Mohon tunggu...
Ichlash Damai Asia
Ichlash Damai Asia Mohon Tunggu... Architect -

http://www.ichlash.blogspot.com tentang arsitektur dan http://www.ichlashngakak.blogspot.com tentang humor

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sumiati yang Janda dan Semur Jengkol

27 April 2011   10:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan ke luar kota yang menyebalkan, tanggal sudah tua dan dikasih sangu tidak layak dari kantor. Ah…….gerutuku. Dalam marah yang terpendam ku tetap berjalan menuju kota tujuan tanpa semangat yang membara.

Iseng mampir dulu ke rumah teman seorang perempuan Jawa beranak satu yang baru seminggu ditinggal mati suaminya. Sumiati namanya, mempersilahkan aku duduk dan kami pun berbincang-bincang. Setengah jam berlalu tapi hujan lebat di luar membuatku menahan untuk pergi.

Sumiati adalah teman kampusku dan juga dulu adalah ehm…pacarku. Entahlah kenapa kita putus yang jelas obrolan kami sudah pindah di meja makan dan Sumiati mempersilahkan aku menyantap makan siang. Satu cirri khas menu special dari Sumiati pastilah ada semur jengkol. Semur jengkol yang mantap.

Sambil mengunyah makanan ku tatap wajahnya yang masih terlihat cantik. Aku tersenyum dan diapun tersenyum. Selesai makan ku berucap “Sum, dimana toiletnya mau cuci tangan nih”. Telunjuk mulusnya menunjuk arah belakang rumah, tapi dengan nakalnya aku berujar “temenin dong nanti nyasar….hehehehe”.

Ditemani Sumiati ku buka kamar mandi dan tanpa ku sangka dia berlari kecil menuju ke dalam kamar mandi juga.”Kamu mau….” Kataku, belum sempat aku teruskan perkataanku  dia sudah mengangguk. Sepersekian detik wajahnya dan wajahku saling memandang.

Tanpa basa basi lagi dia ambil batang yang sudah mengeras itu dia genggam dengan erat sepertinya dia sudah terlatih. Dia masukkan ke dalam mulutnya, dia kulum dan aku hanya tersenyum. Dia masukkan maju mundur dan sedikit berputar hingga merasakan bulu-bulu halus. Aku kembali tersenyum dan dia muntahkan cairan putih itu ke dalam wastafel kemudian dia kumur-kumur.

“Ga enakkan kalau ngobrol sama kamu masih bau jengkol”, katanya berucap. “ah boleh juga Sum, aku juga mau sikat gigi” kataku setelah melihat Sumiati begitu harum aroma mulutnya setelah menyikat gigi.

Okay Sum, trims percakapannya, makanannya plus sensasimu menyikat gigi. Aku berangkat dengan suasana lebih ceria tanpa menggerutu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun