Mohon tunggu...
Ida Ratna Isaura
Ida Ratna Isaura Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswi Universitas Airlangga, suka browsing, membaca, menulis puisi, menyukai hal-hal yang menarik dan agak sinting - I admire my self -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mampukah Kau Mengelabuhi Pertanda?

28 Oktober 2012   17:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_206400" align="aligncenter" width="600" caption="gambar: http://www.facebook.com/pages/Beautiful-world-Nature-love-art/195024383900732"][/caption] .

Sesuatu itu seperti bersembunyi dan menanti. Menangkap kabar dengan beberapa pasang mata yang terus terjaga. Tak tertidur karena sesuatu dariku teramat penting. Akulah rahasia, dan sesuatu itu berusaha menguak pesan yang dinanti-nanti, merobek-robek waktu tanpa henti.

.

Sesuatu itu mendengar bunyi lalu segera mencatat nadanya. Mereka berputar-putar seperti desau angin yang seolah diam namun mengetahui. Akulah rahasia, dan sesuatu itu bagian dari rahasiaku. Mereka bagian dari rahasia yang ingin mereka ketahui.

.

Sesuatu itu mengira aman dalam sebuah tipuan. Mereka membentuk kelompok-kelompok dan membagi tugas: siapa yang merupa mendung, siapa yang menabur hujan, siapa yang sengaja tak membawa payung dan menangis kehujanan. Sesuatu itu melesat dengan kecepatan yang tak tertangkap mata. Aku menggenggam Pandora dan mereka berlesatan dari segala arah. Bila saja mereka sanggup mengecoh dengan bayangan lalu Pandora jatuh dan terbuka rahasia di dalamnya.

.

Akulah rahasia. Dan sesuatu itu mungkin saja muslihat yang berganti-ganti rupa. Merupa kau, merupa aku, merupa bermacam-macam bencana. Dari sebuah sudut yang tak mampu kau jangkau, aku menggenggam cuaca. Mampukah kau mengelabuhi pertanda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun