Jelajahi Dunia, Jelajahi Semangat Muda
Dalam budaya pop, The Beatles mendapat tempat terhormat. Lagu--lagunya yang sederhana dan senantiasa menyuarakan pesan damai, disukai banyak orang, dan dikenang karena tak luntur dimakan zaman. Julie Taymor mungkin termasuk salah satu pengagum The Beatles, sehingga ia mencampur dialog dengan lirik lagu dari supergrup yang dikomandoi John Lennon itu dalam karya terbarunya, "Across The Universe".
Maka I Wanna Hold Your Hand, Come Together hingga Let It Be mengalun sebagai bagian dari keluh kesah dan suasana hati karakter--karakter dalam filmnya, hingga mendapatkan momentumnya karena cerita juga mengakar pada semangat perdamaian.Â
Tiga tokoh utamanya digambarkan sebagai anak muda yang percaya bahwa perang bukanlah penyelesaian masalah yang baik. Ada Jude (Jim Sturgess) yang menempuh perjalanan jauh demi bertemu ayah yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Jude-lah yang menjadi pengantar cerita dan dituturkan secara unik di opening film, dengan lirik seperti ini: "Is there anybody want to hear my story ?
Jude kemudian bertemu  Max (Joe Anderson). Max tipikal pemberontak, adiknya seorang gadis cantik bernama Lucie (Evan Rachel Wood). Cerita Across The Universe sebenarnya biasa--biasa saja, namun Taymor mampu meramunya dengan pilihan lagu demi lagu yang tepat, koreografi yang memukau, hingga ke pencapaian artistik gila--gilaan.
Saya mencoba menyamakan film ini dengan "Opera Jawa" (Garin Nugroho, 2007) dimana Garin dengan brilian menggabungkan kisah yang sudah dikenal banyak orang dengan berbagai unsur seni yang terdiri dari tari, musik, hingga seni instalasi yang provokatif. Jujur, saya malah tidak akrab dengan cerita "Opera Jawa", namun saya mencoba menikmati filmnya sebagai pencapaian baru bagi perfilman nasional saat ini.Â
Sementara di "Across The Universe", saya merasa lebih relate dengan persoalan--persoalannya, juga dengan lagu--lagunya. Padahal saya bukan pengagum berat The Beatles, sekedar tahu lagu--lagunya. Pun saya tidak hidup di era ketika perang meletus dan semua orang berteriak keras mengutuk peperangan. Hanya saja, entah mengapa di "Across The Universe", Taymor membuat saya lebih paham esensi lagu karya Lennon dkk itu.
"Across The Universe" menyihir orang--orang seperti saya, yang memang tahu lagu--lagu The Beatles, untuk merasakan semangat pemberontakan, semangat muda yang dipunyai Jude, Max dan Lucie. Dan saya pun simpati pada mereka yang berani menjelajahi dunia demi mencari apa yang diinginkannya, seperti yang dilakukan trio ini.Â
Spirit itu saya rasakan mengalir sebagai energi positif ke diri saya sepanjang menikmati film berdurasi 133 menit ini. Jadinya memang saya tak begitu peduli pada apa yang akan terjadi pada tokohnya, karena saya dibutakan oleh (antara lain) kelihaian Taymor mengolah cerita sederhana menjadi sensasi visual menakjubkan. Bayangkan adegan deretan strawberry ditempel di dinding, masing--masing buahnya meneteskan air yang sepintas seperti darah!Â