Proses fermentasi teh kombucha berlangsung sekitar 6-9 hari pada suhu ruangan (26-27C). Selama fermentasi, hindari menggeser atau mengutak-atik toples dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.Â
Anda dapat membuka toples pada hari ke-7 untuk mencicipi rasa kombucha menggunakan pipet. Jika rasanya masih terlalu manis, fermentasi bisa dilanjutkan hingga hari ke-9 atau ke-12, di mana banyak orang menganggap ini adalah masa fermentasi dengan rasa terbaik. Ketika rasanya sudah sesuai selera, keluarkan SCOBY dan baby SCOBY dari toples. Tuang teh kombucha ke dalam wadah lain, tetapi sisakan sekitar 20% cairan untuk fermentasi berikutnya. Kombucha rasa original kini siap disajikan.
Manfaat Kesehatan Kombucha
Kombucha mengandung berbagai nutrisi penting, termasuk probiotik yang mendukung kesehatan usus, antioksidan yang melawan radikal bebas, vitamin B, serta asam organik seperti asam asetat dan asam glukonat yang memiliki sifat antimikroba (Gagga et al., 2019).
Di sisi lain, Kombucha dikenal sebagai minuman yang bermanfaat untuk kesehatan usus. Probiotik yang terkandung di dalamnya membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme sehat di usus, mendukung penyerapan nutrisi, dan meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Selain itu, kandungan antioksidan membantu melawan kerusakan sel akibat radikal bebas, sementara vitamin B berkontribusi pada metabolisme energi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam kombucha dapat mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu detoksifikasi, dan mengurangi peradangan. Namun, para ilmuwan juga menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami sejauh mana manfaat ini dapat dicapai dan mekanisme kerjanya secara lebih rinci (Jayabalan et al., 2014). Lebih lengkapnya bisa baca penelitian Priyono dan Dody Riswanto tentang kombuca di sini.
Meski memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, konsumsi kombucha juga menyimpan sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satu risiko utama adalah potensi kontaminasi pada kombucha buatan rumah jika proses fermentasi tidak dilakukan dengan standar kebersihan yang baik dan sesuai prosedur. Kontaminasi ini dapat menghasilkan mikroorganisme berbahaya yang membahayakan kesehatan.Â
Selain itu, kombucha yang difermentasi terlalu lama cenderung memiliki kadar asam yang sangat tinggi. Kondisi ini tidak hanya dapat merusak enamel gigi, tetapi juga berpotensi menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, terutama bagi individu dengan sensitivitas terhadap makanan asam.Â
Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memahami cara membuat dan mengonsumsi kombucha dengan bijak, serta mempertimbangkan kondisi kesehatan pribadi sebelum rutin mengonsumsinya.
Jadi, kombucha bukan sekadar minuman biasa---ia adalah perpaduan antara tradisi kuno, ilmu fermentasi, dan gaya hidup modern yang sehat. Dengan segala manfaat dan keunikannya, kombucha menawarkan pengalaman yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mendukung kesehatan tubuh.Â
Namun, seperti halnya setiap perjalanan menuju hidup sehat, keputusan ada di tangan Anda. Apakah Anda siap menjadikan kombucha bagian dari rutinitas harian Anda? Gimana, yakin nggak mau coba teh kombucha?