Mohon tunggu...
Ida Ade Farida
Ida Ade Farida Mohon Tunggu... -

saya mahasiswa Akper Pemerintah Kabupaten Serang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Proses Pemasangan Nasogastrik (NGT)

26 Oktober 2014   18:48 Diperbarui: 4 April 2017   17:31 19458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Definisi NGT

NGT  adalah Nasogastric tube. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastik yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Ukuran NGT di bagi menjadi 3 kategori yaitu:


  1. Dewasa ukurannya 16-18 Fr
  2. Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
  3. Bayi ukuran 6 Fr

Indikasi pemasangan NGT

Indikasi pasien yang di pasang NGT diantaranya sebagai berikut :

Pasien tidak sadar.

pasien Karena kesulitan menelan.

pasien yang keracunan.

pasien yang muntah darah.

Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut.

Tujuan Pemasangan NGT

Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut :

Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan.

Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar.

Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan.

Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada lambung.

Kontraindikasi pemasangan NGT

Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.

Pasien yang mengalami cidera serebrospinal.

Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;


  1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
  2. Handscun bersih                     7.   Spuit
  3. Handuk                                   8.   Stetoskop
  4. Perlak                                      9.   Plester
  5. Bengkok                                  10. Pen Light
  6. Jelly / Pelumas             11. Gunting

Standar Operasional Prosedur Pemasangan  NGT

Langkah –langkah dalam pemasangan NGT diantaranya dengan :


  1. Mengucapkan salam terapeutik.
  2. Melakukan evaluasi / validasi.
  3. Melakukan kontrak ( waktu, tempat, topik ).
  4. Menjelaskan prosedur tindakan.
  5. Mencuci tangan.
  6. Menyiapkan alat dan membawanya ke dekat pasien.
  7. Memakai sarung tangan / handscun.
  8. Menjaga privacy pasien : menutup pintu / sampiran.
  9. Mengatur posisi pasien : posisi fowler  atau semi fowler.
  10. Memasang handuk kecil di dada pasien.
  11. Letakkan bengkok di dekat pasien.
  12. Mengkaji lubang hidung pasien.

Mengobservasi keutuhan jaringan hidung, termasuk adanya iritasi dengan menggunakan pen light.

Mengkaji lubang hidung untuk melihat adanya obstruksi dengan meminta pasien bernafas melalui salah satu lubang hidung sambil menutup lubang hidung yang lainnya.

Memilih salah satu lubang hidung yang aliran udaranya paling besar.


  1. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menempatkan ujung selang dari hidung pasien ke ujung telinga atas, lalu lanjutkan sampai ke processus xyphoideus.
  2. Tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan.
  3. Menberi jelly / pelumas pada ujung selang tersebut ( 10-20 cm ).
  4. Meminta pasien untuk hiperekstensi kepala.
  5. Meminta pasien untuk rilaks dan bernafas normal, masukkan selang perlahan tapi tegas sepanjang 5-10 cm. Kemudian meminta pasien untuk menundukkan kepala ( fleksi ) sambil menelan.
  6. Memasukkan selang sampai batas yang ditandai. Jangan memasukkan selang secara paksa jika terasa ada tahanan.

a.Jika pasien batuk / bersin, hentikan dulu tindakan.

b.Jika selang mengalami tahanan, tarik selang, lumasi kembali, dan masukkan kembali melalui lubang hidung yang lainnya.

c.Jika pasien terlihat akan muntah, tarik selang dan inspeksi tenggorokan lalu lanjutkan memasukkan selang secara bertahap.


  1. Mengecek masuknya selang ke lambung :

a.Masukkan ujung selang ke dalam kom yang berisi air.

b.Auskultasi suara udara yang dimasukkan dengan meletakkan stetoskop di atas epigastrium pasien, dan kemudian sambungkan ujung spuit dengan ujung selang, lalu masukkan 10-30 ml udara ke dalam selang dengan cepat sambil mendengarkan suara “blup”.

c.Mengaspirasi secara perlahan melalui spuit dan cek keasaman dengan menggunakan kertas lakmus.

d.Apabila tanda-tanda pemeriksaaan tidak mengindikasi adanya selang di dalam lambung, masukkan kembali selang sejauh 5 cm, dan ulangi pemeriksaan.


  1. Memfiksasi selang dengan memplesternya ke batang hidung pasien dan mengklem ujung selang agar udara tidak masuk..
  2. Membantu pasien mengatur posisi yang nyaman.
  3. Merapihkan dan membereskan alat.
  4. Mengevaluasi respon pasien.
  5. Merencanakan tindak lanjut.
  6. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.

Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT

Makanan yang bisa di masukkan lewat NGT adalah makanan cair, caranya adalah sebagai berikut:


  1. Siapkan spuit besar ukuran 50 cc
  2. Siapakan makanan cairnnya ( susu, jus)
  3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
  4. Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supata tidak kemasukan udara dengan mengklem.
  5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit harus diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
  6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah tekanan lambung, biarkan makanan mengalir mengikuti gaya gravitasi
  7. Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka bisa dilakukan 4 kali .
  8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa mencuci dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air supaya sisa-sisa makanan tidak mengendap di selang karena bisa mengundang bakteri.
  9. Jika sudah selesai rapikan peralatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun