaan (keyakinan), ras, suku, warna kulit, dan Bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda, simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora fauna. Nilai Pancasila merupakan keberadaan manusia Indonesia sebagai bangsa yang akan merdeka membutuhkan fondasi filosofis sebegai penegas identitasnya.
Nilai Pancasila yang dijadikan fondasi adalah religious, persatuan, musyawarah, sikap saling menghormati, gotong royong dan ide tentang keadilan social. Pancasila disebut sebagai jati diri dan identitas bangsa Indonesia. Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan kualitas manusia yang mendorong bertumbuhnya sikap atau kecenderungan hidup yang bernilai. Dalam konteks manusia Indonesia yang beragam Pendidikan mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas keindonesiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H