Mohon tunggu...
Ida Suprehatin
Ida Suprehatin Mohon Tunggu... Guru - Guru/ Guru kelas/ tambahan sebagai sie kurikulum dan pembelajaran/ TK Anak Cerdas

Hobi Traveling/ Mudah bergaul, humble, suka traveling, suka tantangan/ suka dengan hal-hal baru di bidang PAUD

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingkah Bonding pada Anak?

1 Desember 2022   00:02 Diperbarui: 1 Desember 2022   00:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Beberapa waktu lalu kita semua melalui satu kondisi yang tidak mudah, bukan hanya dalam dunia pekerjaan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Kita harus terbiasa dengan kebiasaan baru dari semua aspek kehidupan. 

Tentunya tidak terlepas dengan dunia pendidikan. Jika kita membahas tentang pendidikan, tentu saja bukan hanya pendidikan secara formal ketika anak-anak di sekolah, tetapi juga ketika anak-anak di rumah. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa orangtua adalah guru yang utama bagi anak-anaknya.

Lalu bagaimana orantua bisa memberikan pendidikan yang tepat bagi anak, baik ketika kita dalam kondisi Pandemi maupun saat ini ketika kita sudah berhasil melewatinya. 

Anak akan bisa menerima stimulasi yang diberikan orangtua ketika anak dalam kondisi yang baik. Baik secara psikis maupun fisik. Maka orangtua harus bisa menciptakan situasi yang membuat anak aman dan nyaman. Oleh karena itu iakatan atau bonding antara orangtua dan anak harus dibangun sedekat mungkin.

Apakah itu bonding?

Bonding adalah ikatan antara orangtua dan anak secara emosional. Bonding akan membentuk karakter positif pada anak, rasa aman dan dicintai. Sehingga anak akan siap untuk bereksplorasi dengan dunianya.

Lalu bagaimana cara membangun bonding kepada anak?

1. Bonding bisa dibangun sejak anak maih dalam kandungan

Ketika janin di dalam kandungan, orangtua bisa berinteraksi dengan cara diajak ngobrol, disapa, disentuh, dibacakan cerita, sehingga anak merasakan kehadiran orangtua dan merasakan ikatan emosiaonal dengan orangtua. Anak juga akan merasakan bahwa kehadirannya diterima oleh orangtua dan merasa disayangi.

2. Saat anak masih bayi

Ketika ibu sedang menyusui bayinya, pastikan ada kontak mata dengan bayi. Sehingga anak merasa lebih nyaman ketika menyusu. Ketika bayi merasa nyaman dengan ibunya, maka bonding antar ibu dan anak akan semakin kuat.

3. Skin to Skin

Berikan sentuhan cinta kepada anak. Sehingga anak akan merasa nyaman dengan kehadiran orangtua. Sentuhan cinta kepada anak bisa dilakukan oleh orangtua dengan memberikan pelukan, disentuh dan dicium. Ketika anak merasakan ketulusan orangtua, maka anak akan semakin percaya dan nyaman dengan orangtua sehingga binding akan terjalin semakin kuat.

4. Bonding time

Bonding time adalah orangtua menyisihkan waktu khusus untuk menjalin kedekatan dengan anak tanpa memikirkan hal lain, seperti pekerjaan. Sehingga anak merasakan kehadiran orangtua secara utuh, baik fisik maupun psikisnya. Orangtua hanya perlu menyisihkan sedikit waktunya kepada anak, bisa 5 menit, 10 menit, atau 30 menit. 

Di waktu ini pastikan orangtua hanya fokus untuk menjalin kedekatan dengan anak. Bonding time bisa diisi dengan melakukan kegiatan-kegiatan bersama anak, seperti membaca buku bersama, berolahraga bersama, bermain bersama, atau hanya sekedar ngobrol saja dengan anak, orangtua bisa mendengarkan keluh kesah anak. 

Sehingga ketika orangtua bisa mendengarkan anak bercerita, orangtua bisa tahu kebutuhan anak dan masalah yang mungkin dihadapi oleh anak. Selain itu, bonding antara orangtua dan anak akan semakin kuat.

5. Jadilah orangtua sekaligus sahabat bagi anak

ketika orangtua bisa menurunkan egonya dan bisa memposisikan sebagai orangtua sekaligus sahabat bagi anak, maka anak akan semakin percaya dengan orangtua bahwa orangtuanya akan selalu ada untuknya baik saat senang maupun sedih. Anak juga akan merasa nyaman untuk bercerita apa yang ia rasakan kepada orangtua.

6. Menjadi orangtua yang siaga

Orangtua tua siaga adalah orangtua yang selalu ada ketika anak membutuhkan.

7. Meminta ijin atau berpamitan ketika akan melakukan kegiatan

Banyak orangtua yang mungkin mengabaikan satu hal ini, padahal ketika kita mau meninggalkan anak baik itu sebentar atau dalam waktu yang lama itu akan membentuk rasa percaya anak kepada orangtua. Anak tidak akan merasa ditinggalkan oleh orangtuanya. Anak akan merasa bahwa orangtuanya akan selalu ada untuknya dan tidak akan meninggalkannya sendirian.

Itulah beberapa cara atau tips yang bisa dilakukan orangtua untuk bisa membangun bonding kepada anak. Semoga bermanfaat, selamat mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun