Prestasi Masa Kini atau Kuno?
Bulan Juli mulailah orang tua mendaftarkan anak-anaknya ke berbagai sekolah. Pertimbangan-pertimbangan tentunya sudah dipikirkan antara lain sekolah negeri atau swasta. Sekolah negeri gratis, biaya murah sedangkan swasta bayar dan bisa mahal sekali.
Bulan Agustus ini dilanjutkan dengan memilih program kegiatan ekstrakurikuler yang dibuka oleh sekolah. Anak Anda memilih ekstrakurikuler apa? Di sinilah beragam dilema mulai muncul.
Banyak orang tua ingin anaknya memiliki nilai akademis yang tinggi dan juara kelas. Namun apakah tidak menyadari bahwa sudah sejak Kurikulum 2013 dijalankan tidak tampak lagi di rapor mengenai siapa yang juara kelas dan nilai prestasi anak saya peringkat ke berapa.
Prestasi yang diharapkan oleh orang tua mengenai peringkat kelas dan juara kelas sudah lama bukan menjadi laporan hasil belajar yang dicantumkan. Walaupun masih banyak orang tua yang bertanya mengenai peringkat berapa anaknya saat menerima rapor belajar.
Sekarang ini yang perlu diraih adalah sikap spiritual dan sosial anak-anak di sekolah bahkan saat di rumah dan lingkungan masyarakat mereka. Kemudian nilai pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran umum dan khusus, bahkan sekarang ada rapor Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.
Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi minat dan bakat mereka di sekolah masing-masing. Bukan karena dipaksa namun melalui pengamatan dan konsultasi kepada anak tersebut. Kemudian sekolah melalui sarana dan prasarana yang ada akan menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai.
Bapak dan Ibu termasuk yang mencari prestasi masa kini atau kuno? Prestasi masa kini mengenai pengembangan potensi minat dan bakat anak-anak, prestasi masa kuno mengenai peringkat akademis di kelas. Istilah ini saya sebut sendiri untuk lebih memudahkan pembedaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H