Mohon tunggu...
ichwan prasetyo
ichwan prasetyo Mohon Tunggu... -

Saya jurnalis, suka membaca buku, suka mengoleksi buku, suka berkawan, tak suka pada kemunafikan. Saya memilih lebih baik hidup terasing daripada menyerah pada kemunafikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merelatifkan Seni Tradisi

12 September 2012   00:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya lalu teringkat dengan penjelasan budayawan cum sastrawan Goenawan Mohamad (GM) dalam acara Konferensi Federation of Asian Culture Promotion (FACP) ke-30 di The Sunan Hotel Solo. Dalam acara yang berlangsung 6-9 September lalu itu, GM mengatakan tradisi bagi generasi yang lebih baru sebenarnya bukan mimpi buruk. Istilah mimpi buruk untuk menyebut tradisi (seni tradisi) menurut GM sangat keterlaluan.

Seni tradisi terkait erat dengan zamannya. Dalam konteks perubahan zaman, seni tradisi akan tetap hidup, diterima, dan bahkan dijadikan sumber nilai-nilai ketika disertai kreativitas. Menurut saya, kreativitas inilah yang membikin Matah Ati yang berformat sendratari itu bisa diterima publik saat ditampilkan dalam format outdoor di Solo.

Kreativitas dalam Matah Ati inilah, menurut saya, adalah faktor utama yang mampu menarik perhatian publik dan bahkan orang awampun bisa menikmati pertunjukannya. Penonton paling awam tak perlu memedulikan apa cerita yang digambarkan dalam pertunjukan itu.

Cukup dengan menikmati sajian tarian, racikan busana dan tata panggungnya, penonton--siapa pun dia--bisa menikmati keindahan karya seni yang bisa diapresiasi tanpa teori dan kerangka berpikir tertentu. Kreativitas merelatifkan seni tradisi sehingga bisa disesuaikan dengan realitas zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun