Mohon tunggu...
Icsya Helmi Septian
Icsya Helmi Septian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lifelong Learner

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Puzzle Indonesia Emas 2045, Pencegahan dan Penanganan Stunting

30 Agustus 2024   16:18 Diperbarui: 30 Agustus 2024   16:26 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Implementasi Konsep Taman Gizi

Taman gizi merupakan konsep taman yang bukannya diisi dengan berbagai bunga dan tanaman yang meningkatkan estetika, melainkan taman yang diisi dengan tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber gizi keluarga, misalnya terong, sawi, bayam, kangkung, tomat, dan lengkuas. 

Tanaman sayur yang dipilih adalah tanaman sayur yang penting untuk pemenuhan gizi, tetapi juga cenderung mudah ditanam dan dirawat agar masing-masing rumah tangga tidak kerepotan merawatnya. Di kegiatan ini juga mahasiswa KKN melakukan serah terima tanaman taman gizi kepada kepala-kepala dusun yang hadir agar di setiap rumah kepala dusun, terdapat taman gizi yang dapat dimanfaatkan oleh warganya untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. 

Menurut penuturan salah satu kader yang hadir, taman gizi ini dapat menjadi inspirasi ibu-ibu untuk menanam tanaman yang bergizi seperti buah dan sayuran di pekarangan sebagai bentuk pemenuhan gizi bagi anak-anaknya. 

Contoh Implementasi Konsep Taman Gizi
Contoh Implementasi Konsep Taman Gizi
Pemerintah desa mengapresiasi inisiasi ini dengan menyampaikan bahwa, "Program taman gizi bagus karena bisa mengedukasi warga akan pentingnya pemenuhan gizi sehari-hari bagi anak untuk mencegah stunting". 

Kader Posyandu, Perangkat Desa, dan Kepala-Kepala Dusun yang Menjadi Sasaran Utama Kegiatan Ini
Kader Posyandu, Perangkat Desa, dan Kepala-Kepala Dusun yang Menjadi Sasaran Utama Kegiatan Ini
Pak Alfin selaku narasumber dan Ibu Nita Deny selaku Bidan Desa juga berharap inisiasi ini dapat diterapkan oleh setiap keluarga dan berkelanjutan sehingga dapat membantu menurunkan angka stunting di Desa Sukojember. 

Mahasiswa Kelompok 223 KKN Kolaboratif Kabupaten Jember Tahun 2024 yang berasal dari Universitas Jember, Universitas dr. Soebandi, Institut Teknologi dan Sains Mandala, dan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember berharap inisiasi ini dapat menjadi salah satu langkah kecil yang berdampak besar untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun