Pendahuluan
Â
   Literasi digital merupakan sebuah konsep yang erat kaitannya dengan perkembangan media digital, terutama dampaknya terhadap konsumsi media. Topik literasi digital menjadi topik penelitian penting di berbagai bidang ilmu pengetahuan. The European Commission Joint Research Center menyatakan bahwa literasi digital merupakan hal yang esensial untuk perkembangan pembelajaran seumur hidup (lifelong learning) (Lynch, 2017).
Literasi dapat diartikan sebagai 'melek', dalam arti yang ketat mengacu pada kemampuan untuk membaca dan memahami teks (ODonahoe dan Tynana, 1998). Literasi juga dapat dipahami sebagai kemampuan untuk menghasilkan, memahami, dan menggunakan teks dalam cara yang sesuai dengan kebudayaan (membudaya). Gapski dan Gehrke menjelaskan, kompetensi media adalah kemampuan individu untuk melihat dunia secara kritis, reflektif, dan independen, serta bertanggung jawab menggunakan media sebagai sarana ekspresi kreatif (Iriantara, 2009).
   Menurut hasil survei yang dipublikasikan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, 54,68% dari total penduduk Indonesia atau 143,26 juta jiwa menggunakan Internet (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017). Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu data yang dikumpulkan APJII adalah pemanfaatan internet dalam bidang medis.
   Digitalisasi yang terjadi dalam bidang kesehatan disebut dengan Digital Health. Menurut World Health of Oganization (WHO, 2016), Digital Health adalah penggunaan teknologi digital, seluler, dan nirkabel untuk mendukung pencapaian tujuan kesehatan. Dengan adanya Digital health, maka akan mempermudah dan memberikan solusi bagi pasien, dokter, dan tenaga medis dalam menghadapi permasalahan kesehatan. Salah satu bentuk dari digital health ialah aplikasi kesehatan berbasis digital yang mampu menyediakan ruang interaksi melalui media yang telah tersedia dalam berbagai perangkat yang mampu terkoneksi dengan internet seperti komputer, laptop, dan telepon seluler.
IsiÂ
Â
   Aplikasi Halodoc merupakan salah satu bentuk dari digital heatlh. Halodoc hadir di Indonesia pada tahun 2016 yang dibuat oleh anak bangsa bernama Jonathan Sudharta dari Mhealth Tech dibawah naungan PT Media Dokter Investama dengan tujuan memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Aplikasi startup di bidang jasa layanan kesehatan ini muncul atas ide permasalahan dari kesulitan mencari obat dan konsultasi ke dokter.
   Dalam penggunaan aplikasi Halodoc yang dilakukan oleh masyarakat, masyarakat dapat memenuhi kepentingannya di bidang kesehatan. Melalui fitur yang ditampilkan, masyarakat dapat mengetahui gejala, penyebab, dan mengobati cedera atau penyakit yang dialami.
   Bagi seseorang yang jauh dengan keluarga dan memiliki riwayat penyakit kesehatan, aplikasi Halodoc merupakan solusi yang sangat tepat. Di dalam aplikasi kesehatan kita mampu berkonsultasi dengan dokter yang ahli. Kita tidak perlu datang ke apotek untuk membeli obat dari resep yang telah diberikan oleh dokter melalui hasil konsultasi.