Mohon tunggu...
Susi Susanti
Susi Susanti Mohon Tunggu... wiraswasta -

Abdulloh | Hafidzah wanna be | Name inspired by an Indonesian woman Badminton Legend -Susi Susanti- when she won Barcelona medal in 1992 | Travel and Adventure Lover | Passionate on being entrepreneur, journalist, social activist, writer | Actually always interested in many things, maybe you're one of them :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

11 alasan kenapa kamu harus menonton film “Assalamualaikum Beijing”

3 Januari 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420226053839772648

I am gonna start to move, I am gonna start to move,

Moving on, moving on, moving on

Sebelum menyukai dan menempatkan film ini dalam salah satu list teratas film Indonesia yang saya sukai sepanjang tahun 2014, saya sudah lebih dulu jatuh hati pada lagu yang menjadi soundtrack film ini sehari sebelum “Assalamualaikum Beijing” mulai ditayangkan di bioskop. Ridho Rhoma yang identik sebagai penyanyi dangdut, agaknya cukup berhasil menghapus image itu dalam lagu ini. Yang jelas, saya suka lirik lagu pada chorus dan reffnya. Walhasil, tak sadar pula saya terus-terusan menyenandungkan kata “moving on, moving on, moving on”. Coba saja tanya sahabat saya, Najmi (dia meresensi filmnya loh di link ini Review Najmi). Yaaa, mungkin, kata itu sedang mewakili isi hati saya. #tsaaah

Oke, mari moving on pada filmnya :D

Di tengah derasnya arus film-film nasional maupun internasional yang tayang belakangan ini dengan membawa nilai-nilai kebaratannya (perilaku menyukai sesama jenis, menggunakan pakaian seksi, menunjukkan adegan erotis dan romantis namun penuh syahwat), film “Assalamualaikum Beijing” (AB) hadir membawakan angin segar bagi para penikmat tayangan sehat, edukatif dan informatif. Film ini sendiri mengambil Beijing sebagai lokasi utama proses syuting selain kota-kota lain di China dan Indonesia.

Sebenarnya, menurut saya sendiri, alur cerita yang disuguhkan film ini simpel, sederhana, nggak neko-neko, nggak berbelok-belok, zigzag dsbnya #halah! Mungkin lebih asik kalau saya menjabarkan alasan kenapa saya menyukai film ini dalam bentuk poin-poin kali ya? Saya nggak berniat meresensi sih, tujuan saya membuat tulisan ini adalah untuk mengajak pembaca tulisan ini juga ikut menonton dan mendukung film-film seperti ini. Oke, so let’s move on! :D

11 alasan kenapa kamu harus menonton film “Assalamualaikum Beijing” :

1. Konten film yang diangkat dari novel best seller Mbak Asma Nadia ini sangat edukatif. Kenapa saya menggunakan kata “sangat”, karena hingga saat ini masih sedikit sekali film-film yang memiliki konten edukatif mulai dari tampilan pemain, dialog hingga scene-scenenya. Semua menunjukkan bagaimana seharusnya kita sebagai warga Indonesia yang memiliki adat ketimuran, khususnya para Muslim untuk berperilaku, bertutur dan berinteraksi dengan baik.

2. Film ini dibuat dengan semangat dakwah amah (apa pulaaa itu? :D). Mengenalkan nilai kebaikan kepada masyarakat luas. Jadi ini bagian dari dakwah (menyampaikan kebaikan #tsaaah) melalui sektor perfilman. Selama ini industri film nasional cenderung dikuasai jenis film yang merusak akidah dan moral masyarakat. (Cahyadi Takariawan)

3. Akting para pemain film yang memukau. Sebagai artis yang sudah beberapa kali memainkan peran sebagai perempuan berkerudung, akting Revalina sudah tidak diragukan lagi. Debut Morgan Oey sebagai Zhong Wen “Chung chung” pun tidak mengecewakan. Ia sukses membuat saya menyukai dan jatuh cinta pada karakternya yang bersahaja namun pembelajar sejati. Begitu pula Laudya Cynthia Bella (Sekar) dan Deddy Mahendra “Desta” (Ridwan), mereka berhasil menghidupkan suasana film ini menjadi lebih ceria dibalik kesyahduan cerita pemain utamanya. Ibnu Jamil (Dewa) sebagai tokoh antagonis juga berhasil membuat saya cukup greget melihat kelakuannya pada Asma dan istrinya. Well, meskipun dalam keseharian tokoh-tokoh utamanya belum berjilbab dan perangainya tidak sesuai dengan film, saya selalu optimis dan berdoa semoga karakter-karakter baik di film yang mereka perankan bisa menginternalisasi dalam diri mereka sedikit demi sedikit dan someday mampu mengubah mereka. Ah, begitupun Zhong Wen, love pisan eta mah... #plak! #abaikan

4. Alur maju yang dihadirkan menjadikan film ini ringan dan mudah diikuti. Dialog-dialognya sederhana, tidak rumit, tidak juga berlebihan, meskipun suasana melankolis cukup kental terasa. (Nurul Najmi)

5. Latar budaya dan historisnya kuat. Ah, saya selalu suka film yang mampu menampilkan kekuatan budaya dan historis dari lokasi syuting. Ada pengetahuan tambahan yang disuguhkan pada penonton melalui setting lokasi yang disajikan. Hal ini menjadi wajar karena film bercerita tentang pemandu tur dan jurnalis yang memang harus berkeliling mencari bahan untuk kolomnya. Lagu latar dan suara latar yang mengiringi sepanjang cerita juga diolah dengan cukup baik, menguatkan suasana dan atmosfer adegan di tiap babaknya. Cerita putri Ashima menjadi daya tarik tersendiri bagi saya dan harus saya akui, karena film ini keinginan saya kembali ke Beijing kembali membuncah.

6. Pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis (Asma Nadia) benar-benar tersampaikan dengan baik tanpa dirasa menggurui. Bahwa Islam mengajarkan untuk berinteraksi dengan luwes tanpa harus meninggalkan prinsip agama seperti tidak bersentuhan dengan bukan mahram, bahwa Islam merupakan agama yang damai dan mengajak penganutnya untuk berpikir, bahwa Islam mengajarkan penganutnya untuk berjuang, terus bergerak, bersabar dan mensyukuri setiap keadaan apapun yang dialaminya. #SoSweet

7. Film AB sangat layak untuk menanamkan pada anak dan remaja kita tentang makna cinta yang sebenarnya. Bahwa cinta adalah menjaga. Bahwa cinta tak perlu tergesa-gesa. Bahwa tetap bergerak ke arah yang baik tanpa berlarut-larut dalam sedih dan luka harus menjadi asa dalam setiap jiwa. (Dibuat poin khusus untuk pesan cinta :D). Intinya semua kalangan bisa menonton film ini.

8. Dialog-dialognya membuat hati “meleleh” :D. Banyak dialog yang bisa dijadikan quote (Bagi penggemar atau pengumpul quotes). Contohnya :


  • "…tapi kisah romantis itu ada, dan tidak perlu fisik yang sempurna untuk memiliki kisah cinta yg sempurna”,
  • “Apa kubilang. Yang penting iman. Romantis bisa nyusul belakangan!”,
  • "Jangan sandingkan nama Allah dengan kebohongan",
  • "Jika tak kau temukan cinta, biarkan cinta menemukanmu",
  • "Cinta memang rahmat Allah yang paling besar bagi manusia, ketika kita mau merasakannya dia menjadi energi hidup yang luar biasa".


9. Soundtracknya easy listening dan nyemangatin untuk #MovingOn :D

10. Sebuah proyek kebaikan harus terus disuarakan dan dipromosikan agar kebaikannya menyentuh lebih banyak orang. (Asma Nadia)

11.Jika film dakwah tidak ada yg mau memproduksi, maka yang menguasai perfilman nasional semuanya yang berpotensi merusak akidah dan moral masyarakat. Saat diajak nonton ke bioskop banyak yang menyatakan akan nonton filmnya di rumah saja. Padahal ukuran laku tidaknya film itu ya bioskop. (Cahyadi Takariawan)

Sekian rangkuman alasan kenapa saya mengajak teman-teman untuk menonton film ini. Ada beberapa poin yang hampir sama sih, tapi ada penekanan yang sedikit berbeda (beda penyampaian atau katanya mungkin :D)

Terimakasih untuk Assalamualaikum Beijing, karena opini ini, akhirnya saya berhasil juga membuat postingan di akun kompasiana :D

Semoga bermanfaat :)

“Tak ada cara lain, keburukan yang terorganisir hanya mampu dikalahkan dengan kebaikan yang terorganisir.” (Asma Nadia)

@ichigoichiyo

Source: http://ichigoichiyo.tumblr.com/post/106921982780/11-alasan-kenapa-kamu-harus-menonton-film

1.27pm

Bogor, 3 Januari 2015

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun