Melibatkan pihak lain untuk memotivasi literasi sekolah .
Memilih buku bacaan yang baik untuk anak usia SMP.
Menyediakan sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap kelas, pojok  literasi dan mengadakan workshop literasi serta membuat majalah sekolah.
GLS di UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta tentunya belum bisa dilaksanakan secara keseluruhan melainkan dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan). Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
Adapun prinsip-prinsip kegiatan membaca antara lain :
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran.
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/ dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku.
Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi pada tahap pembiasaan antara lain :
- Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading/SSR).
- Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
- Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana perpustakaan, pojok baca di tiap kelas, pojok literasi, kebun sekolah, UKS, mading, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini sudah diperkaya dengan bahan kaya teks (print-rich material).
- Melibatkan komunitas di luar sekolah untuk memotivasi literasi sekolah.
- Memilih buku bacaan yang baik untuk siswa SMP .
Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid, pojok baca kelas, dan pojok literasi sekolah/ area baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta. Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan gerakan literasi UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca warga sekolah dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat.Â
Perpustakaan UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta sangat berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan pojok baca kelas, pojok literasi sekolah/ area baca, dan prasarana literasi lain di sekolah.
Fungsi perpustakaan UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta adalah sebagai pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar yang dikelola oleh kepala sekolah. Secara teknis pengelolaannya diberikan pada guru Bahasa Indonesia yang mendapat tugas tambahan karena tidak memiliki tenaga pustakawan yang terlatih di dalam pengelolaan bahan literasi perpustakaan. Pojok Baca Kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku bacaan dan karya peserta didik yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. Â
Pojok Baca Kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan, yaitu mendekatkan buku kepada peserta didik. Â Pojok Baca Kelas dikelola oleh guru wali kelas, peserta didik, dan orang tua. Sedangkan Pojok literasi adalah are baca semi out dor yang berada diantara ruang perpustakaan dan laanagan, untuk memberikan solusi bagi siswa yang jenuh baca di perpustakaan, area yang nyaman dan dilengkapi oleh koleksi buku untuk memfasilitasi kegiatan membaca peserta didik dan warga sekolah.
Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. bahan kaya teks diantaranya adalah:
- karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik;
- poster-poster yang terkait pelajaran, poster buku, poster kampanye membaca, dan poster kampanye lain yang bertujuan menumbuhkan cinta pengetahuan.
- dinding kata; papan buletin
- label nama-nama peserta didik /setiap benda di ruang kelas; mainan alfabet
- jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas;
- surat, resep, kupon, kliping, foto kegiatan peserta didik;
- komputer dan/atau perangkat elektronik lain yang mendukung kegiatan literasi; kaset cerita, DVD, dan bahan digital/eletronik
- buku dan sumber informasi lain (koran, majalah, buletin);
- perangkat berkarya dan menulis seperti alat tulis, alat warna, alat gambar, kertas gambar, kertas bekas, busa, kertas prakarya, surat, kertas surat, amplop, koran bekas, kertas sampul, dll;
- ucapan selamat datang dengan bermacam bahasa sesuai brand kelas masing-masing, kata-kata yang memotivasi di sepanjang teras sekolah, dan tempat-tempat lain yang mudah dilihat; dan
- boneka dan kostum, untuk digunakan dalam permainan peran (menjadi dokter atau juru masak yang menulis resep, atau pelayan restoran yang menulis daftar pesanan);
- semua bahan dan alat harus disimpan di tempat yang mudah diraih oleh peserta didik dan perlu dikelompokkan menurut fungsinya (alat gambar disimpan terpisah dari mainan, alat untuk bermain peran, dan lain-lain); peserta didik perlu mengetahui di mana mereka dapat menemukan bahan-bahan yang mereka perlukan.