Perkembangan moral dan agama anak adalah aspek penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian mereka. Dalam konteks masyarakat modern, perhatian orang tua menjadi faktor krusial yang memengaruhi perkembangan ini. Sayangnya, banyak anak yang mengalami kurangnya perhatian dari orang tua, yang berdampak negatif pada perkembangan moral dan agama mereka. Dalam essay ini, kita akan membahas realitasÂ
sosial mengenai kurangnya perhatian orang tua, menganalisis teori-teori yang relevan, khususnya dalam perspektif Islam, serta menawarkan solusi aplikatif untuk mengatasi masalah Ini di era digital saat ini, banyak orang tua terjebak dalam rutinitas kerja yang padat dan tuntutan hidup yang semakin meningkat. Hal ini sering kali mengakibatkan kurangnya waktu berkualitas antara orang tua dan anak.Â
Menurut survei terbaru, lebih dari 60% orang tua mengaku sulit untuk meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka secara rutin. Akibatnya, anak-anak menjadi kurang mendapatkan bimbingan moral dan spiritual yang seharusnya mereka terima di rumah. Kurangnya perhatian ini dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan anak.Â
Misalnya, banyak anak yang lebih menghabiskan waktu dengan gadget daripada berinteraksi dengan keluarga atau mengikuti kegiatan keagamaan. Dalam konteks ini, nilai-nilai moral dan ajaran agama sering kali tidak ditanamkan secara konsisten, sehingga anak-anak cenderung kehilangan arah dalam memahami konsep baik dan buruk.
Dalam perspektif Islam, perhatian orang tua terhadap pendidikan moral dan agama anak sangat ditekankan. Al-Qur'an menyatakan pentingnya mendidik anak dengan baik.Â
Dalam Surah Luqman (31:13-19),Â
Â
Â
Â
Â
 Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaranÂ
kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnyaÂ
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Â
Â
 Â
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.Â
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, danÂ
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangÂ
tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
 Â
Â
Â
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yangÂ
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya,Â
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembaliÂ
kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukanÂ
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
 Â
Â
 (Lukman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi,Â
dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinyaÂ
(balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus,Mahateliti.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
 Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf danÂ
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,Â
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
Â
 Â
 Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yangÂ
sombong dan membanggakan diri.
Â
Â
 Â
Â
Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
terdapat nasihat Luqman kepada putranya tentang pentingnya tauhid (keyakinan kepada Tuhan), berbuat baik, dan menghindari perilaku buruk. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat vital dalam membentuk karakter anak.
Teori pendidikan Islam juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga. Pendidikan moral harus dimulai dari rumah melalui contoh teladan dari orang tua. Ketika orang tua kurang memberikan perhatian dan bimbingan, maka nilai-nilai tersebut tidak akan tertanam dengan baik dalam diri anak.
Untuk mengatasi masalah kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan moral dan agama anak, beberapa solusi aplikatif dapat diterapkan:
1. Meningkatkan Kesadaran Orang Tua: Melalui seminar atau workshop tentang pentingnya peran orang tua dalam pendidikan moral dan agama anak.
2. Membuat Jadwal Keluarga: Mengatur waktu khusus untuk berkumpul bersama keluarga tanpa gangguan teknologi agar interaksi dapat berlangsung lebih intens.
3. Mengintegrasikan Pendidikan Agama di Rumah: Mengajarkan nilai-nilai agama melalui kegiatan sehari-hari seperti membaca Al-Qur'an bersama, berdiskusi tentang ajaran agama, atau melaksanakan ibadah bersama.
4. Mendorong Kegiatan Sosial: Mengajak anak terlibat dalam kegiatan sosial atau keagamaan di lingkungan sekitar sebagai bentuk penerapan nilai-nilai moral yang telah diajarkan.
Perkembangan moral dan agama anak sangat dipengaruhi oleh perhatian orang tua. Dalam konteks sosial saat ini, kurangnya interaksi antara orang tua dan anak dapat menyebabkan hilangnya bimbingan yang diperlukan untuk membentuk karakter yang baik. Melalui pemahaman akan pentingnya peran orang tua dan penerapan solusi aplikatif, diharapkan perkembangan moral dan agama anak dapat ditingkatkan secara signifikan. Dengan demikian, generasi mendatang akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran agama.
Disusun oleh:
Hidayatul Mursyidah (06020923034)
Mahasiswa program studi pendidikan Islam anak usia dini UIN Sunan Ampel SurabayaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H