Pagi hari ini, suasana kota Malang penuh bersemi dengan sinar matahari yang mulai berjinjit. Tatkala berangkat ke kampus, saya kedapatan rute melewati Jalan Veteran di Kota Malang. Ada satu hal pandangan yang tertuju, yakni deretan pohon peneduh yang memukau, ialah sang trembesi. Kanopi hijau yang lebar memayungi jalan, menciptakan suasana teduh dan nyaman di bawah sinar matahari pagi.Â
Pohon trembesi, yang juga dikenal sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan, merupakan salah satu pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Keberadaan pohon ini menjadi bukti nyata keindahan sekaligus manfaat ekologis yang luar biasa.
Keindahan Sang Trembesi
Trembesi, yang sering dijuluki sebagai "pohon hujan", merupakan spesies dengan keistimewaan fisik yang sulit ditandingi oleh pohon lainnya. Tajuknya yang lebar dan rindang menciptakan bayangan yang sangat luas, menjadikannya pilihan utama sebagai pohon peneduh di kawasan perkotaan yang padat. Dengan kemampuan luar biasa untuk tumbuh hingga jangkauan maksimal 30 meter, pohon trembesi dewasa menghadirkan lanskap yang dramatis sekaligus megah, memberikan kesan kokoh dan abadi. Tak hanya itu, usia pohon ini yang dapat mencapai 600 tahun, meskipun ada pendapat lain yang menyebutkan sekitar 100 tahun, menambah daya tariknya sebagai saksi bisu dari berbagai perubahan zaman yang terjadi di sekitarnya.
Namun, keunggulan trembesi tidak hanya terletak pada keindahannya. Pohon ini juga memiliki manfaat ekologis yang luar biasa. Salah satu kontribusinya yang paling mencolok adalah kemampuannya menyerap karbon dioksida (CO2) dalam jumlah yang sangat besar, yaitu hingga 28,5 juta ton per tahun. Jumlah ini jauh melampaui rata-rata pohon biasa, yang hanya mampu menyerap sekitar 1 ton CO2 selama 20 tahun masa hidupnya.Â
Selaras dengan itu, Penelitian yang dilakukan oleh Stevanus dan Sahuri (2014) menunjukkan bahwa kombinasi agroforestri antara pohon karet dan trembesi memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan kapasitas penyerapan CO2. Kemampuan ini menjadikan trembesi sebagai salah satu alat paling ampuh dalam memerangi perubahan iklim global.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Suhaemi, dkk (2014) menghasilkan bahwa pohon trembesi mampu menyerap timah hitam (Pb) yang merupakan logam berat yang dapat mengganggu kesehatan badan. Timah hitam tidak dapat terikat oleh senyawa lain sehingga saat masuk kedalam tubuh manusia timah hitam akan mengalir keseluruh badan dan memberikan kerusakan pada organ tubuh.
Lebih dari itu, pohon trembesi juga berperan dalam menciptakan iklim mikro yang lebih nyaman. Keberadaannya mampu menurunkan suhu udara di sekitarnya hingga 3-4 derajat Celcius, memberikan efek pendinginan alami yang sangat dibutuhkan, terutama di wilayah-wilayah yang terpapar panas ekstrem. Ini dibuktikan dengan mulai masifnya penanam pohon trembesi di sepanjang jalan pantura (pantai utara) jawa.
Dengan segala keistimewaan ini, trembesi bukan hanya menjadi aset ekologis yang berharga, tetapi juga simbol harmoni antara manusia dan alam, yang memberikan keindahan, kenyamanan, dan kontribusi nyata bagi kelestarian lingkungan.
Kerapuhan Sang Trembesi