Mohon tunggu...
Humaniora

Hidup untuk Berjuang

2 Desember 2015   10:53 Diperbarui: 2 Desember 2015   11:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya manusia belajar berjuang sejak berada di dalam rahim ibunya. Ia berjuang untuk hidup. Perjuangan sel-sel sperma ketika air mani yang rata-rata mengandung kurang lebih 500 juta sel. Sperma melakukan proses perjalanan yang lama dan berliku. Kemudian terus di seleksi lalu tinggal separuhnya yang masih hidup dari sel sperma tersebut, karena masing-masing berupaya merebut tempat pertemuan dengan ovum di rahim. Perjalanan dilanjutkan menuju saluran telur atau tuba, disini pun banyak yang rontok, dan tersisa hanya sel-sel yang tekun berjuang. Itulsh perjuagan di alam rahim. Namun perjuagan masih diteruskan hingga akhirnya satu benih sel saja yang menjadi pemenang dalam kompetisi perjuangan mencapai pertemuan dengan ovum. Itulah kita.

Seorang muslim yang memahami mkna hidup, tentu senantiasa berusaha menggunakan untuk kepentingan ibadah kepada dzat yang menghidupkanya, bukan untuk yang lain. Berjuang di jalan allah merupakan bagian dari tujuan utamanya. Yakni memperjuangkan ibadah dimuka bumi. Senantiasa menjunjungi tinggi nilai-nilai islam dan memerangi setiap .

Islam adalah agama perjuangan yang selalu menganjurkan pemeluknya untuk berjuang. Allah yang menciptakan manusia dan memerintahkan untuk mengajak setiap orang kepada kebaikan. Allah menyuruh agar selalu ada umat yang berjuang di jalan allah, mengajak kepada kebaikan dan yang makruf, serta mencegah kemungkaran. Dan senantiasa mengadakan perbaikan diantara mereka, agar mereka beruntung. Keberuntungan itu akan didapatkan oleh kafilah dakwah yang meniti diatas jalan kebenaran dengan meyerahkan hidup dan matinya untuk islam. Kesadaran untuk berjuang harus terpatri dalam jiwa kita. sehingga dibumi mana saja kita berpijak merasa bertanggung jawab terhadap perjuangan menegakan islam, karena agama suci ini tak ada hidup tanpa perjuangan.

Mengingat keterpurukan umat islam saat ini, perjuangan sangat dibutuhkan.maju dan mundurnya umat ini tergantung bagaimana dedikasi umat islam dalam berjuang. Perjuangan membutuhkan kekuatan, dan kekuatan itu harus segera dibangun. Setiap individu muslim wajib membangun pilar-pilar kekuatan, sebagai konsekuensi dari keislamannya. Di antar pilar kekuatan islam yang harus dibangun adalah aqidah, ibadah, ekonomi, social dan kekuatan yang lainnya.

Perjuangan untuk islam ini tugas abadi. Selama nyawa masih dikandung badan tugas kita adalah berjuang untuk menegakan kalimat lailaha illallah. Tolok ukur kemuliaan kita tergantung seberapa besar pengorbanan kita untuk memperjuangkan kebenaran dan menolak kebatilan.

Pahala besar bisa didapat dengan menghabiskan usia untuk brjuang di jalan allah. Ketahuilah, tanpa perjuangan, islam tidak akan bangkit, tidak akan harum, dan bahkan akan terus jatuh ke tanah hingga islam diinjak-injak oleh siapa pun yang melintasi bumi, sedang matanya tak pernah memandang kebenaran. Itulah kaum yang tidak beriman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun