Mohon tunggu...
Ida Ayu
Ida Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Suka berpetualang, senang berteman, suka baca buku, nonton drakor dan dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Menghargai Lingkungan dari Sosok Amilia Agustin

7 September 2023   07:44 Diperbarui: 7 September 2023   07:53 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Udayana Green Community. Sumber: dok Amilia Agustin

Setiap orang pasti memiliki nurani ketika melihat lingkungan kotor dan sampah berserakan. Ada rasa ingin membuat perubahan, ada keinginan untuk menjaga lingkungan. Tapi tidak semua orang berani untuk bergerak dan membuat perubahan.

Rasa peduli pada lingkungan yang dirasakan Amilia Agustin membuatnya ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat. Berawal saat Amilia melihat sampah berserakan di sekitar sekolah dan keinginannya untuk melihat lingkungan sekitarnya bersih dan bebas dari sampah. Akhirnya Amilia dan teman-teman pun membentuk komunitas pengelola sampah berbasis sekolah lewat program "Go to Zero Waste School". Dan sejak itu, julukan ratu sampah sekolah pun mulai tersemat kepadanya.

Sedikit cerita tentang Amilia Agustin, gadis yang lahir pada tanggal 20 April 1996 ini memang senang mengisi waktunya dengan melakukan berbagai aktivitas positif. Amilia sendiri merupakan anggota Kelompok Ilmiah Remaja, Matematika Club, Komunitas Sahabat Kota, Balad Kuring, Kebunku, juga Archipelago.

Tahun 2008, Amilia duduk di kelas XII SMA Negeri 11 Bandung, Jawa Barat. Dan saat itu Amilia beserta teman-temannya mengajukan proposal program Karya Ilmiah Remaja "Go To Zero Waste School" kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. Proposal ini pun disetujui dan mendapat bantuan biaya operasional Rp.2,5 juta.

Dalam proyek pengelolaan sampah ini, setelah sampah terkumpul kemudian dipilah menjadi sampah anorganik, organik, tetra pak, dan kertas. Amilia memberdayakan sampah dengan cara mendaur ulang menjadi sesuatu barang yang berguna atau bernilai ekonomis. Misalnya sampah organik diolah dengan metode kompos bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Dan limbah kain perca yang diambilnya dari perusaan konveksi di Bandung diolah menjadi tas yang berguna dan bernilai ekonomis.

Perjuangannya dalam melakukan gerakan sanitasi di Kota Bandung, membuat SMP Negeri 11 Bandung tempatnya bersekolah menjadi ikon sekolah sehat di Bandung. Amilia pun menggandeng sekolah lain dan membina 4 sekolah negeri, yakni SMP Alfacentaury, SMP Negeri 48, SMP Negeri 40, dan SMP Negeri 50 dalam mengelola sampah.

Selain itu, berkat Amilia ibu-ibu rumah tangga tetangga sekolah juga bisa mendapat tambahan penghasilan dari hasil penjualan tas limbah kain perca. Amilia tidak hanya memfokuskan pada proses pengelolaan sampah saja, tapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan prinsip-prinsip sosial entrepreneurship. 

Menurut Amilia, merawat lingkungan bukan hanya tugas orang dewasa tapi merupakan tanggung jawab bersama. "Semua bisa asalkan kreatif dan konsisten". Program yang digagas oleh Amilia Agustin juga menerima penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2010 dalam kategori lingkungan.

Perjuangan Amilia dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan berhasil, mengingat buruknya kondisi sampah di masyarakat. Berawal dari cita-cita sederhana ingin memiliki lingkungan bersih dan bebas sampah ternyata mampu memberikan dampak yang luar biasa terhadap masyarakat karena programnya itu.

Kegiatan Udayana Green Community. Sumber: dok Amilia Agustin
Kegiatan Udayana Green Community. Sumber: dok Amilia Agustin

Sejak tahun 2014 Amilia Agustin tinggal di Denpasar dan melanjutkan kuliah di Universitas Udayana. Meski Amilia menjadi perantau, tapi hal ini tidak menghentikan langkahnya dalam melakukan perubahan di manapun dia berada. Di Bali, Amilia ikut membentuk komunitas peduli lingkungan bernama "Udayana Green Community". Komunitas ini melakukan banyak hal, diantaranya yaitu kegiatan mengajar di banjar, serta sejumlah SD dan SMP di Kota Denpasar. Selain itu Udayana Green Community juga melakukan pelatihan warga di desa-desa untuk melakukan pengolahan sampah terpadu, mengamalkan nilai Tri Hita Karana, menghormati Tuhan, manusia dan alam.

Sumber: dok Amilia Agustin
Sumber: dok Amilia Agustin

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sosok Amilia Agustin. Bahwa lingkungan adalah milik bersama dan sudah sepatutnya kita semua turut berkontribusi menjaga lingkungan dengan cara yang kita bisa. Perubahan itu bukan tergantung pada siapa, tapi bagaimana sebuah tindakan yang diwujudkan bisa berpengaruh pada lingkungan. Bagaimana sebuah gagasan positif bisa menjadi besar dan berdampak pada banyak orang bila dilakukan dengan konsisten dan bersama-sama. 

Konsistensi yang dilakukan Amilia Agustin sejak tahun 2008 sampai saat ini ini patut diacungi jempol dan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda agar tergerak untuk melakukan perubahan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kalau Amilia Agustin bisa, aku yakin aku, kamu dan kita semua bisa melakukan perubahan yang lebih baik untuk lingkungan.

Sumber berita:

E-book SIA 2003, Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun