Kepemimpinan strategis adalah kemampuan seorang pemimpin untuk memvisualisasikan, merencanakan, mengarahkan, dan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki untuk pelaksanaan strategi yang efektif dan sukses. Manajer strategis menggabungkan perencanaan strategis mereka dengan manajemen strategis. Organisasi Anda menghormati kepemimpinan Anda dan keseluruhan visi Anda saat Anda bekerja untuk mewujudkan visi tersebut. Produktivitas dan pola pikir kepemimpinan memainkan peran penting - cara berpikir pemimpin sama dengan cara mereka memimpin. Pola pikir strategis mencerminkan sesuatu yang kita sebut keterampilan strategis:
kemampuan untuk melihat bagaimana gambaran besarnya berhubungan dengan saat ini dan di sini.
Keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin strategis
1. Pemikiran strategis
2. Keterampilan Komunikasi
3. Perencanaan strategis
4. Mengukur Tujuan dan Hasil Utama (OKR)
5. Kelincahan
6. Kesadaran
Pemimpin strategis memahami bagaimana tindakan dan suasana hati mereka memengaruhi tim. Mereka harus berpikir sebelum bertindak, memiliki kecerdasan emosional dan mampu menghadapi suasana hati yang mengganggu atau negatif.
7. Kepercayaan dan Keandalan
8 penerapan
Seorang manajer strategis adalah orang yang terbiasa dengan implementasi strategi.
9. Kejujuran
10. Manajemen
Desa Mu'tah menjadi salah satu saksi penting dalam sejarah perkembangan Islam di zaman Rasulullah SAW. Mu'tah adalah sebuah desa di perbatasan Syam. Terletak di tepi sungai Yordan, desa itu sekarang menjadi bagian dari provinsi Kerak di Yordania. Mu'tah saat ini merupakan daerah yang sibuk dengan hutan pinus yang melapisi jalan. Sebuah perang terjadi di dekat kota itu antara orang Arab yang masuk Islam dan aliansi orang Arab Nashara dan orang Eropa. Bahkan, beberapa literatur mengklaim bahwa perang ini adalah perang Islam pertama melawan Barat.
Khalid bin Al Walid adalah mantan panglima perang musyrik Mekkah yang mengalahkan pasukan Muslim Madinah pada Pertempuran Uhud. Namun, Khalid kemudian masuk Islam dan bersumpah setia kepada Rasulullah SAW. Kepemimpinan Khalid bin Al Walid pada Pertempuran Mu'tah mampu membalikkan keadaan yang sebelumnya menindas pasukan muslimin. Karena jumlah prajuritnya lebih banyak, strategi Khalid adalah membagi pasukan Muslim menjadi dua sayap. Saat malam tiba, setiap sayap pasukan Muslim mengambil posisi yang telah ditentukan. Di pagi hari, kedua sayap menyerang musuh secara bersamaan.
Serangan mendadak dari dua arah ini mengejutkan pasukan musuh. Mereka mengira bahwa pasukan Muslim telah menerima bala bantuan. Sebelum menyadari apa yang sebenarnya terjadi, pasukan Muslim berhasil memusnahkan pasukan musuh dan memukul mundur mereka. Namun, setelah melihat pasukan musuh yang mundur, Khalid menyuruh tentaranya untuk tidak mengejar mereka. Namun, dia kembali ke Madinah. Khalid merasa jika pasukan musuh memahami strategi pasukan Muslim, pasukan musuh akan kembali dan menyerang mereka dengan kekuatan penuh.
Di Madinah, Nabi dan kaum muslimin bergembira mendengar kabar bahwa pasukan muslim berhasil memukul mundur musuh. Namun, sebagian umat Islam kecewa karena pasukan Muslim yang dikirim untuk mengejar musuh kembali ke Madinah. Beberapa dari mereka dengan sinis memuji pasukan Khalid. Mendengar kata-kata tersebut, Rasulullah langsung memotongnya: "Ini bukan orang-orang yang melarikan diri dari medan perang." Mereka insya Allah adalah orang-orang yang sudah pulang kampung dan akan kembali berperang. Meski pertempuran antara kedua pasukan itu digambarkan sangat sengit, hanya 12 orang dari pasukan Muslim yang dikatakan tewas. Faktanya, jumlah kematian di kalangan musyrik sangat tinggi. Sulitnya pertempuran ditegaskan oleh kesaksian Khalid bin Walid yang menggunakan sembilan pedang dalam perang. Hanya tersisa satu pedang, yaitu pedang buatan Yaman.
Perang mu'tah ini menggambarkan betapa jelas terlihat kemajuan Islam. Tanpa ragu sedikit pun, kaum Muslim menuju Mu'tah untuk menyerang pasukan Basra dan Roma, yang telah menyatakan perang dengan cara yang paling mengerikan. Mundurnya pasukan Romawi dalam Perang Mu'tah konon membuat Kaisar Romawi Heraclius tertekan. Dia tidak berpikir orang Arab bisa pergi sejauh itu. Perang ini juga menyadarkannya bahwa kekuatan Islam tidak boleh dianggap remeh.
Berdasarkan strategi yang telah dilakukan oleh khalid bin walid dan sikapnya selama perang hal ini diketahui bahwa khalid bin walid merupakan salah satu contoh tokoh militer dunia yang memiliki sikap pemimpin strategis dan memenuhi beberapa ciri kepemimpinan strategis yang telah disebutkan diatas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H