Mohon tunggu...
Kkyocha
Kkyocha Mohon Tunggu... Akuntan - Be my self

Hidup adalah pilihan, Hidup adalah Perjalanan, Hidup adalah Perjuangan. Nikmatilah dan syukuri setiap detiknya karena pada hakikatnya setiap manusia yang hidup layak untuk Berbahagia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gerbang perbatasan Indonesia - Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat meski hidup bersebrangan namun Pembangunan dan kesejahteraan yang sangat berbeda

29 Januari 2016   01:14 Diperbarui: 30 Januari 2016   01:19 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih dipulau kalimantan hari ini saat terbangun rasanya bener2 gak sabar buat jalan menuju entikong dan rasain sensasi mobil Datsun dengan lintas laju yang spektakuler, langsung aja gue bergegas untuk rapih2 dan sarapan setelah itu kita packing lalu check out dari hotel Honglong, kegiatan pertama yang dilakukan sebelum para risers melaju adalah pemanasan jadi seperti sebelumnya kita melakukan pemanasan kecil untuk merenggangkan otot2 tak lupa juga kita selalu berdoa sebelum memulai perjalanan agar diberikan kesehatan dan keselamatan selama perjalanan, amin.

Perjalanan dimulai, RC ( Road Captain ) sudah mengambil posisi paling depan disusul para risers dan crew. Kita semua melaju dengan kecepatan sedang tetap saling berkomunikasi dengan baik, yah..sesekali bercanda melalui radio pemancar atau bisa di bilang HT yang ada didalam mobil, kadang juga bermain tebak2an jadi meskipun kita masing2 berada didalam mobil yang berbeda namun sangat terasa kebersamaan nya karena saling berkomunikasi, sharing, dan bercanda dengan penuh ke akraban.

Pemandangan pun terdapat hamparan sawah yang hijau, perkebunan atau hutan yang lebat, bukit tinggi yang indah dipandang mata, tak luput dari ingatan gue yang melekat adalah awan dan langit yang sangat cantik, ini merupakan pemandangan yang paling gue sukai di kalimantan, jadi meski pun menempuh perjalanan yang jauh gak akan terasa kalau yang dilihat keindahan alam seperti ini. Tak henti2 nya gue bersyukur merasakan kebesaran Tuhan YME telah menciptakan alam smesta yang sangat indah, membentang luas, dan sangat beragam.

Setelah menempuh jarak kurang lebih 3 jam, para risers dan crew akhirnya sampai di daerah Entikong yang apabila kita melihat suasana nya sangat gresang dan panas karena masih dalam tahap pembangunan, terlihat beberapa alat berat disana. Tiba memasuki didepan area perbatasan terdapat TNI memblok jalanan memeriksa orang yang akan masuk ke area perbatasan, para risers mulai memasuki area ternyata disana banyak mobil2 seperti rongsokan yang sedang diparkirkan terlihat usang dan berdebu. Para risers mulai mencari posisi parkir karena di informasikan untuk risers dan tim harus berjalan kaki berhubung ini adalah perbatasan banyak lalu lalang mobil keluar masuk dari Indonesia ke Malaysia begitu juga sebaliknya.

Saat turun dari mobil hal pertama yang terucap adalah kata "Panas", memang panas dan gersang sekali di perbatasan ini. Kita mulai berjalan menuju zona netral yaitu dimana bagian wilayah bukan milik Indonesia dan juga bukan milik Malaysia, konon pula di zona netral ini hukum di ke 2 negara tersebut tidak berlaku. Agak sedikit ngeri juga sih kalau tiba2 tertembak atau terbunuh disana hukum tidak berlaku, halahh...imajinasi gue mulai berkembang! Hahaha. Setelah melewati ke Imigrasian Indonesia kami memasuki zona netral dan berjalan menuju gerbang memasuki wilayah Malaysia, kita semua gak menyia2kan kesempatan langsung aja berfoto dan mengabadikan moment tersebut. Ada sesi foto dan video seperti kemarin untuk dokumentasi, selesai bernarsis ria kita mulai berkumpul di zona netral untuk bertemu dengan salah satu porter di daerah tersebut yang bernama Pak Minggu, beliau merupakan kepala dusun sekitar yang menjelaskan tentang perbatasan Indo - Malay di Entikong.

Mulai lah Pak Minggu bercerita menjelaskan tentang perbatasan Indo - Malay di Entikong ini, beliau berkata jika masyarakat sekitar banyak yang bekerja dimalaysia mengapa bekerja dimalaysia karena perbedaan upah yang di dapat sangat jauh sekali dari yang mereka dapat di indonesia, perbandingan nya adalah di indonesia mereka mendapat upah 50 ribu namu jika mereka bekerja di malaysia mereka bisa mendapat 100 - 130 ribu mendengar penjelasan Pak Minggu tersebut membuat kita semua miris mendengarnya. Mereka tinggal di indonesia warga negara indonesia akan tetapi lebih makmur dan mendapatkan upah yang layak di negri lain, ada beberapa pertanyaan yang terlontar dari risers maupun crew kepada Pak Minggu. Mata uang apa yang dipakai disini ? Perbedaan antara indo dan malay menurut beliau ? dengan suara santai beliau menjawab, mata uang yang dipakai di daerah sini campur2 ada yang memakai rupiah, ringgit, ada juga dolar singapur. Perbedaan indo dan malay sangat terlihat dari segi fasilitas nya contoh jika ke rumah sakit di indonesia kita sakit pelayanannya terkesan sangat lamban akan tetapi jika kita berobat dimalaysia baru sampai depan menuju masuk ke dalam rumah sakit, petugas rumah sakit sudah siap siaga menyiapkan tempat tidur tandu dan segera mengambil tindakan. Dari fasilitas sekolah pun sangat jauh dengan indonesia sayangnya warga sekitar perbatasan hanya boleh bekerja dan berobat tidak diperbolehkan untuk bersekolah di malaysia sekitar daerah perbatasan tersebut.

Ada lontaran pertanyaan ke Pak Minggu, apabila disuruh memilih antara menetap di indonesia dan malaysia beliau lebih memilih tinggal di indo atau malay ? Dengan sedikit tersenyum beliau pun menjawab jika harus memilih dengan melihat keadaan yang ada beliau lebih memilih tinggal di malaysia, namun beliau bilang karena dari nenek buyut semua berasal dari indonesia beliau tetap lebih ingin tinggal di indonesia. Jiwa nasionalisme beliau pun masih tinggi, mendengar pernyataan beliau yang mungkin merupakan ungkapan umum dari warga sekitar memang sangat memilukan, negeri yang memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia yang sangat besar tetapi sangat jauh dari kata sejahtera dan makmur masyarataknya, penyebaran ekonomi yang tidak merata juga merupakan penyebab hal tersebut terjadi. Namun sebagai warga masyarakat yang baik, kita semua harus mendukung program2 pemerintah yang akan membangun dan memajukan seluruh rakyat Indonesia...Hidup pembangunan! Hidup pembangunan! Hehehe.

Selesainya mendengar penjelasan Pak Minggu kita semua berjalan menuju pasar tradisional untuk makan siang bersama, ditengah makan siang kita pun berbincang tentang mobil dan aksesorisnya. Gak terasa waktu cepat berlalu kita udah di instruksikan untuk berangkat lalu singgah dipasar dekat sini, para riser siap pada posisi masing2. Hanya menempuh perjalanan kurang lebih 5 menit tibalah kita semua di sebuah pasar tradisional, karena ini perbatasan indo - malay gak ada salahnya belanja buah tangan buatan malaysia eetttss...bukan gak cinta produk2 indonesia ya cuma gpplah sesekali ini hehehe, gue langsung berburu pastinya milo, oats durian, dan teh tarik dari malaysia yang gue emang suka itu semua tambahan nya beli semacam bolu gitu. Udah itu aja buah tangannya, sebelum pulang sih pengennya belanja buah tangan khas pontianak yang pengen banget gue beli sari lidah buaya itu enak rasanya yahh..macem nata de coco! Semoga aja besok ada waktu buat belanja lagi deh.

Setelah para risers dan crew selesai berbelanja kita semua kembali ke mobil dan siap pada posisi masing2 untuk melanjutkan perjalanan kembali ke pontianak. Perjalanan berlangsung kita semua memotong jalan ke bukit, tracknya bukan main manttaappppp...! Jalan rusak parah berdebu, namun jangan takut jangan sedih Datsun masih lincah dan bandel untuk melewatu jalur tersebut. Agak sedikit berguncang jalur perjalanan hari ini namum para risers semakin bersemangat merasakan sensasi dari mobil Datsun Go + ini, di jalur yang lurus melaju sangat kencang, di jalur tikungan tajam pun akselerasinya bagus, di jalur tanjakan maupun turunan gas terus, di jalur yang agak berlumpur, berbatuan, bahkan tergenang air pun sama sekali bukan halangan yang berarti ketika berkendara dengan mobil Datsun Go +.

Hujan pun turun dengan lebat kondisi jalan yang berlumpur dan berbatuan krikil sangat tidak bersahabat namu para risers tetap melajukan mobil dengan lincah, selain itu yang terpenting bensin tetap irit sangat irit bukan main sudah lincah, bandel, pendinginan stabil, bensin pun sangat irit benar2 pengalaman yang sangat menyenangkan berkendara dengan Datsun mobil yang sangat bersahabat dengan kita semua. Disepanjang perjalanan yang terlihat hanya mobil para risers dan crew yang merupakan mobil kecil yang dapat melintas, ditemukan beberapa mobil besar seperti truck atau tronton ada yang terbalik ada pula yang rusak tapi Datsun mobil kecil yang lincah tetap melaju dengan para risers dan crew yang sangat bersemangat menikmati perjalanan Datsun Risers Expedition Etape 3 di pulau kalimantan. Setelah melewati jalan rusak kurang lebih ditempuh dengan waktu 45 menit kita semua bertemu dengan jalan yang bagus kembali Alhamdulillah...! Beberapa saat setelah kita melintas tiba kita di jembatan Kapuas Tayan Bridge, jembatan yang akan diresmikan ini merupakan tranding topik perbincangan masyarakat kalimantan.

Saat turun dari mobil langit pun mulai gelap, namun keindahan awan dan langit nya tak kunjung pudar juga. Disini kita singgah untuk foto bersama untuk dijadikan dokumentasi, setelah foto kita semua mulai menempati posisi masing2 dan tak lama kemudian hujan lebat pun mengguyur jalan, langit semakin gelap karena malam pun akan tiba di selingi cahaya kilat yang seperti membelah langit. Kita semua tetap melaju dengan kecepatan sedang, saling beriringan, berkomunikasi untuk saling memberi tahu keadaan yang berada didepan atau belakang para risers secara estafet dengan radio pemancar atau HT.

Sekitar pukul 22.15 para risers dan crew tiba di Gardenia Resort and Spa dengan keadaan lelah, letih, lesu, lunglai, dan lapaarr pastinya seharian full kita berkendara. Makan malam telah menanti, dan siap menyantap makan malam sepertinya juga acara malam ini dibatalkan karena faktor kelelahan namun di selingan makan malam kita para risers di instruksikan satu tim untuk memberi 15 foto selama perjalanan. Setelah itu semua kembali ke kamar masing2 tidak lupa para risers menulis kegiatan hari ini dan istirahat untuk tidur agar besok bangun dengan fit unt melanjutkan aktifitas berikutnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun