Nama saya Icha Yohana umur saya 17 tahun dan sekarang saya menempuh pendidikan S1 di STIAMAK Barunawati Surabaya. Sebelum saya masuk di STIAMAK ada perjalanan panjang yang saya lalui untuk menuju ke dunia perkuliahan.
Cerita ini berawal dari kelas 3 SMA saat itu ada acara EXPO CAMPUS yang diselenggarakan setiap tahun di sekolahan saya, yang datang perwakilan dari beberapa PTN di Indonesia seperti UB, UNAIR, UNDIP, UGM, UI, UNS, UNY dan masih banyak lagi dan di PTN terebutdan diwakilkan oleh kakak kelas saya dari SMA yang sudah lulus dan kuliah di PTN tersebut. Melihat mereka bisa membawa alamamater yang diimpikan banyak orang, disitu saya termotivasi untuk bisa seperti mereka. Singkatnya setelah acara itu selesai saya tau PTN mana yang saya inginkan, dana saya berfikir bagaimana caranya agar bisa masuk di PTN tersebut. Sebelum masuk PTN banyak hal-hal yang harus saya dan teman-teman saya lalui dan persiapkan yaitu seleksi masuk PTN mulai dari nilai rapot ataupun tes ujian mandiri dengan mengikuti bimbel di sekoalah maupun bimbel di luar sekolah, tetapi saya hanya ikut bimbel di sekolah dan bimbel online di beberapa aplikasi.
Pada bulan Januari 2019 adalah pemeringkatan sekolah yang dilakukan untuk masuk pergururan tinggi yang bisa disebut SNMPTN, disitu saya tidak masuk pemeringkatan dari siswa jurusan saya, sedih memang tapi masih banyak jalur yang bisa saya lewati selanjutnya. Bersamaan dengan SNMPTN ada pembukaan untuk SNMPN yaitu khusus untuk POLITEKNIK NEGERI melalui jalur rapot, tidak pikir panjang saya langsung mendaftar di 2 POLITEKNIK dengan 3 prodi yang saya pilih. Semntara menunggu pengumuman dari SNMPN saya dan teman-teman saya yang tidak masuk pemeringkatan melakukan persiapan untuk SBMPTN dan SBMPN, saat itu jadwal SBMPN lebih dahulu keluar dari jadwal SBMPTN jadi saya mempersiapkan SBMPN terlebih dahulu, disitu saya memilih 3 pada 1 POLITEKNIK. Sembari menunggu pengumuman SBMPN saya memepersiapkan untuk ikut SBMPTN, berbarengan dengan adanya covid maka UTBK dibagi menjadi 2 gelombang dan saya masuk gelombang pertama, saat itu tempat UTBK yang saya masukkan dalam form adalah ITS tetapi saya ditempatkan di PENS.Â
Saya memilih 3 prodi pada 2 universitas. Persiapan UTBK yang saya lakukan yaitu dengan ikut TO online di beberapa aplikasi dan mempelajari beberapa soal dari Youtube, kebetulan pada UTBK kali itu hanya ada soal TPS yang keluar. Sebelum berangkat ke Surabaya kita semua peserta UTBK diwajibkan untuk Rapid Test, kemudian tibalah hari dimana saya melaksanakan UTBK dari awal mulai sampai selesai semua berjalan lancar.
Lalu tibalah hari pengumuman SBMPN tetapi saya gagal, sedih pasti saya rasakan dan saya berharap saya akan diterima di SBMPTN. Tidak lama setelah pengumuman SBMPN tiba waktunya pengumuman SBMPTN tetapi takdir berkata lain saya gagal untuk ketiga kalinya, disitu saya tidak menyerah saya mencari informasi mengenai jalur masuk beberapa PTN yang masih dibuka, setelah saya menemukan saya langsung mendaftar di web PTN tersebut ada 2 PTN yang saya ikuti.Â
Segera saya registrasi untuk memilih prodi yang ada di PTN tersebut. Singkat cerita pengumuman PTN A sduah keluar dan saya gagal lagi, tidak lama setelahnya keluarlah penguuman pada PTN B dan hasilanya TIDAK LOLOS untuk kesekian kalinya.Â
Saya tidak sendiri melainkan saya mempunyai teman yang sama nasibnya dengan saya yaitu sama-sama tidak lolos di PTN yang kita inginkan, tidak lama setelahnya ia menawarkan untuk kuliah di STIAMAK, pada awalnya saya tidak mengetahui STIAMAK itu dimana, bagaimana profilnya, dan apa saja prodinya, disitulah saya mulai mencari tahu tentang profil STIAMAK dan cukup menarik perhatian saya karena prodi di STIAMAK sendiri menjadi hal baru untuk saya pelajari nantinya. Lalu saya dan teman saya memutuskan untuk berkuliah di STIAMAK dengan memilih prodi yang sama yaitu Administrasi Kepelabuhan.
Kalau berbicara mengenai motivasi saya berkuliah di STIAMAK sendiri bisa disangkutnkan dengan teori dari Abraham Maslow dalam Teori Hieraraki salah satunya yaitu kebutuhan aktualisasi diri, kenapa karena saya mempunyai ambisi untuk bisa kuliah dan hal itu terjadi karena dari cerita sebelumnya saya banyak gagal di PTN yang saya inginkan, kenapa STIAMAK karena ada harapan dan tujuan saya disana, saya masuk di STIAMAK juga bukan kebetulan melainkan takdir yang memang sudah digariskan untuk saya, selain motivasi dari Abraham Maslow ada juga motivasi dari MC Clelland yaitu kebutuhan prestasi yang menggerakkan saya untuk mau berjuang sampai sekarang, dalam teori ini menjelaskan bahwa terdapat tanggung jawab yang harus dibawa oleh individu, sebagai manusia saya haruslah mempunyai tanggung jawab pada diri saya sendiri dan apa yang saya lakukan, saya juga mempunyai tujuan untuk masa depan saya nantinya dan sebelum memutuskan hal yang akan saya lakukan atau bisa dibilang melakukan apa tujuan saya, saya juga harus mengetahui apa resiko yang akan saya tanggung pada perjalannan menuju tujuan yang saya inginkan dan juga saya ingin mengembangan pemikiran yang kreatif dan inovatif untuk apa yang saya tuju nantinya, semoga..
Pesan dari saya jangan putus asa untuk apa yang kalian usahakan, kalaupun tidak berjalan seperti ekspektasi bukan berarti kalian gagal untuk tujuan kalian akan ada jalan lain untuk menuju apa yang kalian impikan, percayalah akan ada badai setelah hujan. Tetaplah berusaha dan iringilah dengan do`a.
Itulah cerita perjalanan saya dari awal hingga sekarang ini yang sedang saya jalani, terima kasih seudah meluangkan waktu untuk membaca cerita saya semoga bisa menginspirasi untuk kalian.
"Apa yang sedang terjadi hari ini bukanlah sebuah kebetulan melainkan sebuah takdir".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H