Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Selamat Datang Kembali, Jennifer Lawrence!

9 Januari 2023   23:36 Diperbarui: 9 Januari 2023   23:37 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Datang Kembali, Jennifer Lawrence!

Tahun 2010. Saya baru saja gagal memproduseri 2 film dalam waktu berdekatan. Namun saya masih terhibur dengan hadirnya seorang aktris baru bernama Jennifer Lawrence.

Film "Winter's Bone" menjadi pendobrak karir bagi Jennifer Lawrence. Di film yang terasa dingin dan keras itu, ia menjadi gadis remaja yang harus mencari ayahnya yang buron. Di saat bersamaan, ia mesti menjadi orangtua pengganti bagi kedua adiknya. Jika kamu merasa hidupmu tak bahagia, coba lihat bagaimana Ree Dolly, karakter yang diperankan Jennifer, harus menjalani hidupnya dari hari ke hari.

Dan kita menjadi saksi seorang aktris telah lahir. Jennifer lantas dinominasikan di penghargaan paling prestisius, Academy Award. Beberapa tahun kemudian ia menjadi aktris dengan bayaran termahal di Hollywood. Dan kita lantas merasa kehilangan Jennifer selama beberapa waktu.

Mungkin karena sebagian besar dari kita pertama kalinya melihatnya berakting di film independen, maka kita merasa Jennifer terlihat lebih cocok disana. Dan dalam sebuah wawancara, Jennifer sendiri mengakui bahwa ia membuat beberapa pilihan buruk. Berada dalam sebuah agensi besar dituturkannya menjauhkannya dari kesempatan kembali membintangi film independen.

Dan syukurlah Jennifer telah kembali. Ia seperti terlahir kembali dalam film "Causeway" yang bisa kita saksikan di Apple TV. Dalam sebuah peran yang menuntutnya untuk berakting dalam diam, memperlihatkan segala macam kegusaran hanya dalam sebuah tatapan dan yang paling penting tak perlu berurusan dengan spesial efek yang kadang terasa minus emosi.

Jennifer adalah kita dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mengalami kecelakaan, harus memulai kembali hidupnya dari awal, membangun  kembali dirinya dan terpaksa pulang ke masa lalunya. Di kelas 3 SD, saya pernah mengalami komplikasi penyakit serius, mengalami koma selama 2 minggu, dirawat di rumah sakit selama 3 bulan dan setelahnya kembali belajar berjalan dan berbicara seperti balita. Tapi saya tak mengalami trauma sebagaimana yang mesti dijalani Lynsey, karakter yang diperankan Jennifer.

Trauma adalah tentang menghadapi bagian dari diri kita dan apa yang pernah kita alami dan terasa menyakitkan hingga saat ini. Trauma adalah tentang bagaimana meyakinkan diri sendiri untuk bisa kembali menjalani hidup normal setelah peristiwa dahsyat yang mungkin mengubah drastis hidup kita. Tapi sesungguhnya bagaimana cara terbaik menghadapi trauma?

Dan "Causeway" membuat kita bertemu James. Laki-laki yang juga menjadi kita dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang menanggung beban selama bertahun-tahun dan tak pernah menceritakannya kepada siapapun. Seseorang yang tampak tanpa beban namun sesungguhnya menjalani hari-hari yang berat setelah peristiwa tragis yang dialaminya.

Lynsey dan James adalah kita di kehidupan sehari-hari. Dua orang yang mengalami trauma, mencoba berdamai dengannya dan sesungguhnya gugup bahkan belum siap melakukannya. Tapi hidup memang kadang semenjengkelkan itu. Hidup sering memaksa kita beradaptasi dengan sesuatu yang tidak kita inginkan. Dan trauma adalah salah satu hal yang harus kita hadapi meski dengan terbata-bata.

Trauma memunculkan depresi seperti yang dialami Lynsey. Sesuatu yang kini banyak dibicarakan orang-orang di seluruh dunia karena semakin banyak yang mengalaminya. Tapi memang trauma, apalagi depresi, tak sesederhana bisa sembuh hanya dengan membicarakannya.

Kadang yang kita perlukan mungkin adalah sesederhana persahabatan. Sesederhana dua orang yang mengalami traumanya masing-masing, sekedar bercerita apa yang mereka alami tanpa berharap apapun dan sadar bahwa mereka bisa saling berbagi energi positif. Dan meski kadang hidup seringkali menjengkelkan, hidup juga seringkali berjalan dengan sederhana.

Melalui Lynsey, kita melihat Hollywood mencoba melahirkan kembali Jennifer. Kembali masuk ke seni peran yang terasa jujur dan karena kejujuran yang otentik itu membuat kita dengan mudah terhubung dengannya. Kita melihat diri kita sebagai Lynsey dan sosok Jennifer yang kita lihat musnah seketika. Kita hanya melihat seorang gadis yang berjuang untuk lahir kembali setelah peristiwa dahsyat yang nyaris merenggut nyawanya di Afganistan.

Saya bermimpi suatu saat di panggung sinema Indonesia, kita melihat aktor/aktris populer melahirkan dirinya kembali seperti Jennifer. Memilih peran-peran menantang dalam sebuah film kecil, jauh dari gemerlap cahaya lampu, hanya bekerja untuk totalitas seni peran. Karena pada akhirnya yang akan dikenang hingga puluhan tahun setelahnya bukan seberapa populer atau seberapa kaya kita namun tentang bagaimana karya kita akan memberi dampak bagi para penonton, tak peduli seberapa kecil pun skala film tersebut.

CAUSEWAY

Produser: Justine Ciarrocchi, Jennifer Lawrence

Sutradara: Lila Neugebauer

Penulis Skenario: Ottessa Moshfegh, Luke Goebel, Elizabeth Sanders

Pemain: Jennifer Lawrence, Brian Tyree Henry, Linda Emond

ICHWAN PERSADA

Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun