Mohon tunggu...
ichsan vanandjung adisusanka
ichsan vanandjung adisusanka Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar Teori bukan dari sekedar Almamater dan buku-buku kritis tapi dari setiap langkah kaki ini, tulisan-tulisan dan memperkaya pengalaman tanpa melupakan Sang Kuasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Mahluk Dunia

30 Januari 2011   16:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tanamkan dalam hati kewajiban menginginkan untuk saudaramu sesama muslim yang kita inginkan untuk diri kita sendiri, sehingga seharusnya ia turut bahagia ketika melihat saudaranya mendapatkan nikmat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang dari kalian sempurna imannya sampai mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.” (Muttafaqun Alaihi).

Pasti tak akan Mudah,, ini akan selalu berlanjut karena Gusti Allah senantiasa Menyayangi,,

Top of Form

Bottom of Form

Mereka berbicara tentang kesungguhannya membuat cerita tentang dunia, yang mereka tak akan pernah ingat akan hidup setelah mati,,
Mereka berkaca, dan itupun dia,, segalanya diserahkan oleh suatu kondisi yang entah kapan bisa mendewasakan diri,, meski selalu yang diresapi hanyalah keindahan yang Tuhan ciptakan fatamorgana,, lalu mereka terdiam saling menatap setiap pasang mata yang sebenarnya sama-sama kosong, fikir penuh tanya dan khayalan.

, Tak Cukup untuk memohon, karena Kamupun tahu Tuhan lebih senang dengan sejelas-jelasnya Doa' dan sejelas-jelasnya di setiap fikir &sikapmu. karena sesuatu yang indah, kita bisa ciptakan sendiri dimulai saat ini dan untuk langkah selanjutnya.
sabda Rasulullah SAW, “Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad)
Waktu Aku terkantuk-kantuk di kelas Psikologi Klinis, dosenku bilang begini “Heii kamu, apakah kamu percaya apa yang kamu katakan itu berbeda dengan apa yang kamu katakan di 1 jam yang lalu??”
Karena dia dosen, Aku jawab “whatever!!!”. Tapi dalam hati
Ternyata itu benarnya dengan apa yang Aku fikir, Waktu sisi manisku keluar hampir total sesuatu menghentak dan sesegera menganulir fikir meski ‘rasa’ tak akan selamanya mudah mencair seperti es batu yang kusimpan digelas dimeja kerjaku. Aku tak akan terlalu teguh setelah tahu sesuatu yang merekapun bilang SALAH, tapi seseorang mengatakan BENAR. Lalu aku berusaha bertanya dengan segala ketidak mengertianku akan pola fikirnya, tapi jawabannya selalu ada dalam pertanyaanku sendiri.
Aku semakin bergejolak tak mengerti, ‘jalan setapak untuk belajar’ itu lebih rumit daripada mata kuliah statistika lanjutan. Disana ada rumus-rumus yang harus bisa Aku ciptakan sendiri.
Kalau memang kamu sedang bersedih, berarti kamu sedang intens diperhatikan Tuhan dengan keteguhan yang kamu punya saat ini tentang satu hal !!. DIA selalu tahu sebagaimana kamu bisa lalui jalan alternativ menuju Jogja-mu.
Tapi, Aku sedang ‘dingin’ dan merasakan tak sepenuhnya Aku, karena sesuatu yang marah, sesuatu yang aneh, sesuatu yang beda dan tak sepantasnya. Aku jadi berubah dan akan berubah lagi setelahnya. Mungkin Aku tak se-Domioji atau siapapun yang sudah seseorang fikirkan dan harapkan. Tapi dia-pun manusia juga bukan?? Seolah-olah Aku ini tamak akan ‘hebat’nya ke-egoisan yang manusia lain punya.
“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
Grhghhhhh,, lenggok sana-lenggok sini, centil sekali hatiku ini. Padahal Aku sedang membenci bermanja-manja dengan perasaan. Dulu memang Aku lebih suka rumput daripada pohon Jati, dia lebih teguh ditempatnya meski topan berkali-kali menghempas kasar. Dia itu tak dianggap tapi filosofinya terpakai oleh orang sebesar Fidel Castro. Sesuatu yang kuat bukan karena harus besar dan kekar !!
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Allah layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)
Saat rumput itu goyah tertunduk, terjerembab ke-tanah karena topan dia seketika memohon lagi dengan keteguhan yang dia punyai. Teman terbaiknya hanyalah dua kepal tangan yang selalu dia angkat ke-atas demi memohon diberi seperempat kekuatanNYA,
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” Amiiin ya Allah,,,,,

Top of Form

copy of my diary

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun