Secara tidak langsung target tong sampah (si anak pertama), dan target disalahkan si (anak kedua dan ayahnya), di doktrinisasi supaya saling berlawanan, tidak akur dan bermusuhan, dan penuh drama adu domba
Ketika wajah kehancuran sudah selesai akan kembali ke fase wajah wajar, lalu perlahan lahan jauh meningkat ke fase wajah bahagia
Drama siÂ
Wajah Bahagia, euforia tanpa batas wajar, nafsu berlebihan, bercinta dengan satu laki laki ke laki laki lainnya tanpa hitungan sadar, kalau kami anak anak memiliki ayah ayahan tiri kesatu kedua, yah sudah paham lah, tetapi si yang paling tidak beruntung adalah si anak ketiga, karena dia melihat secara langsung hubungan intim si ibu dengan laki laki yang bukan suaminya, bahkan si anak ketiga kecanduan untuk menonton mengintip adegan bercinta live antara ibu dan pasangan pasangannya.
Tak heran si anak ketiga sering muntah dan jijik melihat nafsu kedagingan dan kegilaan Ibunya
Baik anak pertama kedua dan ketiga sangat terdampak terutama mental akibat cawan kotor yang ditumpahkan dari si ibu wanita seribu wajah,
 drama berulang tidak berkesudahan dan terus berlanjut
Tentang Sejarah masa lalu si perempuan seribu wajah
Semasa kecil bisa di bilang hidup sangat layak berkecukupan dan mapan
Bagaimana tidak, rumah tinggal di bilangan Menteng, daerah ring satu yang banyak di huni pejabat dan orang orang ternama
Penggambaran Ayahnya (opa atau kakek)Â
adalah seseorang yang hebat di masa orde baru, Goodfather adalah julukan yang pas, mobil mewah, setelan jas safari, pistol kaliber di laci mobil, wanita wanita kanan kiri, Â sesaat untuk memenuhi hawa nafsu, dan istri simpanan, satu hal pengikutnya cukup banyak, seperti pemimpin yakuza yang dominan dan diktator, tapi sangat mengayomi sebagai ayah dan sangat bertanggungjawab, di akhir hayat, banyak sekali pengikutnya yang melayat, juga ada istri kedua yang hanya bisa menangis di luar, tak diperkenankan untuk melihat jenazahnya
Penggambaran Ibunya (Oma atau Nenek)Â