Pendahuluan
Sukun adalah buah yang bertepung dapat tumbuh dengan baik di daerah ekstrim dengan sedikit air. Orang Eropa menyebut buah sukun sebagai buah roti (breadfruit), karena saat dipanggang teksturnya menjadi empuk rasa dan lembut seperti roti. Di negara Pasifik Selatan buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Tulisan ini bertujuan menganalisis efektivitas dari buah sukun sebagai pengganti sumber karbohidrat. Di tengah ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim, peneliti northwestern university,Illnois amerika serikat mengusulkan budidaya tanaman sukun solusi alternarif tanaman pangan dunia. Sumber karbonhidrat seperti beras, jagung, dan kedelai dinilai rentan dalam perubahan iklim tetapi sukun dapat menghadapi perubahan iklim. Tulisan  ini menggunakan metode data sekunder dibuktikan dengan dua simulasi ketahanan tanaman pangan, yaitu perubahan iklim ekstrim tingkat emisi karbon meningkat dan perubahan iklim emisi karbon stabil. Melalui simulasi tersebut pohon sukun tetap hidup dalam kondisi apapun.
Tujuan utama analisis pangan dari sukun adalah untuk menyokong pembangunan berkelanjutan dan menangani masalah krisis pangan. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengorbankan kesanggupan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan pangan. Konsep keberlanjutan mengandung dua dimensi, yaitu dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan terjadi di masa mendatang dan dimensi interaksi antarsistem ekonomi dan sistem sumber daya alam dan lingkungan. Adanya sebaran tanaman sukun yang sangat luas, merupakan potensi yang sangat besar dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Adanya variasi buah sukun baik dalam bentuk, ukuran, maupun rasanya menunjukkan keragaman sukun yang sangat berguna untuk dapat dikembangkan sebagai tanaman penghasil bahan pangan.
Pembahasan
Sektor pertanian memiliki peran yang cukup vital untuk mendongkrak perekonomian dan fungsinya menjaga keberlanjutan pangan. Namun, selama ini produktivitas pertanian belum menunjukkan dampak yang cukup baik untuk menunjang peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu masalah krusial yang dihadapi yaitu gagal  panen karena  ketergantungan terhadap  perubahan iklim yang mengakibatkan gagal panen pada komoditas bahan pokok makanan.
Sehingga, petani tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan kegiatan produksi pertanian. Sebagai upaya untuk mengatasi berbagai masalah di atas, kami memiliki gagasan yaitu dengan pemanfaatan buah sukun penunjang ketahanan pangan yang dapat diolah bebagai macam makanan dan penghasil tepung di tengah krisis pangan sebagai sarana analisis efektifitas pangan yang berkualitas. Konsep yang diterapkan dalam gagasan ini yaitu alternatif bahan pangan sebagai pengganti sumber karbonhidrat yang mengalami kegagalan panen. Penggunaan buah tersebut yang mudah ditemukan dalam kondisi dikelilingi  peternakan, holtikultura, dan wanatani. Penerapan gagasan ini diletakkan di tengah krisis pangan dengan pertimbangan berbagai manfaat sebagai wujud pertanian berkelanjutan. Selain itu, gagasan ini juga menjawab berbagai masalah yang masih memiliki keterkaitan, misalnya krisis lapangan pekerjaan dan krisis pangan serta krisis kelaparan di tengah berbagai kota.
Solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan di atas dijelaskan berikut.
- Tanaman potensial yang tahan perubahan iklim
- Pohon sukun mampu menahan panas dan kekeringan lebih lama daripada kebanyakan tanaman lainnya. Sukun juga merupakan tanaman tahunan yang membutuhkan lebih sedikit energi dan usaha dibandingkan dengan tanaman yang perlu ditanam kembali oleh petani setiap tahun. Pohon sukun juga menyerap karbon dioksida dari atmosfer sehingga sangat penting bagi lingkungan.
- Superfood solusi ketahanan pangan
- Sukun beradaptasi dengan perubahan iklim, sukun harus dipertimbangkan dalam strategi adaptasi ketahanan pangan. Sukun bisa menjadi salah satu solusi untuk mengakhiri kelaparan dunia. Para peneliti juga menemukan bahwa sukun dapat ditanam di daerah baru yang menghadapi kerawanan pangan tingkat tinggi dan rentan terhadap memburuknya krisis kelaparan global.
- Breadfruit menjadi tepung
- Sukun juga bisa diubah menjadi tepung untuk memperpanjang umur simpan. Tidak seperti beras, jagung, dan pemecahannya, studi baru menemukan sukun cukup tangguh untuk menahan perubahan ekstrim terhadap lingkungan.
Sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang sekaligus menjawab beberapa masalah yang muncul yakni masalah krisis pangan, mahalnya biaya pendistribusian bahan pangan. Selain unsur pertanian, gagasan ini memadukan unsur lainnya yaitu peternakan, holtikultura, dan wanatani.
Penutup
Kesimpulan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
- Hasil analisis pada efektivitas dari buah sukun sebagai pengganti sumber karbonhidrat. Kandungan kimia pada buah sukun sangat berguna untuk mengembangkan komoditas sukun sebagai sumber pangan maupun kesehatan yang potensial bagi masyarakat Indonesia maupun mancanegara.
- Pemanfaatan bahan tanaman sukun secara tradisional untuk pengobatan beberapa jenis penyakit. Akan tetapi untuk mengidentifikasi kemungkinan dan pengujian efektifitasnya sebagai anti agen terhadap penyebab penyakit masih harus diteliti lebih lanjut sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal pada masa yang akan datang.
- Ancaman krisis pangan dengan pengimplementasian konsep Sustainable Agriculture berupa  pertanian berkelanjutan  di tengah krisis yang dirancang dengan memadukan konsep pertenakan, holtikultura, dan wanatani.
- Konsep ini berawal dari suatu permasalahan krisis pangan  yaitu dengan konsep subtitusi menjadi bahan pangan. Gagasan baru ini menjawab tantangan kelanjutan pertanian dengan subtitusi  pangan pokok dan menjadikan pengganti pangan dengan berbagai macam perlakuan untuk dijadikan suatu produk makanan guna mengantisipasi krisis pangan di Indonesia.