Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Adanya seorang "murid" tidak akan terlepas dari yang namanya "guru". Seseorang dikatakan menjadi "murid" jika ia mempunyai seorang guru. Seperti yang kita ketahui bahwa guru adalah sosok manusia yang ikhlas dan tulus membagikan ilmu terhadap muridnya. Seorang guru sering disebut-sebut "Pahlawan tanpa tanda jasa" beliau-beliau dengan ikhlas mengajarkan hal-hal baru kepada muridnya tanpa kenal pamrih. Beliau-beliau adalah tumpuan dari para murid-muridnya.
Membicarakan tentang guru, saya jadi teringat tentang "Kedudukan Teori". Terbesit dalam benak saya bahwa sebuah Teori memiliki kedudukan yang hampir sama dengan seorang Guru. Jika guru menjadi tumpuan untuk murid-muridnya, sedangkan teori adalah sebagai acuan untuk sebuah penelitian.
Murid yang sering tidak menuruti dawuh gurunya sering kali akan berdampak negatif terhadap dirinya. Entah itu ilmunya yang kurang manfaat, atau bahkan perilakunya yang kurang disukai semua orang jika kasusnya tentang akhlak. Itu semua akibat tidak menuruti dawuh dari para gurunya. Begitupun sebuah teori jika langsung terjun ke lapangan tanpa adanya landasan dan acuan dari sebuah teori terlebih dahulu, maka penelitian tersebut belum bisa dikatakan ilmiah.
Guru selain sebagai tumpuan dan pengajar bagi para muridnya, juga sebagai konselor bagi para muridnya. Entah itu berkonsultasi masalah pelajaran, sampai masalah pribadi mereka. Disitulah guru berperan membantu para muridnya untuk memperbaiki pola pikir, perilaku dengan cara mengamati sikap dan perilaku para muridnya pada jam sekolah.Â
Kemudian guru juga berperan untuk membantu mengarahkan bagaimana baiknya, menegur jika muridnya salah, dan selalu mengajak kepada hal-hal yang positif. Begitupun dengan peran sebuah teori terhadap penelitian, teori digunakan untuk menganalisis, menjelaskan tipe-tipe rasionalitas tindakan sesuai pertimbangan faktor tertentu yang mendasarinya. Teori juga sebagai pembanding yaitu bagaimana kaitannya teori dengan temuan di lapangan. Apakah sama, ataukah beda. Sama dalam artian bahwa temuan di lapangan sesuai dengan teori yang dipaparkan, sedangkan beda disini memiliki arti bahwa temuan di lapangan tidak sama dengan teori yang dipaparkan.
Kedudukan guru dan teori adalah sebagai pengantar kesuksesan. Guru kepada muridnya, sedangkan teori kepada sebuah penelitian. Semangat dan keikhlasan seorang guru untuk selalu membimbing muridnya, dan murid yang selalu bersemangat, akan membawa seorang murid untuk menuju sukses. Begitupun teori yang sebagai pengantar dari sebuah penelitian, penelitian akan berjalan dengan baik dan terarah karena adanya sebuah landasan teori. Penelitian bisa disebut baik, sukses daan berhasil juga karena adanya landasan yang jelas.
Namun terkadang, beberapa penelitian di lapangan menunjukkan ketidak sesuaian dengan teori. Ini bukan berarti penelitiannya tidak sesuai dan tidak tepat, melainkan ini adalah sebuah keunikan dari sebuah penelitian. Yang pada akhirnya dapat memunculkan ide-ide baru bahkan teori-teori baru yang lain dari pada yang lain.
Memang terkadang kejadian sebenarnya yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan teori. Seperti saat kita mempelajari suatu kasus dengan teori, yang kita pelajari terkadang tidak sesuai dengan yang kita alami. Atau bahkan yang kita alami memang sesuai teori namun kejadian itu lebih rumit dan lebih banyak ketimbang yang ada di teori, sehingga membuat orang yang mempelajarinya dapat membuat pemikiran-pemikiran baru yang lebih meluas.
Semoga bermanfaat..
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H