Dua gelas kopi malam hari cukup ampuh membuat mata saya turn on sampai larut. Sudah kebiasaan, kalau di rumah setiap malam mangkring di depan TV. Dari acara-acara berita di TV1, Metro TV, Opera Van Java TRANS 7, Big Movies Global TV dan juga Bioskop TRANS TV, semuanya engga ada yang kelewat. Untung saja remote TV engga bisa ngomong. Coba kalau remote TV bisa ngomong, kira-kira pasti tuh remote bakal ngomong kayak gini :
“Majikan. . . Tolong majikan. . . Tolong! Jangan pencet-pencet saya terus! Saya ingin diperlakukan sebagai teman, bukan sebagai remote yang di pencet dalam satu menit sebanyak 60 kali. . .”
Hehehehe. . . . Lebay! Tapi, bukan itu yang ingin saya ceritakan. Yang ingin saya ceritakan adalah kisah heroik saya menghadapi penipu kelas teri. Begini ceritanya :
Alkisah tadi pagi telepon rumah berdering. Karena kakak saya buru-buru berangkat kerja, maka saya yang disuruh ngangkat telepon. Dan terjadilah percakapan antara penipu dan saya (kalongers).
Saya : Halo.
Penipu : Halo. Selamat pagi ibu. Wassalamualaikum.
Saya : Waalaikumsalam. (wait,, wait,, wassalamualaikum? Kok belum-belum sudah penutup?!)
Penipu : Ibu, saya dari Telk*m, ini berbicara dengan ibu siapa?
Saya : Ibu Ida -_- (saia paling engga suka belom nikah di panggil ibu)