Mohon tunggu...
Ichwan Depok
Ichwan Depok Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pengamat segala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Lain Perang Paderi

29 Maret 2015   12:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan masyarakat sekarang ini beranggapan bahwa perang Paderi (dengan tokoh utamanya Imam Bonjol) semata-mata adalah perang antara rakyat Minangkabau melawan Belanda sebagaimana perang-perang sporadis lain yang banyak terjadi di wilayah Nusantara. Sedikit yang mengetahui bahwa gerakan Paderi ini awalnya adalah gerakan pemurnian terhadap praktek agama Islam yang dilaksanakan oleh masyarakat Minang pada saat itu. Kaum Paderi berjuang menghapus adat-istiadat Minang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Mereka memerangi bukan hanya kemaksiatan dan bid'ah yang umum tapi juga kemaksiatan dan bid'ah yang berlindung (mencari pembenaran) dalam adat-istiadat Minang.

Kebanyakan pemimpin adat Minang saat itu tentu saja memandang gerakan Paderi ini sebagai ancaman terhadap zona-nyaman yang telah mereka nikmati selama ini. Bahkan tidak sedikit ahli sejarah yang berpendapat bahwa para pemimpin adat inilah yang awalnya "mengundang" Belanda untuk menumpas kaum Paderi.

Harus diakui bahwa ada ekses negatif dari gerakan Paderi. Dalam memurnikan praktek ajaran Islam, mereka terkadang memaksakan hal-hal yang tidak esensial, seperti harus meniru cara hidup dan berpakaian orang Arab padang pasir. Banyak juga dikisahkan bahwa kaum paderi sering bertindak kaku (kolot) dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam. Hal-hal "sepele" semacam inilah yang sedikit demi sedikit menumbuhkan antipati bukan hanya dari kaum adat, tapi juga dari sebagian masyarakat umum Minang saat itu.

Seperti kita semua ketahui, Belanda akhirnya berhasil menumpas kaum Paderi dan gerakannya. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah dengan tumpasnya gerakan kaum Paderi ini gerakan pemurnian praktek ajaran Islam dalam masyarakat Minang ikut tertumpas ? Apakah gerakan pembersihan adat-istiadat Minang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam juga tertumpas ?

Masyarakat Minang tentu berbangga dengan slogan "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah" (ABS-SBK). Banyak yang beranggapan bahwa slogan tersebut memang sudah sesuai dengan kenyataan. Namun tidak sedikit pula yang menganggap bahwa antara slogan ABS-SBK ini dengan kenyataan, ibarat jauh panggang dari api.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun