Konsep Diri Peserta Graduasi Mandiri Program Keluarga Harapan

Keberfungsian Sosial Di Kelurahan Muara Enim Kota Lubuklinggau

Abstrak

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang masih terus menjadi pekerjaan rumah di seluruh negara termasuk Indonesia, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mencari solusinya. Pemerintah Indonesia mencetuskan Program Keluarga Harapan yang bertujuan mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan taraf hidup penerima manfaat, mengubah perilaku dan mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin. Namun hal ini tidak mudah karena peserta memiliki karakteristik personal dan keluarga yang berbeda-beda. Fenomena yang terjadi perilaku masyarakat masih banyak yang ketergantungan dengan bantuan sosial ini, namun disisi lain ada pula peserta yang dengan sukarela mengundurkan diri dari kepesertaan disaat orang lain bertahan dalam zona bantuan. Perbedaan perilaku ini dimungkinkan ada hubungannya dengan konsep diri yang ada dalam diri penerima manfaat, akan tetapi yang menjadi fokus penelitian ini yaitu konsep diri peserta yang mengajukan graduasi  mandiri saja. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data pada penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Teknik pengambilan informan yaitu purposive sampling dengan informan sebanyak 3 (tiga) orang.

Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan yaitu dari tahun 2014 pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Muara Enim Kota Lubuklinggau hanya 3 orang saja yang mengundurkan diri dari kepesertaan PKH karena gradusi  mandiri sejahtera dari 205 penerima manfaat. Dari 4 (empat) aspek konsep diri yang paling mempengaruhi adalah aspek psikologis dimana informan mengundurkan diri karena adanya rasa malu terhadap  cibiran masyarakat namun disisi lain didukung pula dengan aspek fisiologis, aspek psiko-sosial dan aspek psiko-spiritual. Konsep diri ini selaras dengan kemampuan informan menjalankan keberfungsian sosialnya dengan baik dalam kehidupannya sehari-hari.