Mohon tunggu...
Ida Abba
Ida Abba Mohon Tunggu... -

Aku adalah seorang praktisi pendidikan di Indonesia dan juga pemerhati masalah sosial dan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta perempuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Berikan Dukungan Moril

31 Maret 2010   04:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Gagal UN merupakan momok bagi sebahagian besar siswa-siswi dikdasmen. Kekhawatiran bukan saja menghantui mereka, tetapi juga menghantui orang tua, para guru, kepala sekolah dan masyarakat yang peduli kepada mereka. Secara sengaja saya pernah melontarkan sebuah pernyataan "UN HARUS DIHAPUSKAN" di depan teman-teman guru yang lagi mengikuti Diklat untuk mempraktekkan salah satu strategi pembelajaran. Saya membagi mereka menjadi dua kelompok Pro dan Kontra terhadap pernyataan tersebut.

Dari hasil debat yang mereka lakukan saya menangkap suatu kekhawatiran besar yang menghantui mereka sehingga mereka sengaja melakukan tindakan yang tidak semestinya demi kelulusan siswa mereka. Mereka seperti serba salah karena dapat tekanan dari sana sini dan juga tanggungjawab moril yang mereka emban. Mereka juga mengemukakan berbagai argumen tentang penolakan mereka terhadap pelaksaan UN. Akan tetapi semua itu ibarat "Anjing menggonggong Kafilah tetap Berlalu" karena UN tetap dilaksanakan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Terlepas dari pro-kontranya pelaksanaan UN, saya menghimbau kepada semua pihak yang peduli dengan dunia pendidikan di Nusantara ini. Marilah kita beri dukungan moril kepada semua anak-anak bangsa yang sedang, akan, dan sudah berjuang untuk LULUS UN agar mereka siap dengan dua kemungkinan yang akan mereka terima yaitu LULUS atau TIDAK LULUS. Mari siapkan mental mereka untuk bisa menerima realitas yang akan mereka jalani agar tidak ada lagi tindakan nekad yang mereka lalukan apakah karna luapan kegembiraan ataupun kepiluan dan kepedihan yang dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun