Mohon tunggu...
Susi Susanti
Susi Susanti Mohon Tunggu... wiraswasta -

Abdulloh | Hafidzah wanna be | Name inspired by an Indonesian woman Badminton Legend -Susi Susanti- when she won Barcelona medal in 1992 | Travel and Adventure Lover | Passionate on being entrepreneur, journalist, social activist, writer | Actually always interested in many things, maybe you're one of them :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

11 alasan kenapa kamu harus menonton film “Assalamualaikum Beijing”

3 Januari 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420226053839772648

4. Alur maju yang dihadirkan menjadikan film ini ringan dan mudah diikuti. Dialog-dialognya sederhana, tidak rumit, tidak juga berlebihan, meskipun suasana melankolis cukup kental terasa. (Nurul Najmi)

5. Latar budaya dan historisnya kuat. Ah, saya selalu suka film yang mampu menampilkan kekuatan budaya dan historis dari lokasi syuting. Ada pengetahuan tambahan yang disuguhkan pada penonton melalui setting lokasi yang disajikan. Hal ini menjadi wajar karena film bercerita tentang pemandu tur dan jurnalis yang memang harus berkeliling mencari bahan untuk kolomnya. Lagu latar dan suara latar yang mengiringi sepanjang cerita juga diolah dengan cukup baik, menguatkan suasana dan atmosfer adegan di tiap babaknya. Cerita putri Ashima menjadi daya tarik tersendiri bagi saya dan harus saya akui, karena film ini keinginan saya kembali ke Beijing kembali membuncah.

6. Pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis (Asma Nadia) benar-benar tersampaikan dengan baik tanpa dirasa menggurui. Bahwa Islam mengajarkan untuk berinteraksi dengan luwes tanpa harus meninggalkan prinsip agama seperti tidak bersentuhan dengan bukan mahram, bahwa Islam merupakan agama yang damai dan mengajak penganutnya untuk berpikir, bahwa Islam mengajarkan penganutnya untuk berjuang, terus bergerak, bersabar dan mensyukuri setiap keadaan apapun yang dialaminya. #SoSweet

7. Film AB sangat layak untuk menanamkan pada anak dan remaja kita tentang makna cinta yang sebenarnya. Bahwa cinta adalah menjaga. Bahwa cinta tak perlu tergesa-gesa. Bahwa tetap bergerak ke arah yang baik tanpa berlarut-larut dalam sedih dan luka harus menjadi asa dalam setiap jiwa. (Dibuat poin khusus untuk pesan cinta :D). Intinya semua kalangan bisa menonton film ini.

8. Dialog-dialognya membuat hati “meleleh” :D. Banyak dialog yang bisa dijadikan quote (Bagi penggemar atau pengumpul quotes). Contohnya :


  • "…tapi kisah romantis itu ada, dan tidak perlu fisik yang sempurna untuk memiliki kisah cinta yg sempurna”,
  • “Apa kubilang. Yang penting iman. Romantis bisa nyusul belakangan!”,
  • "Jangan sandingkan nama Allah dengan kebohongan",
  • "Jika tak kau temukan cinta, biarkan cinta menemukanmu",
  • "Cinta memang rahmat Allah yang paling besar bagi manusia, ketika kita mau merasakannya dia menjadi energi hidup yang luar biasa".


9. Soundtracknya easy listening dan nyemangatin untuk #MovingOn :D

10. Sebuah proyek kebaikan harus terus disuarakan dan dipromosikan agar kebaikannya menyentuh lebih banyak orang. (Asma Nadia)

11.Jika film dakwah tidak ada yg mau memproduksi, maka yang menguasai perfilman nasional semuanya yang berpotensi merusak akidah dan moral masyarakat. Saat diajak nonton ke bioskop banyak yang menyatakan akan nonton filmnya di rumah saja. Padahal ukuran laku tidaknya film itu ya bioskop. (Cahyadi Takariawan)

Sekian rangkuman alasan kenapa saya mengajak teman-teman untuk menonton film ini. Ada beberapa poin yang hampir sama sih, tapi ada penekanan yang sedikit berbeda (beda penyampaian atau katanya mungkin :D)

Terimakasih untuk Assalamualaikum Beijing, karena opini ini, akhirnya saya berhasil juga membuat postingan di akun kompasiana :D

Semoga bermanfaat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun