Tasikmalaya di juluki sebagai kota santri yang mana kehidupan disana sangatlah religious, tak terlepas dari adat sunda yang kental menjadikan kota ini terkenal dengan kota yang ramah tamah atau santun. Banyak perantau atau pendatang yang menimba ilmu di Tasikmalaya khususnya dalam dunia pondok pesantren, ulama tatar sunda yang santun dengan berjuta ilmu siap melimpahkan ilmu nya kepada panglima perang santri yang akan memberantas kebatilah dan menegakan kebenaran.
Jika anda masuk area kotaTasikmalaya tak heran lagi jika banyak ditemukan hilir mudik santri dengan ciri khas dari pakainnya, begitupun dengan kiayi yang memakai jubah atau sorban. Kehidupan religious yang bernafaskan islami sangat kental di Tasikmalaya , seperti conyohnya saja ketika menjelang sore hari terlihat robongan jamaah yang mnyerbu masjid untuk melaksanakan pengajaian, solawatan dan lantunan Al- Qur’an terdengar dimana - mana terlebih jika bulan Ramadhan .
Maka tak heran lah kota Tasikmalaya dipenuhi dari pendatang yang ingin menimba ilmu khususnya ilmu agama di pesantren. Terlepas dari itu mayoritas islam di Tasikmalaya adalah penganut NU (nahdatul ulama) namun dari mayoritas itu sendiri ada pula yang ikut dengan ormas lain seperti muhammadiyah, persis (persatuan islam) dan lain sebagainya.
Itu semua tidak menjadi permasalahan di kota santri ini, justru itu lah yang menjadi ciri keunikan dalam meyakini hal yang berbeda, warga Tasikmalaya kian santun dan menjaga toleransi yang tinggi. Pondok pesantren di Tasikmalaya pun terdapat 862 pesantren yang tentunya terdiri dari beribu kiaya sebagai staf pengajarnya. Tentu saja semakin taun perkembangan jumlah pesantren serta jumlah santri maupun kiyai sangat lah meningkat pesat, seperti lantunan lagu yang menggambarkan kota santri di Tasikmalaya yang berbunyi :
Suasana di kota santri
asyik senangkan hati
Suasana di kota santri
asyik senangkan hati
Tiap pagi dan sore hari
muda-mudi berbusana rapi
menyandang kitab suci
hilir-mudik silih berganti
pulang-pergi mengaji
Duhai Ayah Ibu
berikanlah izin daku
untuk menuntu ilmu
pergi ke rumah guru
mondok di kota santri
banyak ulama kiyai
tumpuan orang mengaji
Mengkaji ilmu agama
bermanfaat di dunia
menuju hidup bahagia
Dari syair lagu ini lah menggambarkan jelas kental nya agama di kota santri, tak sebatas dari pulau jawa yang merantau untuk mencari ilmu, dari belahan Indonesia pun banyak di Tasikmalaya, namun tak hanya menyandang tujuan menggali ilmu agama saja, kiayi dan para santri nya bagaikan sebuah teman, yang mana saling mengingatkan dan saling mengajak dalam kebaikan sungguh tak ada batas ruang dan waktu bagi kiayi dan para santri untuk berdiskusi mengenai ilmu agama, pengetahuan dan lain segainya. Seiring bergantinya zaman system pendidikan di pondok pesantren pun tak hanya bertumpu pada orintasi agama saja, melainkan adanya perubahan yang membawa keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan, tak hanya teori saja yang santri dapatkan, melainkan implementasi langsung pun mereka jalani, justru ini lah yang efektif antara teori dan praktek yang berkesinambungan yang akan melahirkan manusia bermental baja. Dapat menjalani kehidupan yang keras , penuh dengan arogansi, tentunya bermodalkan ilmu agama dan pengetahuan yang mapan.
Para santri ini seolah tak puas mendapatkan ilmu yang telah mereka serap dari ulama, seolah masih ada yang kurang untuk modal yang hidup yang sangat kejam ini, para santri ini menjajaki pesantren demi pesantren untuk terus mencuri ilmu dari guru – guru (ulama) para santri yang terus mencari ilmu ini lah yang juhud dalam mengkaji ilmu Allah agar bisa mamilah dan memilih serta berhati – hati dalam melangkah kan kaki dalam hidup mengemban tugas Ilahi. Sungguh santri sebanyak 80.093 di Tasikmalaya kelaparan akan ilmu gama maupun ilmu pengetahuan !
Salam Kota Santri !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H